Jumlah kasus penyakit empedu pada anak semakin meningkat. Gangguan pencernaan ini dapat diakibatkan oleh pola makan yang buruk dan obesitas yang anak alami. Namun, bisa pula terjadi karena konsumsi bahan kimia atau obat-obatan tertentu. Mari kenali gejala, penyebab, dan cara mengatasinya melalui artikel berikut.
Apa saja jenis penyakit empedu pada anak?
Gangguan empedu biasanya jarang terjadi pada anak. Meski begitu, seiring bertambahnya waktu, kasusnya semakin marak terjadi.
Hal ini mungkin disebabkan oleh perubahan pola hidup di masyarakat yang tidak sehat.
Sakit empedu pada anak dapat terjadi sejak masih bayi atau ketika usianya sudah cukup besar. Berikut beberapa jenis penyakit akibat gangguan empedu yang bisa terjadi pada anak.
1. Batu empedu
Melansir situs Riley Children’s Health, penyakit pada kantong empedu ditandai dengan adanya sumbatan pada saluran empedu.
Kondisi ini menyebabkan cairan empedu tidak dapat dialirkan dari hati menuju ke usus halus (usus 12 jari).
Sumbatan ini paling sering disebabkan oleh adanya “batu” yang terdapat pada kantung empedu atau saluran empedu.
Batu empedu yang dimaksud bukanlah batu yang berasal dari luar tubuh, melainkan terbentuk dari penumpukan zat-zat tertentu seperti senyawa bilirubin atau lemak yang kemudian mengeras.
2. Kolesistitis akut
Penyakit empedu anak juga bisa berupa peradangan pada empedu atau kolesistitis yang terjadi secara tiba-tiba (akut).
Dibandingkan dengan jenis peradangan lainnya, acute acalculous cholecystitis (AAC) merupakan yang paling sering terjadi pada anak.
Kondisi ini terjadi bila cairan empedu tidak tersalurkan ke usus sehingga menyebabkan penumpukan cairan dan memicu peradangan pada empedu.
Kolesistitis dapat terjadi meskipun anak tidak memiliki batu empedu. Pada anak, kondisi ini cenderung lebih jarang terjadi.
Namun, hal ini bisa menyebabkan anak mengalami masalah kesehatan serius yang membutuhkan perawatan secara intensif di rumah sakit.
3. Atresia bilier
Atresia bilier adalah penyakit empedu pada bayi yang merupakan penyakit bawaan lahir. Di antara gangguan empedu pada anak lainnya, ini merupakan penyakit yang paling jarang terjadi.
Melansir situs Stanford Children’s Health, kondisi ini biasanya diketahui sekitar 2—4 minggu setelah bayi dilahirkan.
Namun, tidak menutup kemungkinan gejalanya sudah bisa dideteksi sejak bayi masih dalam kandungan.
Ini merupakan kelainan langka pada hati yang menyebabkan empedu tidak mampu mengalirkan cairannya menuju usus.
Biasanya atresia bilier terjadi karena adanya jaringan parut atau kerusakan pada empedu. Akibat cairan empedu yang tidak dialirkan, kemudian menumpuk di hati sehingga menyebabkan hati menjadi rusak.
Bila tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan kematian pada bayi.
Apa gejala gangguan empedu pada anak?
Sakit empedu pada anak mungkin menunjukkan tanda yang berbeda tergantung jenisnya, tetapi secara umum akan menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut.
- Jaundice (kulit dan bola mata berwarna kekuningan).
- Area perut (abdomen) bengkak.
- Sakit perut bagian kanan atas terutama setelah makan.
- Demam.
- Kotoran berminyak, berbau menusuk, dan berwarna pucat.
- Urine berwarna gelap.
- Mual dan muntah.
- Pankreas membesar.
- Berat badan anak tidak naik.
- Tumbuh kembang anak terhambat.
Bila mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas, segeralah periksakan anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan segera.
Apa penyebab penyakit empedu pada anak?
Secara garis besar, gangguan empedu pada anak disebabkan oleh cairan empedu yang tidak berhasil disalurkan ke usus halus.
Melansir situs Healthy Children, kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut.
- Penumpukan lemak sehingga menyebabkan batu empedu. Kondisi ini dapat terjadi pada anak obesitas atau memiliki berat badan berlebih.
- Anak mengalami penyakit kelainan pada darah, seperti anemia sel sabit, sferositosis herediter, dan beta-thalassemia.
- Anak mengalami penyakit akibat kelainan genetis seperti penyakit Crohn dan cerebral palsy.
- Konsumsi bahan-bahan kimia berbahaya, racun, dan obat-obatan tertentu.
Pada kasus atresia bilier, penyebabnya belum dapat diketahui secara pasti. Meskipun merupakan penyakit bawaan lahir, kondisi ini bukan penyakit keturunan.
Beberapa penyebab yang dicurigai seperti:
- infeksi bakteri atau virus,
- masalah sistem kekebalan tubuh,
- mutasi genetik, dan
- terkena racun.
Kapan harus ke dokter?
Jika anak Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas, segera lakukan konsultasi kepada dokter atau tenaga medis. Dokter akan melakukan pemeriksaan medis, termasuk pemeriksaan fisik dan mungkin tes diagnostik tambahan, untuk menentukan penyebab gejala dan meresepkan perawatan yang sesuai.
Bagaimana mendeteksi adanya penyakit empedu pada anak?
Bila mengalami gejala-gejala sakit empedu, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan pada anak, seperti berikut ini.
1. Pemeriksaan darah
Tes ini berguna untuk mengetahui kadar bilirubin darah. Anak yang kulit dan bola matanya menguning biasanya memiliki kadar bilirubin yang tinggi.
Hal ini menandakan adanya penumpukan senyawa bilirubin pada hati atau empedu.
2. Studi fraksi ejeksi kandung empedu
Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan teknologi nuklir. Caranya dengan menyuntikkan semacam zat pendeteksi ke dalam aliran darah anak melalui lengan.
Kemudian alat berupa kamera khusus akan memantau pergerakan zat pendeteksi tersebut di dalam tubuh anak.
Dari kamera tersebut dapat diketahui apakah kantong empedu bekerja dengan baik ataukah terjadi hambatan pada aliran cairan dari empedu ke usus.
Pemeriksaan ini disebut juga dengan nama hepatobiliary iminodiacetic acid (HIDA) scan.
3. CT scan atau USG
Untuk mendeteksi penyakit empedu pada anak, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan gambaran dalam perut dengan cara computed tomography (CT scan) dan ultrasonografi. (USG).
Bagaimana cara mengatasi penyakit empedu pada anak?
Setelah mengetahui gangguan yang menyebabkan sakit empedu pada anak, dokter akan melakukan sejumlah upaya penanganan antara lain sebagai berikut.
1. Memantau kondisi anak
Bila si Kecil memiliki batu ginjal, dokter perlu memantau kondisinya secara rutin melalui pemeriksaan USG. Sampaikan pada dokter bila anak mengalami gejala-gejala tertentu.
2. Memperbaiki pola makan anak
Melansir American Academy of Pediatrics, makanan yang berlemak atau berminyak dapat memperparah sakit pada empedu anak.
Oleh sebab itu, hindarilah memberikan jenis makanan tersebut dan pastikan pola makan anak sehat.
3. Operasi pembedahan
Hingga saat ini belum ada obat-obatan yang benar-benar ampuh mengobati penyakit empedu pada anak.
Tindakan yang paling efektif adalah dengan melakukan operasi empedu untuk mengatasi penyumbatan yang terjadi.
Ingatlah bahwa setiap kasus penyakit empedu pada anak dapat berbeda, dan langkah-langkah yang paling efektif bisa bervariasi tergantung pada kondisi masing-masing anak.
Selalu berkonsultasi kepada dokter untuk panduan perawatan dan pengobatan yang tepat pada anak.
[embed-health-tool-vaccination-tool]