Malnutrisi bisa memberi dampak buruk bagi kesehatan anak. Oleh karena itu, orangtua sebisa mungkin perlu berupaya mencegah kondisi ini dengan mengenali berbagai penyebabnya, termasuk penyakit yang dapat menjadi penyebab malnutrisi. Apa saja itu?
Apa penyebab malnutrisi pada anak?
Malnutrisi sering dipahami sebagai kekurangan gizi. Padahal, malnutrisi bukan hanya soal gizi yang kurang.
Faktanya, malnutrisi merupakan ketidakseimbangan gizi dalam tubuh. Artinya, malnutrisi bisa berarti kekurangan atau kelebihan gizi.
Pada anak, kekurangan gizi bisa terjadi akibat kurangnya asupan energi, protein, atau mineral dan vitamin untuk anak.
Ini sering terjadi pada anak yang dilanda kemiskinan, terdampak bencana alam, atau tinggal di area konflik, di mana risiko kurangnya akses terhadap makanan terjadi.
Sementara kelebihan gizi terjadi akibat asupan nutrisi anak yang berlebihan, terutama yang berasal dari makanan padat energi (tinggi gula dan lemak), tetapi dengan aktivitas fisik yang kurang.
Di sisi lain, melansir Children’s Hospital of Philadelphia, beberapa hal lainnya juga dapat menyebabkan malnutrisi.
Selain asupan makanan yang tidak cukup atau berlebihan, infeksi, penyakit kronis, masalah psikososial, faktor lingkungan, dan genetik juga bisa menjadi penyebab malnutrisi.
Adapun malnutrisi yang berkepanjangan dapat menyebabkan penyakit serius hingga kematian.
Pada anak, malnutrisi juga bisa memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan normalnya.
Ragam penyakit yang bisa menjadi penyebab malnutrisi
Kekurangan asupan makanan merupakan penyebab yang umum dari malnutrisi pada anak. Meski begitu, beberapa penyakit juga bisa menjadi penyebab dari malnutrisi.
Apa saja itu? Berikut adalah penyakit-penyakit yang dapat menjadi penyebab dari kekurangan atau kelebihan gizi.
1. Penyakit celiac
Anak dengan penyakit celiac memiliki masalah dengan usus yang dipicu oleh protein yang disebut gluten. Gluten itu sendiri bisa Anda temukan dalam berbagai makanan, seperti pasta, sereal gandum, roti, atau kue.
Akibat kondisi tersebut, sistem pencernaan anak menjadi kurang efektif dalam menyerap makanan. Alhasil, anak bisa mengalami kekurangan nutrisi dalam tubuhnya.
2. Cystic fibrosis
Cystic fibrosis menyebabkan tubuh memproduksi lendir kental yang dapat menghalangi penyerapan nutrisi penting di usus hingga menimbulkan masalah pencernaan.
Masalah penyerapan nutrisi pun terjadi karena pankreas tidak menghasilkan enzim yang diperlukan untuk mencerna makanan.
Akibatnya, nutrisi yang masuk dari makanan tidak dapat terserap dengan baik, sehingga malnutrisi bisa terjadi.
3. Radang usus
Radang usus pada anak, baik itu penyakit Crohn atau kolitis ulseratif, juga bisa menjadi penyebab dari malnutrisi.
Pasalnya, kondisi medis ini dapat memengaruhi kemampuan usus dalam menyerap makanan.
Akibatnya, berbagai nutrisi penting yang anak butuhkan untuk tumbuh dan berkembang menjadi berkurang.
Selain itu, radang usus bisa menimbulkan mual dan sakit perut pada anak sehingga nafsu makan menjadi berkurang.
4. Gastroenteritis
Malnutrisi dan gastroentritis seperti lingkaran setan.
Anak yang mengalami penyakit gastroenteritis bisa mengalami diare, mual dan muntah, serta penurunan nafsu makan, yang ketiganya bisa mencegah penyerapan gizi pada tubuh dan menjadi penyebab malnutrisi.
Di sisi lain, anak dengan malnutrisi pun lebih mungkin terserang penyakit infeksi, termasuk gastroenteritis, yang dapat memperparah kondisinya.
Bahkan, anak dengan kondisi ini lebih berisiko terhadap kematian.
5. HIV
Infeksi HIV pada anak bisa menyebabkan malnutrisi dalam berbagai cara, seperti di bawah ini.
- Perubahan pada metabolisme tubuh, yaitu cara tubuh mengangkut, menggunakan, menyimpan, dan membuang nutrisi.
- Tidak punya cukup energi atau terlalu lemah untuk membuat makanan.
- Nafsu makan anak yang berkurang akibat obat-obatan, kelelahan, kesepian, dan depresi.
- Berkurangnya penyerapan nutrisi, terutama lemak dan vitamin yang larut dalam lemak.
- Tidak cukup mendapat asupan makanan karena infeksi menyebabkan sariawan, mual, muntah, dan sakit perut.
- Diare pada anak terus menerus.
6. Gangguan makan
Gangguan makan, seperti anoreksia nervosa, lebih sering terjadi pada anak remaja.
Anak yang menderita anoreksia umumnya akan membatasi makanan berkalori secara berlebihan karena takut terhadap kenaikan berat badan, meski ia sudah memiliki tubuh yang kurus.
Hal ini tentu saja menyebabkan kekurangan gizi pada anak yang sering ditandai dengan penurunan berat badan yang ekstrem.
7. Kanker
Penyakit kanker pada anak juga bisa menjadi penyebab dari malnutrisi.
Ini bisa terjadi karena pengobatan kanker, seperti kemoterapi dan radioterapi dapat meningkatkan kebutuhan energi dan protein tubuh.
Selain itu, pengobatan ini juga dapat menimbulkan efek samping, seperti mual, muntah, dan diare, yang bisa mengganggu penyerapan nutrisi dalam tubuh.
Stres dan depresi pada anak pun bisa terjadi bila anak menderita kanker. Adapun hal ini juga bisa memengaruhi asupan nutrisinya.
8.Gangguan hati
Anak dengan penyakit hati (liver) juga lebih berisiko mengalami malnutrisi.
Penelitian pada jurnal Best Practice and Research, Clinical gastroenterology menyebut, gangguan hati kronis bisa mengurangi nafsu makan, sehingga dapat memengaruhi asupan nutrisi.
Selain itu, hati memiliki peran kunci dalam mengatur status gizi dan keseimbangan energi. Jika fungsi ini terganggu, malnutrisi pun bisa terjadi.
Oleh karena itu, bagi Anda yang memiliki anak dengan kondisi medis di atas sebaiknya lebih waspada.
Ikuti saran dokter untuk mengatasi berbagai penyakit tersebut dan memperhatikan asupan nutrisinya untuk mencegah terjadinya malnutrisi.
[embed-health-tool-vaccination-tool]