Penyakit ini terjadi akibat sel tubuh tertentu tidak mendapatkan protein. Akibatnya, fungsi normal sel mati dan tidak dapat berkembang dengan normal.
Berikut berbagai kondisi yang bisa terjadi jika anak mengalami kwashiorkor.
Stunting
Protein sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan anak. Jika anak kekurangan asupan ini, masalah pertumbuhan dapat terjadi, contohnya stunting.
Stunting adalah dampak yang paling umum terjadi pada anak yang kekurangan protein. Anak dengan kondisi ini biasanya memiliki tubuh pendek.
Ini terjadi karena kolagen (jenis protein fibrosa) yang bertugas membantu menjaga massa otot dan pertumbuhan tulang tidak cukup untuk menjalankan tugasnya.
Masalah pada kulit, kuku, dan rambut
Jenis protein seperti kolagen dan keratin adalah penyusun kulit, rambut, dan kuku. Anak yang kekurangan nutrisi ini biasanya akan mengalami perubahan pada kulit, kuku, dan rambut.
Kukunya mungkin akan cenderung lebih kering sehingga rentan mengelupas dan berubah warnanya jadi lebih terang atau lebih gelap. Kukunya juga akan menjadi sangat rapuh ketika kondisinya sudah dalam taraf parah.
Warna rambut juga biasanya dapat berubah kemerahan, oranye, atau kuning terang. Tak hanya itu, biasanya volume batang rambutnya akan jadi lebih tipis sehingga lebih mudah patah dan rontok.
Terjadi pembengkakan pada tubuh
Protein albumin ada pada cairan yang ada dalam darah atau disebut dengan plasma darah. Fungsinya, untuk mempertahankan tekanan onkotik (kemampuan untuk menarik cairan ke dalam sirkulasi darah).
Bila anak kekurangan protein, tekanan onkotik akan jadi berkurang. Akibatnya, cairan bisa menumpuk di jaringan dan menyebabkan pembengkakan (edema).
Biasanya, edema terjadi rongga perut. Inilah sebabnya anak dengan kwashiorkor memiliki perut yang buncit dengan tubuh yang sangat kurus.
3. Marasmus kwashiorkor
Ini merupakan komplikasi dan bentuk gabungan antara marasmus dengan kwashiorkor. Anak dengan kondisi ini memiliki berat badan kurang dari 60% berat badan anak normal seusianya.
Selain tubuhnya sangat kurus, anak dengan kondisi ini juga mengalami pembengkakan, tubuh lemah, masalah pada kulit, rambut, dan kuku.
4. Hipoproteinemia
Hipoproteinemia menandakan tingkat protein yang sangat rendah dalam darah. Kondisi ini bisa terjadi pada anak yang kurang mengonsumsi makanan berprotein atau memiliki masalah kesehatan tertentu, seperti penyakit ginjal, penyakit hati, celiac, dan radang usus.
Gejala hipoproteinemia pada anak yang kekurangan protein dapat berat dan ringan, di antaranya:
- Tubuh kelelahan ekstrem
- Gampang sakit dan infeksi
- Rambut tipis, kering, dan rontok
- Kulit kering dan mudah mengelupas
Karena gejala masalah medis akibat kekurangan protein pada anak hampir serupa, lakukan konsultasi dokter segera untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.