backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Stimming, Ketika Anak Autisme Mengulang Gerakan Tertentu

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Adhenda Madarina · Tanggal diperbarui 09/11/2022

Stimming, Ketika Anak Autisme Mengulang Gerakan Tertentu

Pernahkah Anda mengetahui istilah stimming? Stimming sering kali dikaitkan dengan autisme pada anak. Kondisi ini terjadi secara alami sebagai bentuk dari stimulasi diri. Meski terkadang terlihat mengkhawatirkan, tapi stimming dapat membawa kenikmatan dan membantu orang mengatasi situasi yang tidak nyaman.

Apa itu stimming?

anak dengan autisme

Stimming adalah singkatan dari self-stimulating behavior alias perilaku stimulasi diri yang dilakukan dengan sengaja untuk memberikan rangsangan pada indra tertentu.

Perilaku stimming ini mengacu pada gerakan tubuh, menggerakan benda, dan mengeluarkan kata-kata atau kalimat secara berulang.

Perilaku stimuasi diri ini biasa terjadi pada seseorang yang memiliki autisme. Banyak anak-anak dan remaja autis melakukan stimming, meskipun bentuknya dapat sangat bervariasi di antara anak-anak.

Beberapa anak mungkin akan lebih banyak bergerak atau mengeluarkan kalimat tertentu secara berulang saat mereka sedang stres atau cemas.

Meski demikian, stimming tidak selalu menjadi ciri seseorang mengalami autisme, ADHD, atau gangguan neurologis lainnya.

Namun, perilaku yang ekstrem lebih sering terjadi pada anak dengan gangguan tumbuh kembang dan neurologis.

Apa penyebab stimming?

Stimming sendiri bisa mencakup semua indra termasuk penglihatan, pendengaran, penciuman, sentuhan, pengecapan, serta keseimbangan dan gerakan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa stimming bisa merangsang saraf dan memberikan respons kesenangan dari pelepasan senyawa kimia tertentu yang ada di otak. Senyawa ini disebut dengan beta-endorfin.

Beta-endorfin dalam sistem saraf pusat bertanggung jawab untuk memproduksi dopamin yang diketahui dapat meningkatkan sensasi kenikmatan.

Teori lain menyebutkan bahwa stimming bisa membantu merangsang sistem sensorik.

Ada pendapat juga yang mengatakan bahwa perilaku stimulasi diri pada autisme memiliki efek menenangkan dan memberikan kenyamanan.

Kondisi ini terjadi saat mereka merasakan suatu emosi seperti kegembiraan, kebahagiaan, kebosanan, stres, ketakutan, dan kegelisahan.

Jenis-jenis stimming

autisme atau autism spectrum disorder adalah

Perilaku stimulasi diri sering kali dikaitkan dengan bagaimana panca indra merespons.

Mengutip Ambitious about Autism, terdapat sejumlah stimming yang perlu Anda ketahui, di antaranya sebagai berikut.

1. Visual

Stimulus visual mencakup tindakan berulang yang melibatkan mata atau penglihatan. Pencahayaan sensorik bisa bermanfaat bagi anak-anak yang dapat terangsang secara visual.

2. Pendengaran

Stimulasi pendengaran dapat dilakukan dengan mendengarkan suara yang sama atau membuat suara yang sama berulang kali.

3. Taktil

Stimming juga dapat bermanifestasi melalui indra peraba atau taktil.

Hal tersebut ditandai dengan rasa sentuhan yang menjadi kuat terhadap tekstur atau permukaan yang berbeda, terutama pada Anda yang memiliki gangguan pemrosesan sensorik.

Sementara itu, bantalan sensorik yang bergetar biasanya dapat membantu memenuhi kebutuhan itu atau mengarahkan kembali rangsangan taktil.

4. Lisan

Mengulangi kata, suara, atau suara yang sama tanpa sebab yang jelas adalah contoh tipikal dari rangsangan verbal.

Ini dapat berupa suara yang menyenangkan atau sesuatu yang baru saja didengar oleh anak yang mengalami stimming.

5. Penciuman

Jenis rangsangan ini mengacu pada mulut dan hidung, termasuk rasa dan bau yang kuat dapat memberikan banyak rangsangan sensorik.

Rangsangan lisan dan penciuman dapat membuat seseorang mencoba makanan pedas atau asam, atau mencari bau yang kuat meski tidak sedap.

6. Vestibular dan proprioseptif

Stimming vestibular mengacu pada tindakan berulang yang dilakukan dengan keseimbangan.

Sementara itu,  proprioseptif lebih berkaitan dengan pemahaman seseorang tentang di mana mereka berada dan apa yang mereka lakukan.

Proprioception adalah kemampuan yang memungkinkan kita untuk mengontrol anggota badan tanpa melihatnya secara langsung.

Seperti apa contoh perilaku stimming?

Berikut adalah beberapa contoh perilaku strimulasi diri pada austisme yang sering dilakukan.

  • Menggigit kuku.
  • Memainkan rambut dengan cara membuat gerakan memutar menggunakan jari.
  • Menggemeretakkan buku-buku jari atau persendian.
  • Mengetuk-ngetukkan jari ke meja atau permukaan benda apa pun.
  • Mengetukkan pensil.
  • Menggoyangkan kaki.
  • Bersiul.
  • Menjentikkan jari.
  • Melompat dan berputar-putar.
  • Mondar-mandir atau berjalan jinjit.
  • Menarik rambut.
  • Mengulangi kata atau kalimat tertentu.
  • Menggosok atau menggaruk kulit.
  • Berkedip berulang-ulang.
  • Suka menatap lampu atau benda yang berputar seperti kipas.
  • Menjilat, menggosok, atau membelai benda tertentu.
  • Mengendus orang atau benda.
  • Mengatur ulang benda tertentu, misalnya sendok dan garpu di meja makan.

Anak-anak dengan autisme bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengatur mainan dibandingkan memainkan mainan mereka.

Seperti halnya mengurutkan mobil-mobilan dari ukuran paling besar ke kecil atau berdasarkan pola warna tertentu. Perilaku berulang juga melibatkan perasaan obsesi atau “keasyikan” dengan objek tertentu.

Meski begitu, Anda harus waspadai karena stimming bisa mengarah pada hal-hal yang membahayakan dan justru dapat melukai diri, di antaranya.

  • Memukul kepala berulang-ulang.
  • Meninju atau menggigit.
  • Menggosok atau menggaruk kulit secara berlebihan.
  • Mengorek atau mencungkil luka.
  • Menelan barang berbahaya.

Bagaimana cara mengatasi perilaku stimming?

diagnosis autisme

Meskipun stimming pada autisme jarang yang berbahaya, tapi ada beberapa alasan mengapa orangtua harus mengendalikan perilaku ini.

Sebab, akan lebih mudah mengendalikan perilaku stimming pada autisme jika Anda mengetahui alasannya.

Perilaku mereka ini adalah bentuk komunikasi yang mereka lakukan untuk itu cobalah memahami apa yang ingin mereka sampaikan itu menjadi bagian penting.

Adapun beberapa hal sederhana lain yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi stimming pada anak autisme, meliputi berikut ini.

1. Melakukan pemeriksaan medis

Jadwalkan pemeriksaan dengan dokter untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab stimming pada anak yang didasarkan pada kondisi medis tertentu.

Misalnya, beberapa anak akan membenturkan kepala sebagai respons nonverbal terhadap migrain atau menggosok telinga untuk menunjukkan infeksi telinga.

Dokter anak juga dapat berkonsultasi dengan profesional lain seperti psikiater perkembangan untuk memberi Anda jawaban yang akurat.

2. Evaluasi lingkungan sensorik

Mengelola lingkungan dengan baik untuk memastikan kenyamanan sang buah hati adalah hal yang penting.

Hal itu perlu dilakukan jika anak Anda merasa lingkungan sekitarnya terlalu merangsang sehingga membutuhkan tempat yang tenang untuk beraktivitas atau fokus.

Namun, bila si Kecil butuh banyak stimulasi, maka Anda memutarkan musik atau bermain di luar rumah bersamanya.

Beberapa sekolah memiliki ruang sensorik untuk anak autis yang membutuhkan stimulasi ekstra.

Mungkin ada peralatan yang dapat dipantulkan, diayunkan, atau diputar-putar oleh anak-anak.

Bahkan, mungkin saja ada benda-benda yang dapat mereka gunakan untuk meremas tangan mereka dan mainan yang bisa merangsang secara visual.

3. Lanjutkan berinteraksi saat stimming terjadi

Dilansir dari situs Child Mind Institue, penulis James MacDonald melalui bukunya yang berjudul Communicating Parents mengungkapkan bila anak dengan autisme cenderung melihat dunia melalui sensasi dan tindakan.

Berbeda dengan orang biasa yang memandang dunia melalui pemikiran dan bahasa. Karena hal tersebut, perilaku stimulasi diri atau stimming menjadi masuk akal.

MacDonald pun merekomendasikan untuk tetap melakukan kegiatan bergantian dengan melibatkan sang anak tanpa menghentikan stimming selama kegiatan.

Hal ini dapat dilakukan bertahap hingga si Kecil merasa nyaman dan secara tidak langsung dapat mengurangi rangsangan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Adhenda Madarina · Tanggal diperbarui 09/11/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan