Namun pada anak bayi yang mengidap autis, mereka memiliki ciri-ciri kurang responsif. Mereka mungkin tidak akan melambaikan tangan ketika orang lain mengucapkan selamat tinggal.
5. Ciri-ciri anak bayi autis dari gejala lain
Ciri-ciri autis pada bayi ini tidak hanya itu saja. Semakin bertambah umur, gejalanya akan semakin jelas dan bisa dibedakan dengan bayi lainnya.
Beberapa gejala autis pada bayi yang lebih tua usianya, antara lain:
- Menghindari kontak mata saat orang lain menatap atau mengajak bicara
- Sering melakukan perilaku berulang, seperti menepuk tangan, mengayunkan tangan, atau memainkan jari tidak mengenal situasi.
- Tidak menjawab pertanyaan dengan benar, cenderung mengulang pertanyaan
- Bayi lebih suka bermain sendiri dan tidak suka dengan kontak fisik, seperti dipeluk atau disentuh
- Pada beberapa kasus, autisme menunjukkan ciri-ciri anak terlambat bicara
- Anak cenderung mengulangi kata atau frasa yang sama berulang kali
- Nada bicara tidak normal, bisa datar saat bertanya atau malah bernada saat membuat pernyataan
- Tidak memahami perintah atau pertanyaan sederhana
- Pada beberapa kasus, anak juga menunjukkan gejala anak hiperaktif
Setiap anak dapat memiliki gejala yang berbeda-beda, terutama pada anak perempuan.
Mengutip dari Child Mind, anak perempuan yang autis menunjukkan ciri-ciri perilaku berulang secara tidak terlihat jelas ketimbang anak laki-laki.
Susan F. Epstein, PhD, seorang neuropsikologis juga menyebutkan bahwa anak perempuan yang autis lebih tertarik kuda mainan ketimbang menghafal jadwal keberangkatan kereta atau hal-hal yang berkaitan dengan angka.
Selain itu, anak perempuan yang didiagnosis juga tetap bisa tersenyum atau menanggapi respons tertentu, namun lebih jarang.
Gejala yang samar-samar pada anak perempuan ini membuat dokter sulit untuk menegakkan diagnosis, sehingga kerap kali dialihkan pada kondisi lain, seperti ADHD, depresi, dan kecemasan.
Ciri-ciri autis yang umum pada anak

Secara umum orangtua bisa mengamati ciri-ciri autisme pada anak dari tiga faktor utama, yaitu dari keterampilan sosial atau interaksi, komunikasi, dan perilaku:
1. Memiliki masalah dengan keterampilan sosial (interaksi)
Anak dengan autisme biasanya mengalami kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain yang ditunjukkan dengan ciri sebagai berikut:
- Tidak dapat menanggapi saat dipanggil namanya di usia 12 bulan.
- Tidak tertarik untuk bermain, berbicara, dan berinteraksi dengan orang lain.
- Lebih suka menyendiri.
- Menghindari atau menolak kontak fisik.
- Ketika kesal biasanya anak tidak suka dihibur.
- Anak tidak mengerti perasaannya sendiri dan orang lain.
Perhatikan bila anak memiliki kondisi di atas.
2. Masalah dalam komunikasi
Anak dengan autisme (autis) biasanya memiliki masalah komunikasi dengan ciri-ciri seperti:
- Terlambat bicara dibandingkan dengan anak seusianya.
- Berbicara dengan nada suara yang aneh dan tak jarang sulit dimengerti.
- Sering mengulang frasa yang sama berulang kali.
- Menanggapi pertanyaan dengan mengulanginya, bukan justru menjawabnya.
- Tidak memahami arah, pernyataan, atau pertanyaan sederhana.
- Tidak bisa memahami lelucon yang diberikan.
Anak yang sering menggunakan bahasa secara salah, misalnya menggunakan kata ganti orang ketiga dalam menyebut dirinya sendiri, juga menjadi tanda autisme.
3. Ciri-ciri anak autis dari aspek perilaku yang tidak biasa
Anak dengan autisme akan menunjukkan perilaku yang tidak biasanya seperti:
- Melakukan gerakan yang sama berulang kali misalnya, mengepakkan tangan, bergoyang maju mundur, atau menjentikkan jari.
- Bergerak dengan perilaku berlebih yang konstan.
- Melakukan rutinitas khusus dan kesal ketika rutinitasnya diubah.
- Memiliki kebiasaan makan yang lebih rewel.
- Sering bertindak tanpa berpikir.
- Memiliki perilaku yang agresif, baik dengan diri sendiri maupun orang lain.
- Tidak bisa fokus pada satu hal dalam waktu yang lama.
- Memiliki minat sensorik yang tidak biasa, misalnya mengendus mainan, benda, atau orang.
- Memainkan sesuatu dengan cara berulang dan tidak imajinatif.
Jika melihat berbagai gejala ini pada anak, maka usahakan untuk segera memeriksakannya ke dokter untuk dicari tahu akar masalahnya. Penanganan dini yang tepat dapat membantu efektivitas pengobatan.
Apakah autisme bisa disembuhkan? Memang tidak ada obat yang bisa menyembuhkan autisme, tapi penanganan gejala lebih dini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup anak.
Cara orangtua mengamati ciri-ciri autis pada anak

Sebagai orangtua, Anda berada dalam posisi terbaik untuk menemukan berbagai gejala awal dari autisme pada anak.
Anda bisa mengamati perkembangan, perilaku, serta kebiasaan aneh yang dilakukan anak ketimbang dokter yang hanya bertemu orangtua dalam waktu yang terbatas.
Dokter memiliki peran besar untuk menegakkan diagnosis lewat laporan pengamatan Anda dan mengarahkan perawatan terbaik sesuai dengan keparahan gejalanya.
Berikut ini ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengetahui adanya ciri-ciri autis pada anak lebih dini, seperti:
Pantau perkembangan anak
Autisme (autis) yang menyerang anak memiliki ciri-ciri keterlambatan perkembangan fungsi tubuh.
Oleh karena itu, mengetahui perkembangan anak yang normal dan membandingkannya perkembangan tersebut pada si kecil bisa dijadikan salah satu cara untuk mendeteksi autisme lebih dini.
Meskipun tidak semua keterlambatan perkembangan mengarah pada autisme, ini bisa membantu mendeteksi masalah kesehatan lain yang dihadapi anak.
Jika merasa khawatir, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter
Setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda-beda. Anda tidak perlu panik, jika si kecil lebih lambat dalam berjalan atau berbicara.
Namun, orangtua juga tidak boleh memandang hal ini sebelah mata. Jika keterlambatan si kecil menimbulkan kekhawatiran, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter.
Menunggu lebih lama, bisa membuat kondisi anak menjadi lebih buruk. Bahkan, mengurangi peluang bagi anak untuk sembuh dari beberapa masalah kesehatan selain autisme.
Jadi, sigap dalam mengambil tindakan ini adalah langkah terbaik yang bisa Anda lakukan.
Percayai naluri
Sebagai orangtua, ikatan Anda dengan si kecil jauh lebih dekat. Ini menyebabkan naluri jadi lebih peka sehingga orangtua bisa mengetahui adanya kesalahan yang terjadi pada anak secara terus-menerus.
Lewat memercayai naluri, Anda akan terdorong membawa si kecil ke dokter untuk mengetahui kondisinya lebih lanjut.
Kapan harus membawa anak ke dokter?

Berikut ini ada beberapa ciri-ciri anak autis yang perlu dibawa ke dokter, seperti:
- Lebih dari usia 5 bulan si kecil tidak menunjukkan tanda ketertarikan pada sekitar
- Bola matanya tidak mengikuti arah gerak benda yang ada di depannya.
- Memasuki usia 6 bulan, anak tidak menunjukkan senyum atau ekspresi lainnya, meski sudah mencoba menarik perhatiannya
- Perkembangan bahasa bayi tidak berjalan dengan baik (tidak mengoceh dan mengeluarkan suara-suara di usia 9 bulan).
- Menjelang usia 1 tahun, si kecil tidak memberi respons menolehkan kepalanya ketika namanya dipanggil
- Pada usia 1 tahun, bayi tidak menunjukkan keaktifan seperti menunjuk, menggapai, atau melambai
- Memasuki usia 16 bulan, bayi sama sekali tidak mengucapkan kata satu pun atau sangat jarang berceloteh
- Pada usia 2 tahun, bayi tidak mencoba mengulang kata-kata tertentu yang diucapkan atau meniru gerak tubuh yang dilakukan.
Bila melihat ciri-ciri tersebut pada anak, Anda bisa mencurigainya sebagai autisme (autis).
Namun, orangtua tidak bisa mendiagnosis kelainan ini berdasarkan persepsi pribadi. Si kecil harus menjalani beberapa tes kesehatan yang direkomendasikan dokter, hingga dokter betul-betul menetapkan diagnosisnya.
Walaupun tidak ada tes laboratorium khusus yang bisa mendeteksi autisme pada anak, dokter akan melakukan berbagai tes pendekatan.
Anda perlu memberikan laporan riwayat kesehatan, gejala, serta perilaku tertentu untuk dijadikan rujukan.
Menjelaskan riwayat kesehatan bisa membantu dokter untuk menegakkan diagnosis.
Terutama pada bayi yang lahir prematur (lahir sebelum memasuki usia 26 minggu) atau sang ibu menggunakan obat valproic acid (Depakene) atau thalidomide selama kehamilan.
Dokter mungkin akan melibatkan dokter spesialis untuk mengetahui seberapa parah kondisi anak.
Kemudian, merekomendasikan pengobatan yang tepat, seperti terapi perilaku, terapi wicara, terapi okupasi, dan pengobatan tambahan untuk mengurangi ciri-ciri autis pada anak.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar