Dalam terapi ini, dokter, penderita autisme, dan orang tuanya (atau pengasuhnya) bekerja bersama untuk menetapkan tujuan yang spesifik. Penderita akan belajar menentukan dan mengubah pemikiran yang menyebabkan perilaku dan perasaan yang bermasalah secara perlahan-lahan.
Terapi perilaku kognitif dapat disesuaikan dengan kelemahan dan kekuatan masing-masing penderita. Lamanya masa terapi bergantung dengan tingkat kemajuan penderita dalam mengikuti semua sesinya.
3. Terapi edukasi

Tim spesialis akan bekerja sama untuk menyiapkan berbagai aktivitas lewat terapi edukasi. Tujuan dari terapi ini adalah membantu anak autis dalam mengasah keterampilan, perilaku, serta kemampuannya berkomunikasi.
Program ini bisa sangat terstruktur dan memang dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik masing-masing orang. Penderita autisme sering menerima kombinasi dari kelas pribadi, kelas kelompok kecil, dan kelas biasa.
4. Terapi okupasi

Terapi okupasi bertujuan untuk membantu anak atau orang dewasa yang autis untuk menyelesaikan tugas sehari-harinya. Mereka akan belajar untuk mengatasi masalah dalam kehidupan dan memaksimalkan kemampuan mereka, serta kebutuhan dan minat mereka.
Beberapa keterampilan yang diajarkan pada anak autisme pada terapi ini adalah cara menggunakan sendok dengan benar saat makan atau cara berpakaian.
5. Terapi keluarga

Terapi keluarga berfokus pada mengajarkan orangtua, pengasuh, dan anggota keluarga lainnya untuk berkomunikasi dan bermain dengan penderita autisme dengan berbagai cara khusus.
Pasalnya, anak-anak dengan kondisi ini tidak dapat dihadapi dan diasuh dengan cara yang biasanya diterapkan pada anak yang normal. Dengan terapi ini, anak atau orang dewasa dengan autisme dapat belajar keterampilan baru dan memperbaiki perilakunya yang tidak diinginkan dengan bantuan dan dukungan keluarganya.
6. Obat-obatan

Obat-obatan memang memberikan sedikit manfaat untuk gejala utama pada anak autis. Akan tetapi, obat-obatan bisa memperbaiki masalah yang dan kondisi yang berkaitan seperti depresi, gangguan tidur, gangguan cemas, epilepsi, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), dan perilaku agresif seperti melukai diri sendiri.
Para ahli menganjurkan penggunaan obat-obatan bersamaan dengan terapi autisme lainnya, misalnya CBT. Obat yang umum digunakan dalam perawatan autisme meliputi selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), trisiklik, dan obat-obatan antipsikotik.
Obat-obatan ini dapat menyebabkan efek samping, jadi sangat penting untuk mengikuti petunjuk dokter, baik penentuan dosis, jenis obat, hingga masa penggunaan obat.
7. Terapi fisik

Beberapa anak dengan kelainan ini bisa mengalami masalah pergerakan. Terapi fisik mencakup latihan spesifik untuk anak autis untuk meningkatkan kesehatan, kekuatan, keseimbangan, dan postur mereka.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar