Berbagai merek obat mengandung zat aktif yang berbeda-beda untuk mengatasi masalah kesehatan tertentu. Lalu, bagaimana dengan merek obat Sanmol? Ketahui kegunaan, dosis, hingga efek sampingnya di bawah ini.
Golongan obat: analgesik dan antipiretik
Kandungan obat: paracetamol
Apa itu obat Sanmol?
Sanmol adalah obat penghilang rasa sakit dan penurun demam yang mengandung paracetamol.
Obat ini umumnya digunakan untuk meringankan sakit kepala dan sakit gigi serta menurunkan demam.
Meski begitu, obat mengandung paracetamol juga sering digunakan untuk mengatasi rasa nyeri ringan hingga sedang lainnya, seperti berikut ini.
Sanmol merupakan obat over the counter (OTC) atau yang bisa Anda beli secara bebas di apotek. Namun, obat ini juga mungkin dokter resepkan untuk mengatasi masalah kesehatan Anda.
Sediaan dan dosis obat Sanmol
Sanmol terdiri dalam beberapa sediaan atau bentuk, yakni sebagai berikut.
- Tablet 500 mg.
- Sirup 120 mg/5 ml.
- Infus 10 mg dan 1.000 mg/100 ml.
- Tablet effervescent 500 mg dan 1.000 mg.
- Drops 60 mg/0,6 ml (Sanmol drops).
Selain sediaan tersebut, ada pula Sanmol Forte yang hadir dalam bentuk sirup 250 mg atau tablet 650 mg, Sanmol 120 Child Effervescent dalam bentuk tablet effervescent 120 mg, serta Sanmol 120 Child Chewable dalam bentuk tablet kunyah 120 mg.
Adapun dosis tiap sediaan bisa berbeda-beda. Namun, dosis Sanmol tablet 500 mg yang direkomendasikan untuk mengatasi nyeri dan menurunkan demam, yaitu sebagai berikut.
- Dewasa: 1—2 tablet 3—4 kali sehari. Dosis maksimal, yaitu 4 gram per hari.
- Anak-anak: ½—1 tablet 3—4 kali sehari. Dosis maksimal, yaitu 4 gram per hari.
Bila diresepkan oleh dokter, dosis obat yang ditentukan untuk Anda mungkin berbeda dengan pasien lainnya. Oleh karena itu, selalu ikuti aturan minum obat yang dokter berikan untuk Anda.
Jangan gunakan obat ini dalam dosis lebih banyak atau lebih sedikit dari yang direkomendasikan oleh dokter.
Obat berbentuk tablet ini bisa dikonsumsi dengan atau tanpa makanan. Hentikan konsumsi obat bila nyeri atau demam Anda sudah reda.
Tanyakan kepada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut mengenai dosis dan aturan pakai obat ini.
Efek samping obat Sanmol
Obat Sanmol sangat jarang menimbulkan efek samping, terutama jika Anda mengonsumsinya pada dosis yang tepat.
Meski begitu, efek samping paracetamol dalam Sanmol juga mungkin muncul. Salah satu efek samping yang terkadang terjadi, yaitu mual atau muntah.
Di samping itu, efek samping yang lebih serius juga bisa terjadi. Segera hubungi dokter jika Anda mengalami efek samping di bawah ini.
- Reaksi alergi, seperti timbul ruam, gatal-gatal, sesak napas atau mengi, serta pembengkakan pada tenggorokan, lidah, atau wajah.
- Ruam dengan pengelupasan kulit atau sariawan pada bibir maupun mulut yang disertai demam.
- Masalah pernapasan.
- Reaksi hematologi, seperti memar atau perdarahan yang tak dapat dijelaskan atau menjadi sangat lelah.
- Masalah pada hati atau liver, seperti mual, penurunan berat badan secara tiba-tiba, kehilangan nafsu makan, serta menguningnya mata dan kulit.
Tidak semua orang mengalami efek samping saat menggunakan obat ini. Mungkin, ada pula beberapa efek samping yang belum disebutkan di atas.
Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
Perhatian!
Penggunaan paracetamol setiap hari dalam jangka panjang (beberapa bulan atau lebih) atau dalam dosis berlebih (
overdosis paracetamol) dapat menyebabkan kerusakan hati atau ginjal.
Jika dikonsumsi dengan cara yang direkomendasikan serta untuk jangka waktu singkat, risiko tersebut tidak terjadi.
Peringatan dan perhatian saat pakai obat Sanmol
Jangan menggunakan obat Sanmol tablet atau bentuk sediaan lainnya jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap paracetamol.
Agar obat ini aman untuk Anda konsumsi, Anda pun sebaiknya mengatakan kepada dokter atau apoteker jika memiliki kondisi medis tertentu, terutama di bawah ini.
- Penyakit ginjal.
- Penyakit hati.
- Ketergantungan alkohol atau minum alkohol secara rutin. Mengonsumsi alkohol dengan obat mengandung paracetamol dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
- Berat badan kurang atau kurang gizi.
- Penyakit infeksi yang parah.
- Defisiensi G6PD, yaitu kelainan darah bawaan yang memengaruhi sel darah merah.
- Menderita asma dan sensitif terhadap aspirin.
- Anemia hemolitik, yaitu kerusakan sel darah merah yang tidak normal.
- Menderita radang sendiri ringan dan perlu mengonsumsi obat penghilang rasa sakit setiap hari.
Meski cenderung aman, pemberian obat Sanmol untuk anak tetap harus berhati-hati. Jika anak demam dan masih berusia di bawah 3 bulan, sebaiknya konsultasikan dulu kepada dokter anak.
Bagaimana cara menyimpan Sanmol?
Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap.
Jangan disimpan di kamar mandi serta jangan dibekukan. Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Obat Sanmol yang sudah habis masa berlakunya harus dibuang. Untuk membuang obat berbentuk tablet, hancurkan obat terlebih dahulu, lalu campur dengan tanah atau bahan kotor lainnya.
Masukkan ke plastik dan buang ke tempat sampah. Jangan lupa untuk menghilangkan semua label yang ada di wadah obat.
Jika Anda ragu, tanyakan kepada apoteker mengenai bagaimana cara aman membuang obat Anda.
Apakah obat Sanmol aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Obat paracetamol, seperti Sanmol, umumnya aman untuk dikonsumsi ibu hamil. Bahkan, paracetamol merupakan obat pereda nyeri pilihan pertama untuk digunakan selama kehamilan.
Melansir NHS, penggunaan paracetamol untuk ibu hamil pun diketahui tidak membahayakan janin Anda.
Bagi ibu menyusui, obat ini tergolong aman untuk digunakan. Namun, Anda perlu mengetahui bahwa obat ini dalam jumlah sedikit bisa masuk ke dalam ASI.
Oleh karena itu, jika memang diperlukan, Anda bisa minum obat Sanmol dalam dosis terendah selama masa kehamilan dan menyusui untuk mengatasi masalah kesehatan Anda.
Namun, lebih baik, konsultasikan terlebih dulu kepada dokter sebelum menggunakan obat apa pun jika Anda sedang hamil atau menyusui.
Interaksi obat Sanmol dengan obat lain
Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Tidak semua kemungkinan interaksi obat tercantum dalam dokumen ini.
Simpan daftar semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep dan produk herbal) dan konsultasikan pada dokter atau apoteker.
Jangan memulai, memberhentikan, atau mengganti dosis obat apa pun tanpa persetujuan dokter.
Ada beberapa jenis obat yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi bersamaan dengan Sanmol (paracetamol), yaitu sebagai berikut.
- Obat lain yang mengandung paracetamol juga.
- Obat-obatan untuk mengatasi epilepsi atau kejang, seperti lamotrigine.
- Colestyramine (obat penurun kolesterol).
- Pengencer darah atau antikoagulan, seperti warfarin.
- Obat-obatan untuk meredakan mual dan muntah, seperti metoclopramide dan domperidone.
- Antibiotik tertentu, seperti chloramphenicol.
- Probenecid (obat untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah).
- Isoniazid (obat untuk mengatasi tuberkulosis).
- Obat pereda nyeri dan demam lainnya, seperti aspirin dan salicylamide.
- Antidepresan trisiklik dan barbiturat untuk mengobati depresi.
Tanyakan pada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut tentang interaksi obat ini.
[embed-health-tool-bmi]