
Sebelum mengonsumsi metoklopramid, pastikan Anda telah memberi tahu dokter mengenai kondisi kesehatan Anda.
Mengutip dari situs Electronic Medicines Compendium (EMC), berikut adalah beberapa kondisi yang membuat Anda tidak disarankan minum metoclopramide.
- Alergi terhadap metoclopramide atau bahan lain di dalamnya.
- Mengalami perdarahan, sumbatan, atau robekan pada perut atau usus.
- Pheochromocytoma (tumor langka pada kelenjar adrenal).
- Tardive dyskinesia (kejang otot mendadak).
- Epilepsi
- Penyakit Parkinson.
- Methemoglobinemia (kadar pigmen darah tidak normal).
- Masalah pada jantung, seperti detak jantung tidak normal.
- Kadar garam dalam tubuh rendah.
- Masalah pada otak.
- Masalah pada hati atau injal.
- Toleransi laktosa rendah.
Dengan kondisi di atas, dokter mungkin mengurangi dosis metoclopramide atau menggantinya dengan obat lain yang memberikan manfaat serupa.
Pastikan Anda menyimpan obat ini dalam suhu ruangan. Jauhkan obat dari paparan sinar matahari langsung, tempat lembap, serta jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Buang obat sesuai dengan petunjuk dokter jika sudah tidak digunakan atau kedaluwarsa. Jangan membuang obat ke toilet atau saluran pembuangan tanpa instruksi khusus.
Apakah metoclopramide aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Sejauh ini tidak ditemukan risiko metoclopramide pada janin dan ibu hamil. Namun, sebaiknya tetap konsultasikan pada dokter jika Anda membutuhkan obat ini selama hamil atau merencanakan kehamilan.
Sementara itu, metoclopramide diketahui dapat meresap ke dalam ASI. Meski begitu, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah ini akan berdampak pada bayi Anda.
Usahakan untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda membutuhkan obat ketika menyusui atau hamil. Dokter akan membantu mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko yang ada.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar