Cefixime adalah antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri tertentu. Bakteri ini bisa menyebabkan berbagai macam penyakit, seperti bronkitis, gonore, infeksi telinga, tenggorokan, amandel, dan saluran kemih.
Golongan obat: antibiotik cephalosporin
Merek dagang obat: Starcef, Lafsetik, Cefspan, Trimix, Ceptik, Helimix, Fixatic, Sporetik.
Apa itu obat sefiksim?
Mengutip dari Medlineplus, cefixime adalah obat untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri. Cara kerjanya adalah dengan menghentikan pertumbuhan bakteri.
Ada beberapa jenis infeksi bakteri yang ampuh dengan obat cefixime.
Antibiotik sefiksim tidak akan bekerja pada infeksi virus, seperti pilek dan flu. Obat ini hanya bisa Anda dapatkan dengan resep dokter.
Menggunakan antibiotik saat tidak terkena infeksi bakteri justru berisiko membuat Anda kebal dengan pengobatan ini.
Dosis obat sefiksim
Mengutip dari situs resmi BPOM, cefixime tersedia dengan berbagai bentuk dan dosis berbeda, seperti:
- Sirup kering: 100 mg/5 mL
- Kapsul: 100 mg
- Kapsul/kaplet: 200 mg
Berikut adalah penjelasan mengenai dosis cefixime untuk anak-anak sampai orang dewasa.
Dosis sefiksim untuk orang dewasa
Pemberian dosis obat antibiotik ini tergantung pada masalah pada kesehatan yang Anda alami, berikut penjelasannya.
- Infeksi saluran kencing karena bakteri E.coli dan proteus mirabilis tanpa komplikasi: 400 mg sehari sekali atau 200 mg setiap 12 jam
- Otitis media: 400 mg sehari sekali atau 200 mg setiap 12 jam
- Tonsilitis (radang amandel) atau faringitis (radang tenggorokan): 400 mg sehari sekali atau 200 mg setiap 12 jam
- Bronkitis akut: 400 mg sehari sekali atau 200 mg setiap 12 jam
- Iinfeksi serviks atau uretra ringan: 400 mg sekali dosis
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan dosis sefiksim 400 mg untuk penyakit infeksi serviks, uretra, atau rektum ringan.
Dosis sefiksim untuk anak-anak
Anak penderita otitis media
- 6 bulan-12 tahun (berat 45 kg atau kurang): 8 mg per kg sehari sekali atau 4 mg/kg setiap 12 jam
- Berat lebih dari 45 kg atau lebih dari 12 tahun: 400 mg sehari sekali atau 200 mg setiap 12 jam
Anak penderita infeksi saluran kencing
- Berat badan anak tidak lebih dari 45 kg: 8 mg/kg sekali sehari atau 4 mg/kg setiap 12 jam.
- Berat badan anak lebih dari 45 kg: 400 mg tablet oral sehari sekali atau 200 mg 2 kali sehari setia 12 jam.
Dosis penggunaan obat sefiksim di atas untuk pasien infeksi saluran kemih tanpa komplikasi isolasi bakteri E. coli dan Proteus mirabilis.
Anak penderita tonsilitis dan faringitis
- 6 bulan-12 tahun (berat kurang dari 45 kg): 8 mg/kg sehari sekali atau 4 mg/kg 2 kali sehari setiap 12 jam.
- Berat badan anak lebih 45 kg atau usia lebih dari 12 tahun: 400 mg sehari sekali atau 200 mg 2 kali sehari setiap 12 jam.
Anak penderita bronkitis akut
- 6 bulan-12 tahun (berat badan kurang dari 45 kg): larutan 8 mg/kg sehari sekali atau 4 mg/kg 2 kali sehari setiap 12 jam.
- Berat badan lebih dari 45 kg atau usia lebih dari 12 tahun: tablet oral 400 mg sehari sekali atau 200 mg setiap 12 jam.
Aturan pakai sefiksim
Cefixime adalah obat yang bisa Anda minum sebelum atau sesudah makan sesuai petunjuk dokter. Biasanya, dokter menganjurkan Anda mengonsumsi obat ini satu kali sehari.
Pada anak-anak, pemberian obat ini dua kali sehari (setiap 12 jam). Jika minum tablet kunyah, pastikan mengunyah sampai hancur dan telan.
Dosis berdasarkan kondisi medis dan respons terhadap pengobatan. Pada anak-anak, dosis juga tergantung berat badan.
Sefiksim adalah salah satu jenis antibiotik paling ampuh ketika jumlah obat di dalam tubuh terjaga dengan tingkat yang konsisten.
Anda wajib minum obat ini sesuai dengan jangka waktu yang apoteker dan dokter berikan.
Pasien wajib mengonsumsi cefixime sampai habis, meski gejala sudah hilang setelah beberapa kali minum obat.
Berhenti minum obat sebelum waktunya berpotensi memicu bakteri tetap tumbuh yang berakibat kambuhnya infeksi.
Bahkan, dalam kasus tertentu, hal ini dapat meningkatkan risiko resistensi atau kebal antibiotik.
Beri tahu dokter jika kondisi Anda tidak kunjung hilang atau memburuk setelah minum sefiksim hingga habis dan sesuai dengan petunjuk dokter.
Anda perlu menyimpan obat ada suhu ruangan dan jauhkan obat dari sinar matahari langsung dan tempat yang lembap.
Obat dalam bentuk yang bubuk larutan dapat Anda simpan dalam kulkas sampai 14 hari. Pastikan tidak menyimpan sefiksim dalam kamar mandi dan jangan membekukan obat.
Setiap obat yang berbeda merek akan memiliki cara penyimpanan yang berbeda juga. Periksa kemasan untuk mencari tahu instruksi penyimpanannya.
Efek samping obat sefiksim
Seperti obat pada umumnya, cefixime juga bisa menimbulkan efek samping. Segera cari pertolongan jika mengalami tanda-tanda reaksi alergi obat, seperti:
- gatal-gatal,
- kesulitan bernapas,
- pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
Hubungi dokter segera jika mengalami efek samping serius dari cefixime seperti:
- diare berdarah akibat antibiotik,
- demam, sakit tenggorokan, dan nyeri otot dengan kulit melepuh, mengelupas, dan ruam
- mati rasa atau kesemutan
- kulit terasa hangat, memerah, atau geli
- tangan dan kaki membengkak
- detak jantung cepat atau tidak teratur
- sesak di dada, nafas pendek.
Efek samping yang lebih ringan dari cefixime termasuk:
- mual ringan, sakit perut, sembelit, kehilangan nafsu makan
- cemas, mengantuk
- sering buang air kecil di malam hari
- sakit kepala
- pilek, sakit tenggorokan, batuk atau
- gatal atau mengeluarkan cairan dari dalam vagina.
Tidak semua orang mengalami efek samping tersebut. Bila khawatir mengenai efek samping tertentu setelah minum cefixime, konsultasikan ke dokter atau apoteker.
Bila muncul dampak dari konsumsi obat sefiksim, Anda bisa mengatasi efek sampingnya dengan cara-cara berikut.
- Minum air putih bila mengalami diare. Bila diare berlangsung lebih dari 24 jam atau feses berdarah, segera periksakan diri ke dokter.
- Minum cefixime setelah makan untuk menghindari mual.
- Konsumsi obat penghilang rasa sakit (painkiller) untuk mengatasi nyeri kepala.
Namun, pastikan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter mengenai obat pereda rasa sakit yang tidak memicu interaksi dengan cefixime.
Peringatan dan perhatian saat pakai obat sefiksim
Informasikan riwayat alergi yang Anda miliki, terutama jika pernah mengalami reaksi alergi terhadap obat-obatan antibiotik seperti penicillin atau cephalosporin lainnya.
Anda juga perlu menginformasikan kepada dokter dan tenaga medis lainnya jika memiliki masalah atau kelainan pada fungsi ginjal.
Bila sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau menyusui, informasikan hal tersebut ke dokter agar dapat menyesuaikan pemberian obat.
Berikan daftar obat-obatan yang sedang Anda konsumsi, termasuk obat-obatan bebas yang dibeli tanpa resep dokter dan obat-obatan herbal.
Sebelum minum cefixime, beri tahu dokter bila Anda alergi obat, terutama antibiotik jenis penicillin.
Adanya masalah kesehatan lain dapat memengaruhi penggunaan obat. Beri tahukan dokter bila Anda memiliki masalah kesehatan lain, terutama:
Selain itu, apabila akan menjalani operasi atau prosedur medis lainnya, beri tahu ke dokter petugas kesehatan bahwa Anda sedang mengonsumsi cefixime.
Pasalnya, sefiksim dapat memengaruhi hasil tes diagnosis tertentu, misalnya tes kadar gula pada urine.
Apakah obat cefixime aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Food and Drugs Administration (FDA) atau BPOM versi Amerika Serikat memasukkan sefiksim ke dalam kelompok B.
Artinya, studi pada hewan tidak menunjukkan efek buruk dari penggunaan obat ini terhadap janin.
Selalu konsultasikan pada dokter untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini.
Interaksi obat cefixime dengan obat lain
Dokter mungkin akan memutuskan untuk tidak memberikan sefiksim atau mengganti obat lain bila Anda mengonsumsi obat pengencer darah (antikoagulan).
Mengutip dari Medicine, dokter tidak merekomendasikan penggunaan cefixime bersamaan dengan obat-obatan pengencer darah atau antikoagulan.
Obat-obatan antibiotik, termasuk cefixime, berpotensi meningkatkan risiko pendarahan pada pasien yang menjalani pengobatan dengan warfarin, salah satu jenis obat pengencer darah.
Studi terbitan The American Journal of Medicine melibatkan kelompok lansia yang mengonsumsi warfarin, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami perdarahan.
Hal tersebut berpotensi memicu terjadinya komplikasi pada penyakit yang mereka derita sebelumnya.
Mengonsumsi alkohol atau tembakau dengan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan interaksi.
Konsultasikan penggunaan obat, makanan, alkohol, atau tembakau dengan dokter atau tenaga medis lain.
[embed-health-tool-bmi]