Antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri ada beragam jenis, salah satunya ciprofloxacin (siprofloksasin). Obat ini berguna untuk mengatasi penyakit yang disebabkan infeksi bakteri seperti penyakit menular seksual, gangguan kulit, dan sebagainya.
Bagaimana penggunaan, dosis, dan efek samping ciprofloxacin? Ini penjelasan selengkapnya.
Golongan obat: antibiotik quinolone.
Merek dagang: generik, Floxigra, Volinol 500, Ulcori, Ciproxin, Samquinor, Zeniflox, Bufacipro, Vioquin, Duoxal, Kifarox, Phaproxin, Cyrox, Ciprolex, Wiaflox, dll.
Apa itu obat ciprofloxacin?
Ciprofloxacin digunakan untuk mengobati atau mencegah infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
Obat antibiotik ini biasanya digunakan untuk mengobati pneumonia, gonore (penyakit menular seksual), demam tifoid, diare infeksi, dan infeksi pada kulit, tulang, sendi, perut, dan prostat (kelenjar reproduksi pria).
Siprofloksasin juga digunakan untuk mengobati atau mencegah wabah infeksi serius yang dapat menyebar, misalnya antraks inhalasi (infeksi serius yang menyebar melalui udara).
Ciprofloxacin juga dapat digunakan untuk mengobati bronkitis, infeksi sinus, atau infeksi saluran kemih.
Antibiotik ciprofloxacin hanya mengatasi infeksi bakteri. Obat ini tidak akan bekerja untuk mengatasi infeksi virus (seperti flu dan demam biasa).
Dosis dan sediaan ciprofloxacin
Menurut data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), ciprofloxacin di Indonesia tersedia dalam 250 – 500 mg (tablet salut selaput), 500 mg (kaplet salut selaput), 0,3% (obat tetes mata), 10 ml (obat tetes telinga), 1000 mg (tablet lepas lambat), dan infus 100 – 200 ml.
Dosis selalu diberikan berdasarkan kondisi kesehatan dan bagaimana Anda merespons terapi. Berikut dosis ciprofloxacin berdasarkan jenis penyakitnya.
Infeksi kulit
- Dewasa – injeksi: 400 mg dua kali sehari diinfus selama 60 menit dengan durasi pengobatan 7 – 14 hari.
- Dewasa – oral: 500 – 750 mg tablet dua kali sehari selama 7 – 14 hari.
Otitis eksterna maligna (infeksi telinga)
- Dewasa – injeksi: 400 mg tiga kali sehari diinfus selama 60 menit dengan durasi pengobatan 28 hari hingga 3 bulan.
- Dewasa – oral: 750 mg tablet siprofloksasin dua kali sehari selama 7 – 14 hari hingga 3 bulan.
Infeksi tulang dan sendi
- Dewasa – injeksi: 400 mg dua kali sehari diinfus selama 60 menit. Durasi perawatan maksimal 3 bulan.
- Dewasa – oral: 500 – 750 mg tablet dua kali sehari. Durasi perawatan maksimal 3 bulan.
Infeksi mata
- Dewasa: teteskan 1-2 tetes ke mata yang sakit 4 kali sehari. Durasi perawatan maksimal 21 hari.
- Anak (usia >1 tahun): sama seperti dosis dewasa.
Ulkus kornea (luka terbuka pada kornea)
Awalnya, teteskan 2 tetes ke mata yang sakit setiap 15 menit selama 6 jam pertama, lalu setiap 30 menit setelahnya pada hari ke-1. Kemudian, teteskan 2 tetes ke mata yang sakit setiap jam pada hari 2.
Setelah itu, teteskan 2 tetes siprofloksasin ke mata yang sakit setiap 4 jam pada hari ke 3-14. Durasi perawatan maksimal selama 21 hari.
- Anak (usia >1 tahun): sama seperti dosis dewasa.
Otitis eksterna akut (infeksi saluran telinga luar)
- Dewasa: teteskan 0,25 ml ke dalam telinga yang terkena selama 7 hari.
- Anak (usia >1 tahun): sama seperti dosis dewasa.
Aturan pakai ciprofloxacin
Pastikan Anda hanya menerima jenis ciprofloxacin yang diresepkan oleh dokter Anda.
Gunakan obat ini setidaknya 2 jam sebelum atau 6 jam sesudah menyantap makanan kaya kalsium dan suplemen zat besi, alumunium, dan magnesium.
Telan seluruh tablet, jangan menggerus, menghaluskan, atau mengunyah obat sembarangan. Minum siprofloksasin sesuai dengan aturan minum obat, bahkan jika Anda sudah merasa lebih baik.
Jangan berhenti minum ciprofloxacin tanpa berkonsultasi dengan dokter Anda atau jika Anda mengalami efek samping serius tertentu
Hindari juga mengonsumsi obat ini dengan produk susu atau jus yang diperkaya kalsium karena bisa mengurangi efek obat.
Selain itu, mineral lain yang dapat berinteraksi dengan siprofloksasin adalah suplemen zat besi, aluminium, dan magnesium.
Jika gejala Anda tidak membaik atau memburuk, hubungi dokter Anda.
Efek samping siprofloksasin
Ciprofloxacin dapat menyebabkan efek samping obat yang serius, termasuk masalah tendon, kerusakan saraf, perubahan suasana hati atau perilaku yang serius, atau gula darah rendah.
Setiap orang dapat mengalami efek samping yang berbeda-beda. Ini bergantung dengan respons tubuh terhadap siprofloksasin.
Ada pula beberapa orang yang merasakan efek samping yang tidak disebutkan di bawah ini.
Efek samping umum
Efek samping serius
- Pusing, pingsan, detak jantung cepat atau tidak teratur.
- Sendi mendadak nyeri, memar, bengkak, rasa nyeri, kekakuan, atau kehilangan kemampuan bergerak pada sendi manapun.
- Diare berair atau berdarah.
- Kebingungan, berhalusinasi, depresi, berpikir atau bertindak lain dari biasanya.
- Sakit kepala, telinga berdenging, pusing, mual, gangguan penglihatan, dan sakit di belakang mata.
- Urine berwarna gelap, demam, lemas.
- Jarang atau sama sekali tidak buang air kecil.
- Mudah memar atau berdarah.
- Mati rasa, kesemutan, atau sakit tidak wajar di bagian tubuh manapun.
- Ruam kulit.
- Kulit dan mata kuning (penyakit kuning).
Peringatan dan perhatian saat pakai obat ciprofloxacin
Beritahu dokter dan apoteker jika Anda alergi atau memiliki reaksi alergi terhadap ciprofloxacin atau alergi antibiotik kuinolon dan fluorokuinolon lainnya.
Beritahu dokter Anda jika Anda sedang menyusui. Anda tidak boleh menyusui saat Anda menggunakan ciprofloxacin, setidaknya sampai 2 hari setelah dosis terakhir.
Belum ada penelitian yang menunjukkan masalah ciprofloxacin bagi orang lanjut usia. Namun, biasanya pasien menjadi lebih rentan terkena penyakit ginjal atau jantung.
Sebagian pasien bahkan mengalami cedera tendon parah (termasuk tendon robek) saat minum obat ciprofloxacin.
Ciprofloxacin adalah obat yang baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap.
Apakah obat siprofloksasin aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Jika Anda sedang hamil atau menyusui atau berencana untuk memiliki bayi, mintalah nasihat dokter atau apoteker sebelum minum obat ini.
Lebih baik menghindari penggunaan ciprofloxacin selama kehamilan.
Uji klinis yang dilakukan pada hewan (in vivo) dalam American family physician (2005) memperlihatkan penggunaan antibiotik kuinolon dosis tinggi bisa menimbulkan gangguan pada janin.
Situs EMC Inggris menyarankan untuk tidak mengonsumsi ciprofloxacin selama menyusui.
Obat ini bisa menyerap ke dalam ASI dalam kadar rendah dan dapat mengakibatkan efek buruk pada perkembangan sendi bayi.
Interaksi obat ciprofloxacin dengan obat lain
Interaksi dengan obat lain dapat memengaruhi cara kerja obat dan meningkatkan risiko efek samping yang berbahaya.
Hindari obat-obatan ini selama Anda mengonsumsi ofloksasin.
- Antiaritmia, cisapride, diuretik, antipsikotik (obat gangguan mental), obat-obatan yang dapat memengaruhi detak jantung, atau antidepresan karena bisa menimbulkan denyut jantung tidak teratur dan masalah jantung lainnya.
- Obat kortikosteroid akan meningkatkan risiko masalah tendon.
- Obat antiradang nonsteroid seperti ibuprofen karena akan meningkatkan risiko kejang.
- Insulin atau obat-obatan lainnya untuk diabetes karena akan meningkatkan risiko gula darah terlalu rendah.
- Antikoagulan seperti warfarin, procainamide, atau teofilin karena risiko efek samping dapat meningkat.
Infeksi bakteri bisa diobati menggunakan antibiotik seperti ciprofloxacin, tetapi Anda harus tetap berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkannya.
Dokter akan menentukan dosis dan aturan minum obat yang sesuai dengan kondisi dan riwayat penyakit Anda.
[embed-health-tool-bmi]