backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Tiopental (Thiopental)

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 02/02/2022

    Tiopental (Thiopental)

    Tiopental atau thiopental merupakan salah satu obat anestesi yang bisa digunakan untuk memulai pembiusan sebelum operasi. Obat ini juga memiliki fungsi lain, termasuk dalam menangani kejang.

    Golongan obat: anestetik umum dan oksigen

    Merek dagang tiopental: Tiopol, Thiopental Sodium

    Apa itu obat tiopental?

    Tiopental (thiopental) termasuk dalam jenis obat golongan barbiturat, yakni kelompok obat untuk mengobati kejang, gangguan kecemasan, dan untuk memulai pembiusan (anestesi).

    Obat thiopental mengandung bahan aktif natrium tiopental dan natrium karbonat yang diberikan melalui suntikan ke dalam pembuluh darah.

    Sebagai obat anestesi, tiopental akan bekerja dengan cara menekan sinyal otak yang membuat Anda tidak sadar dan tidak merasakan sakit selama prosedur pembedahan. 

    Di samping itu, obat ini digunakan untuk mengobati kejang dan mengurangi tekanan dalam tengkorak (tekanan intrakranial).

    Tiopental termasuk golongan obat keras yang hanya digunakan dengan resep dokter. Pasalnya, penyalahgunaan obat ini bisa menyebabkan kecanduan dan bisa berakibat fatal.

    Maka dari itu, penggunaan obat ini harus dalam pengawasan ketat dokter di rumah sakit.

    Dosis tiopental

    Tiopental akan dokter berikan sebagai suntikan langsung ke pembuluh darah (intravena/IV).

    Dokter akan memberikan dosis obat yang disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, berat badan, dan respons pasien terhadap obat tersebut.

    Dosis tiopental untuk anestesi sebelum operasi

    • Dewasa: dosis awal berkisar antara 50–75 mg dengan interval 20 hingga 40 detik pada orang dewasa dengan berat badan 60 sampai 80 kg. Dosis tambahan 25–50 mg dapat diberikan bila respon yang diinginkan belum tercapai.
    • Lansia: dosis hampir sama seperti orang dewasa dengan pengurangan dosis yang lebih kecil bila diperlukan.
    • Anak-anak: dosis awal tergantung pada tahapan usia dan berat badan, bayi baru lahir 3–4 mg/kgBB, bayi 5–8 mg/kgBB, dan anak-anak 5–6 mg/kgBB. Dosis tambahan 1 mg/kgBB dapat diberikan sesuai kebutuhan.

    Dosis tiopental untuk menangani kejang

    • Dewasa: 75–125 mg (setara dengan 3–5 ml larutan 2,5%) harus diberikan sesegera mungkin setelah kejang dimulai. 
    • Anak-anak: 2 mg/kgBB melalui suntikan intravena secara perlahan. Dosis bisa ditambahkan, tetapi tidak melampaui 5 mg/kgBB/jam.

    Dosis tiopental untuk menurunkan tekanan intrakranial

    • Dewasa: 1,5–3 mg/kgBB melalui suntikan intermiten (berjeda) dapat diberikan untuk mengurangi peningkatakan tekanan intrakranial bila ventilasi terkontrol disediakan.
    • Anak-anak: keamanan dosis untuk populasi bayi dan anak-anak belum ditetapkan.

    Pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal harus mendapatkan dosis yang disesuaikan, maka pastikan untuk konsultasi dengan dokter sebelum mendapatkan obat ini. 

    Hal ini untuk memastikan bahwa pasien tidak berisiko mengalami efek samping setelah mendapatkan obat sesuai dengan dosis yang dianjurkan.

    Aturan pakai thiopental

    suntik anestesi

    Tiopental merupakan obat yang tersedia dalam bentuk suntik. Hanya dokter atau tenaga medis yang terlatih saja yang dapat memberikan obat ini kepada pasien.

    Dokter akan memberikan thiopental melalui suntikan ke pembuluh darah vena (intravena/IV). 

    Lokasi pemberian obat dan dosis berbeda untuk setiap pasien. Hal ini akan dokter sesuaikan dengan kondisi serta prosedur yang akan Anda jalani.

    Dokter akan memonitor pernapasan, tekanan darah, kadar oksigen, dan tanda vital lain secara ketat untuk memastikan bahwa tubuh Anda merespons baik pengobatan.

    Anda mungkin akan merasa kebingungan akibat dari efek samping anestesi selama prosedur operasi. Meski begitu, hal ini tergolong normal dan tak perlu Anda khawatirkan.

    Bila Anda merasakan ketidaknyamanan, pastikan segera berkonsultasi dengan dokter.

    Jika memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait dengan penggunaan tiopental, jangan ragu untuk bertanya langsung dengan dokter atau tenaga medis yang menangani Anda.

    Efek samping tiopental

    Sama seperti obat-obatan pada umumnya, thiopental berpotensi menimbulkan sejumlah efek samping meski tidak semua orang mungkin mengalaminya.

    Berikut ini adalah efek samping umum hingga tidak umum yang perlu Anda waspadai.

    Efek samping umum

    Pada umumnya, penggunaan obat tiopental dapat menimbulkan efek samping, meliputi:

    • detak jantung tak beraturan (artimia),
    • kejang saluran udara (laringospasme),
    • kesulitan bernapas,
    • gangguan jantung,
    • tekanan darah rendah,
    • perasaan mengantuk,
    • kesulitan menelan,
    • kurang nafsu makan,
    • batuk,
    • bersin,
    • kelelahan,
    • pusing,
    • sakit kepala,
    • menggigil, dan
    • nyeri pada area yang disuntik.

    Efek samping tidak umum

    Sementara itu, terdapat efek samping lain yang kurang umum terjadi, antara lain:

    • peningkatan kalium darah (hiperkalemia),
    • penurunan kalium darah (hipokalemia),
    • gangguan makan, seperti anoreksia,
    • kelemahan dan merasa tidak sehat,
    • hipersensitivitas,
    • gangguan ginjal, dan
    • perubahan suasana hati.

    Tiopental juga bisa menimbulkan reaksi alergi obat, meliputi kesulitan bernapas, mengi, ruam, gatal-gatal, hingga pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.

    Jika merasakan efek samping serius, segera beri tahu dokter atau cari bantuan medis darurat.

    Selain daftar di atas, mungkin terdapat efek samping lain yang bisa Anda rasakan. Lebih baik konsultasikanlah dengan dokter Anda untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

    Peringatan dan perhatian saat pakai obat thiopental

    Sebelum mendapatkan tiopental, dokter atau tenaga medis akan menanyakan terkait kondisi dan riwayat kesehatan yang Anda alami.

    Sebelum menggunakan obat ini, terdapat beberapa hal lainnya yang harus Anda perhatikan seperti berikut.

    • Hindari pemberian obat bila Anda alergi terhadap obat barbiturat atau kandungan tiopental, yakni natrium tiopental dan natrium karbonat.
    • Hindari penggunaan obat bila Anda mengalami porfiria, yakni kelainan darah langka yang menyerang kulit atau sistem saraf.
    • Beri tahu dokter bila Anda pernah atau sedang mengalami penyakit, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, asma, penyumbatan saluran napas, gangguan pankreas, gangguan hati dan ginjal, serta kondisi lainnya. 
    • Beri tahu dokter bila Anda memiliki riwayat cedera otak, tumor otak, atau kondisi lain yang menyebabkan peningkatan tekanan dalam tengkorak.
    • Pastikan memberitahukan dokter tentang obat resep dan nonresep, vitamin, suplemen gizi, dan produk herbal yang sedang Anda gunakan. 
    • Tanyakan pada dokter bila Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang yang mungkin dapat membahayakan bayi Anda.

    Obat ini tidak memerlukan kondisi penyimpanan pada suhu khusus. Tiopental baik disimpan pada suhu ruangan yang jauh dari cahaya langsung.

    Perhatikan panduan penyimpanan dan tanggal kedaluwarsa pada kemasan produk. Jauhkan obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

    Apakah obat tiopental aman untuk ibu hamil dan menyusui?

    Tidak ada penelitian yang memadai tentang risiko penggunaan obat thiopental pada ibu hamil.

    Obat ini mungkin diekskresikan ke dalam ASI sehingga pemberian pada bayi perlu dihentikan setidaknya selama 12 jam setelah ibu menyusui mendapatkan tiopental.

    Selain itu, ibu hamil mungkin bisa memerah dan menyimpan ASI sebelum memperoleh obat ini.

    Tiopental tidak boleh digunakan selama kehamilan atau menyusui, kecuali bila jelas dibutuhkan dan manfaat penggunaannya lebih besar dari risikonya.

    Oleh karena itu, pastikan untuk berkonsultasi kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini.

    Interaksi obat tiopental dengan obat lain

    Interaksi obat tiopental bisa mengubah kinerja atau meningkatkan risiko efek samping serius. Jenis-jenis obat yang dapat berinteraksi negatif dengan obat tiopental, antara lain:

    • antibiotik, seperti vankomisin, isoniazid, dan sulfonamid,
    • antihipertensi, seperti ACE inhibitor, antagonis reseptor angiotensin-II, dan beta-blocker
    • antidepresan, seperti MAO inhibitor,
    • benzodiazepin, seperti midazolam,
    • analgesik seperti aspirin,
    • analgesik opioid, seperti morfin, fentanil, dan petidin,
    • fenotiazin seperti prometazin,
    • obat yang berefek pada saluran pencernaan, seperti metoklopramid atau droperidol, dan
    • obat yang berefek pada sistem saraf pusat.

    Sementara itu, masih ada obat-obatan lain yang bisa berinteraksi dengan thiopental dan belum tercantum dalam daftar di atas.

    Penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter terkait semua produk yang sedang Anda gunakan, termasuk obat-obatan resep, nonresep, dan produk herbal.

    Dokter mungkin akan menyarankan untuk mengurangi atau menghentikan dosis sementara sebelum ataupun setelah Anda mendapatkan obat ini.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

    Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


    Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 02/02/2022

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan