Streptomisin adalah obat yang umumnya digunakan untuk mengobati tuberkulosis (TB) dan infeksi akibat bakteri tertentu.
Golongan obat: anti-infeksi khusus, antibiotik, antituberkulosis
Merek dagang streptomisin: Streptomycin Sulfate
Apa itu obat streptomisin?
Streptomisin (streptomycin) merupakan obat untuk menangani infeksi bakteri tingkat sedang hingga parah yang menyerang berbagai bagian tubuh.
Salah satu penyakit yang ditangani dengan obat ini ialah tuberkulosis. Cara kerja streptomycin yaitu membunuh bakteri penyebab TBC.
Streptomisin termasuk ke dalam golongan antibiotik aminoglikosida. Obat-obatan dalam kelompok ini bekerja dengan mematikan bakteri atau mencegah pertumbuhannya.
Selain bakteri TBC, streptomisin (kadang dengan kombinasi obat-obatan lainnya) dapat bekerja mengatasi infeksi bakteri penyebab penyakit berikut.
- Pasteurella pestis (penyakit pes).
- Francisella tularensis (tularemia/demam kelinci).
- Brucella (penyakit brucellosis).
- Calymmatobacterium granulomatis (donovanosis, granuloma inguinale).
- H. ducreyi (chancroid).
- H. influenzae (infeksi pernapasan, dinding dalam jantung, dan selaput otak).
- K. pneumoniae (pneumonia).
- E.coli, Proteus, A. aerogenes, K. pneumoniae, dan Enterococcus faecalis (infeksi saluran kemih).
- Streptococcus viridans, Enterococcus faecalis (endokarditis).
- Bakteri basil gram negatif penyebab infeksi dalam aliran darah.
Pada umumnya, streptomycin diberikan melalui injeksi (suntikan) apabila obat antibiotik minum tidak berhasil mengatasi infeksi.
Pemberian obat ini hanya boleh dilakukan oleh dokter atau dengan pengawasan dokter.
Untuk menangani TBC aktif, dokter biasanya memberikan streptomycin bersama obat anti-TBC lainnya seperti isoniazid, rifampisin, dan pirazinamid.
Kombinasi obat-obatan tersebut diberikan melalui suntikan ke pembuluh darah atau otot.
Sediaan dan dosis streptomisin
Streptomycin tersedia dalam bentuk larutan injeksi. Berikut dosis pemberian obat ini menurut indikasi dan kelompok usia.
Tuberkulosis
- Dewasa: 15 mg/kg dalam dosis tunggal satu kali sehari, maksimum 1 gram. Dalam terapi intermiten (berjangka): 25–30 mg/kg 2–3 kali seminggu, maksimum 1,5 gram per dosis.
- Anak-anak: 20–40 mg/kg dalam dosis tunggal satu kali sehari, maksimum 1 gram. Dalam terapi intermiten: 25–30 mg/kg 2–3 kali seminggu, maksimum 1,5 gram per dosis.
- Lansia: maksimum 500–750 mg per hari.
Tularemia
- Dewasa: 1–2 gram dibagi menjadi beberapa dosis per hari. Pemberian selama 7–14 hari hingga pasien tidak demam selama 5–7 hari.
- Anak-anak: 15 mg/kg berat badan, 2 kali sehari setidaknya selama 10–14 hari. Dosis maksimum 2 gram per hari.
Endokarditis
- Infeksi streptokokus dewasa: 1 gram 2 kali sehari selama satu minggu, lalu 500 mg 2 kali sehari selama minggu kedua.
- Infeksi enterokokus dewasa: 1 gram 2 kali sehari selama 2 minggu, lalu 500 mg 2 kali sehari selama 4 minggu selanjutnya. Streptomisin diberikan bersama penisilin.
- Anak-anak: 20–30 mg/kg setiap hari dibagi dalam 2 dosis dengan kombinasi bersama penisilin.
- Lansia di atas 60 tahun: 500 mg 2 kali sehari selama 2 minggu.
Penyakit pes
- Dewasa: 2 gram sehari dibagi menjadi 2 dosis selama minimum 10 hari.
- Anak-anak: 30 mg/kg sehari dalam 2–3 dosis, maksimum 2 gram sehari.
Bakteremia, brucellosis, meningitis, pneumonia, dan ISK
- Dewasa: untuk penggunaan bersama obat lain dan sebagai pengobatan lini kedua: 1–2 gram per hari dibagi ke dalam beberapa dosis selama 6–12 jam. Maksimum 2 gram sehari.
- Anak-anak: 20–40 mg/kg sehari dibagi ke dalam beberapa dosis selama 6–12 jam.
Aturan pakai streptomisin
Pemberian streptomisin dilakukan oleh dokter, perawat, atau tenaga medis lainnya yang terlatih.
Obat ini akan disuntikkan langsung ke otot tubuh, biasanya pada pantat, bagian dalam paha, atau lengan atas.
Pasien harus menjalani pengobatan hingga tuntas agar infeksi dapat sembuh secara menyeluruh.
Maka dari itu, Anda harus tetap menjalani pengobatan dalam kurun waktu yang ditentukan meskipun gejala telah membaik.
Streptomycin juga bekerja dengan lebih baik jika kadarnya stabil dalam darah. Untuk memastikan hal ini, Anda perlu mendapatkan obat secara rutin sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Efek samping streptomisin
Streptomycin dapat menimbulkan sejumlah efek samping, tapi tidak semua orang akan mengalaminya. Efek samping umum dari obat ini meliputi:
- feses berwarna hitam,
- nyeri dada,
- batuk,
- vertigo,
- ruam,
- biduran,
- sesak napas,
- mual dan muntah,
- demam dan menggigil,
- kelumpuhan pada salah satu sisi wajah,
- pusing atau berkunang-kunang,
- rasa tergelitik pada bagian tubuh tertentu,
- buang air kecil nyeri atau sulit,
- sakit tenggorokan,
- mudah memar atau berdarah,
- peningkatan jumlah sel darah merah, serta
- pembengkakan pada lapisan kulit di bawah selaput lendir.
Streptomisin memiliki efek samping serius terhadap organ pendengaran dan saraf. Selain itu, ada risiko munculnya reaksi alergi yang harus mendapatkan penanganan dengan segera, seperti:
- ruam,
- gatal-gatal,
- demam,
- mual dan muntah, serta
- pembengkakan pada mata, wajah, bibir, lidah, dan tenggorokan.
Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek tertentu, konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda.
Peringatan dan perhatian saat pakai streptomisin
Sebelum menggunakan streptomisin, beri tahu dokter bila Anda memiliki kondisi berikut.
- Alergi terhadap streptomisin atau antibiotik sejenis, seperti gentamisin atau tobramisin.
- Memiliki masalah dengan otot dan saraf, vertigo, serta pendengaran.
- Pernah atau sedang mengalami gangguan pada ginjal.
- Akan menjalani vaksinasi tifus atau BCG.
Jika Anda tidak bisa memastikan apakah Anda memiliki kondisi tersebut, konsultasikan kepada dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Apakah streptomycin aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Menurut kategori tingkat keamanan penggunaan obat pada ibu hamil oleh US Food and Drugs Administration (US FDA), streptomycin termasuk ke dalam golongan D. Artinya, terdapat bukti risiko penggunaan obat terhadap janin.
Obat ini hanya boleh digunakan selama kehamilan jika manfaatnya lebih besar dari risikonya.
Maka dari itu, Anda harus berkonsultasi kepada dokter bila sedang hamil atau akan berencana hamil.
Streptomycin juga terbukti dapat mengontaminasi air susu ibu (ASI).
Tergantung kondisi dan keparahan infeksi, wanita yang sedang menyusui perlu menentukan apakah akan berhenti menyusui atau berhenti mengonsumsi obat ini.
Interaksi streptomycin dengan obat lain
Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Beberapa jenis obat atau zat yang mungkin berinteraksi dengan obat ini antara lain:
- alkuronium,
- sidofovir,
- doksakurium,
- furosemida,
- manitol,
- vitamin C,
- vaksin, serta
- obat-obatan lain yang dibeli tanpa resep.
Streptomisin merupakan obat untuk mengatasi berbagai penyakit akibat infeksi bakteri.
Pastikan Anda memberi tahu dokter atau apoteker mengenai riwayat medis Anda untuk meminimalisasi risiko efek sampingnya.
[embed-health-tool-bmi]