Hepatitis C dapat menyebabkan peradangan yang berujung dengan kerusakan hati. Agar gejalanya bisa dikelola, pengidapnya perlu minum obat, salah satunya sofosbuvir. Sebelum menggunakan obat, ada baiknya pahami aturan pakai hingga efek sampingnya berikut ini.
Golongan obat: antivirus
Merek dagang
Kandungan tunggal 400 mg sofosbuvir: Hepcinat, Myhep, Sobuvir, Sofohep, Sofosvir, dan Sovaldi.
Merek kombinasi: Epclusa (sofosbuvir 400 mg + velpatasvir 100 mg), Harvoni (sofosbuvir 400 mg + ledipasvir 90 mg), Lisof (sofosbuvir 400 mg + ledipasvir 180 mg), dan Myhep (sofosbuvir 400 mg + velpatasvir 100 mg).
Apa itu sofosbuvir?
Sofosbuvir adalah obat untuk mengobati penyakit hepatitis C kronis. Cara kerja obat ini adalah memblokir dua protein yang memungkinkan virus untuk memperbanyak dirinya sendiri.
Dengan begitu, perkembangan virus akan terhambat dan memungkinkan virus tidak lagi ampuh menginfeksi tubuh.
Meski begitu, obat ini tidak dapat mencegah penularan virus hepatitis dari orang yang terinfeksi kepada orang lain.
Obat hepatitis ini diresepkan oleh dokter spesialis penyakit dalam dan tidak digunakan sebagai monoterapi (terapi tunggal).
Itu artinya, obat ini tidak dapat digunakan sendiri. Dokter mungkin akan meresepkan obat ini dengan Ribavirin atau obat Daklatasvir untuk hepatitis C genotipe 1, 3, atau 4.
Dosis sofosbuvir
Setiap pasien bisa diresepkan dosis obat yang berbeda-beda. Ini bergantung dengan usia, keparahan penyakit, dan kondisi kesehatan secara menyeluruh.
- Dewasa: dosisnya 400 mg, diminum sekali sehari, selama 12 – 24 minggu.
- Anak usia ≥ 3 tahun dengan berat badan < 17 kg: dosisnya 150 mg, diminum sekali sehari.
- Anak usia ≥ 3 tahun, berat badan 17 – 35 kg: dosisnya 200 mg, diminum sekali sehari.
- Anak usia ≥ 3 tahun, berat badan ≥ 35 kg: dosisnya 400 mg, sekali sehari.
Aturan pakai sofosbuvir
Minum obat ini sama persis dengan arahan dokter atau sesuai dengan aturan pakai yang tertera pada label kemasan.
Jangan melebihkan atau mengurangi dosis obat yang sudah ditentukan.
Jangan pula berhenti menggunakan obat tanpa izin dari dokter, sekalipun Anda merasa kondisi sudah membaik.
Obat ini dapat diminum sebelum dan sesudah makan. Cobalah untuk minum obat ini di waktu yang sama setiap harinya agar tidak melewatkan dosis.
Bila Anda melewatkan satu dosis yang jedanya 18 jam atau lebih sebelum dosis berikutnya, segera minum obat. Lalu kembali ke waktu minum obat seperti biasanya.
Jika jedanya kurang dari 18 jam dari dosis berikutnya, lewati dosis dan kembali ke waktu minum obat seperti biasanya.
Penting untuk meminum obat ini secara rutin untuk mendapatkan manfaat obat yang efektif.
Efek samping sofosbuvir
Setiap obat memiliki efek samping, begitu juga dengan obat hepatitis ini.
Munculnya efek samping pada setiap orang bisa berbeda-beda, bergantung cara tubuh dalam merespons obat.
Bahkan, beberapa orang mungkin menunjukkan gejala yang tidak disebutkan di bawah ini.
Efek samping ringan
- Diare.
- Sakit kepala.
- Susah tidur atau malah lebih lama tidur.
- Nyeri otot.
- Mudah marah.
- Ruam dan gatal pada kulit.
Efek samping serius
- Kulit pucat.
- Pusing.
- Tubuh lemah.
- Ruam, dengan atau tanpa lecet.
- Sesak napas.
- Pembengkakan pada wajah, tenggorokan, atau lidah.
- Suara serak.
- Sakit tenggorokan, demam, menggigil, dan tanda-tanda infeksi lainnya.
Jika Anda mengalami efek samping obat di atas, dan tidak kunjung membaik atau gejalanya cukup mengganggu aktivitas, segera konsultasi ke dokter.
Peringatan dan perhatian pakai obat sofosbuvir
Anda tidak boleh menggunakan obat ini jika menunjukkan reaksi alergi. Jadi, beri tahu dokter jika Anda pernah mengalami alergi obat sejenis.
Selain itu, beri tahu juga dokter jika Anda memiliki kondisi seperti berikut ini.
Pemantauan detak jantung secara teratur mungkin diperlukan jika Anda menggunakan obat ini dengan amiodarone.
Anda mungkin juga perlu menjalani tes darah rutin, misalnya hitung darah lengkap atau tes fungsi hati.
Jika Anda pernah mengalami infeksi virus hepatitis B, virus dapat menjadi aktif kembali selama atau setelah pengobatan hepatitis C dengan sofosbuvir.
Ini dapat menyebabkan masalah hati yang serius. Dokter Anda akan memeriksa apakah Anda berisiko terkena reaktivasi virus hepatitis B atau tidak.
Apakah obat sofosbuvir aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil atau berencana hamil dalam waktu dekat sebelum menggunakan obat ini.
Penggunaan obat ini secara tunggal atau tanpa dikombinasikan dengan obat antivirus lainnya cukup aman.
Namun, sering kali obat ini dikombinasikan dengan ribavirin yang berefek buruk pada janin, sehingga penggunaannya tidak diperbolehkan pada ibu hamil.
Begitu juga ketika Anda sedang menyusui, beri tahu dokter mengenai kondisi ini. Dokter akan mempertimbangkan apakah pengobatan aman dilakukan atau tidak.
Interaksi obat sofosbuvir dengan obat lain
Anda dilarang mengonsumsi obat ini jika sedang menggunakan obat-obatan berikut.
- Obat untuk mengobati tuberkulosis, seperti rifampisin atau rifabutin.
- Obat epilepsi, misalnya fenobarbital, fenitoin, dan karbamazepin.
Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat berikut karena dikhawatirkan menimbulkan interaksi obat.
- Obat untuk aritmia, seperti amiodarone.
- Obat pengencer darah, contohnya warfarin.
- Obat untuk mengobati narkolepsi, misalnya modafinil.
- Obat HIV seperti tipranavir.
- Obat untuk kejang. yaitu oxcarbazepine.
- Suplemen, obat herbal, maupun obat tradisional Tiongkok.
Memahami aturan pakai dan hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan obat ini sangatlah penting.
Tujuannya, untuk menghindari efek samping, kelebihan dosis, atau masalah kesehatan tertentu akibat interaksi obat.
[embed-health-tool-bmi]