backup og meta

Levetirasetam

Levetirasetam

Levetirasetam atau levetiracetam merupakan salah satu obat yang mungkin diresepkan oleh dokter untuk mengontrol kejang pada penderita epilepsi. Penggunaan obat ini bisa dikombinasikan dengan obat-obatan lainnya. Simak dosis, efek samping, dan peringatan sebelum mengonsumsi obat ini.

Golongan obat: Anti-epileptik

Merek dagang: Lethira, Epilev XR, Lepsy, Levetiracetam, Levexa, Keppra.

Apa itu levetirasetam?

obat neostigmin

Levetiracetam adalah obat anti-epileptik yang digunakan bersamaan dengan obat lain untuk membantu mengontrol beberapa jenis kejang dalam pengobatan epilepsi

Obat ini terbukti dapat mengurangi kejang pada anak dan dewasa. Namun, belum dapat diketahui cara kerja dari levetiracetam dalam mencegah kejang.

Dosis levetirasetam

Melansir Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), di Indonesia, obat ini tersedia dalam dua bentuk yaitu tablet salut selaput dan tablet lepas lambat. Keduanya tersedia dalam kadar 500 mg dan 250 mg.

Adapun dosisnya perlu disesuaikan dengan usia pasien, jenis kejang, dan tahapan pengobatan yang dijalani. Dokter ahli saraf biasanya akan memberikan dosis sesuai kebutuhan Anda.

Bagi penderita gangguan fungsi ginjal atau hati, dosisnya akan diberikan lebih rendah daripada biasanya.

Secara umum, berikut dosis levetirasetam yang biasanya diberikan berdasarkan jenis kejang.

1. Kejang tonik-klonik umum primer

Sebagai terapi tambahan untuk mengatasi kejang tonik klonik pada pasien dengan epilepsi umum idiopatik, levetiracetam oral (obat minum) diberikan sesuai dosis berikut.

Dewasa:

  • Dosis awal: tablet biasa (lepas cepat) diberikan pada hari pertama pengobatan sebanyak 500 mg dibagi dalam dua kali minum.
  • Dosis pemeliharaan: dosis obat dapat ditingkatkan atau diturunkan sebesar 500 mg setiap 2 – 4 minggu sesuai dengan respons dan toleransi tubuh. Dosis maksimal 1.500 mg per hari.
  • Rekomendasi dosis dapat bervariasi antara setiap produk dan antara setiap negara.

Anak-anak:

Untuk anak berusia 12 – 17 tahun dengan berat badan kurang dari 50 kg, obat levetirasetam diberikan dengan dosis berikut.

  • Dosis awal: tablet biasa (lepas cepat) diberikan sebanyak 10 mg/ kg berat badan, diberikan dua kali sehari dalam dosis terbagi.
  • Dosis pemeliharaan: dosisnya dapat dinaikkan atau diturunkan hingga 10 mg/kg berat badan setiap 2 minggu. Hal ini disesuaikan dengan respons dan toleransi tubuh.
  • Dosis maksimal dalam sehari: sebanyak 30 mg/kg berat badan dua kali sehari.

Adapun untuk anak berusia 12 – 17 tahun dengan berat badan 50 kg ke atas, levetiracetam diberikan sesuai dosis orang dewasa.

2. Kejang mioklonik

Sebagai terapi tambahan pada pasien dengan epilepsi mioklonik juvenil, levetiracetam oral (obat minum) diberikan sesuai dosis berikut.

Dewasa:

  • Dosis awal: tablet biasa (lepas cepat) diberikan pada hari pertama pengobatan sebanyak 500 mg dibagi dalam dua kali minum.
  • Dosis pemeliharaan: dosis obat dapat ditingkatkan atau diturunkan sebesar 500 mg setiap 2 – 4 minggu sesuai dengan respons dan toleransi tubuh. Dosis maksimal 1.500 mg per hari.
  • Rekomendasi dosis dapat bervariasi antara setiap produk dan setiap negara.

Anak-anak:

Untuk anak berusia 12 – 17 tahun dengan berat badan kurang dari 50 kg, obat levetirasetam diberikan dengan dosis berikut.

  • Dosis awal: tablet biasa (lepas cepat) diberikan sebanyak 10 mg/ kg berat badan, diberikan dua kali sehari dalam dosis terbagi.
  • Dosis pemeliharaan: dosisnya dapat dinaikkan atau diturunkan hingga 10 mg/kg berat badan setiap 2 minggu. Hal ini disesuaikan dengan respon dan toleransi tubuh.
  • Dosis maksimal dalam sehari: sebanyak 30 mg/kg berat badan dua kali sehari.

Adapun untuk anak berusia 12 – 17 tahun dengan berat badan 50 kg ke atas, levetiracetam diberikan sesuai dosis orang dewasa.

3. Kejang parsial dengan atau tanpa generalisasi sekunder

Untuk mengontrol kejang parsial (sebagian) dengan atau tanpa generalisasi sekunder, obat levetirasetam diberikan dengan dua cara.

  • Sebagai terapi tunggal (monoterapi), yaitu tidak dikombinasi dengan obat anti-kejang lain.
  • Sebagai terapi tambahan, yaitu diberikan bersama dengan obat anti-kejang lainnya.

Adapun dosisnya adalah sebagai berikut.

Dewasa:

Tablet biasa (lepas cepat) diberikan sebagai terapi tunggal pada pasien yang baru saja menerima diagnosa kejang dengan dosis berikut.

  • Dosis awal: Dosis diberikan pertama kali sebanyak 250 mg dua kali sehari dalam dosis terbagi.
  • Setelah 2 minggu kemudian, dosisnya ditingkatkan menjadi 500 mg dua kali sehari dalam dosis terbagi.
  • Dosis pemeliharaan: dosis obat dapat ditingkatkan setiap 2 minggu sebesar 250 mg dua kali sehari dalam dosis terbagi. Hal ini sesuai respons tubuh terhadap obat tersebut.
  • Dosis maksimal: sebanyak 1.500 mg dua kali sehari.

Untuk jenis tablet lepas lambat, levetiracetam dapat diberikan sebagai terapi tunggal atau terapi tambahan dengan dosis sebagai berikut.

  • Dosis awal: sebanyak 1.000 mg diminum sekali sehari.
  • Dosis pemeliharaan: dosisnya dapat ditingkatkan sebanyak 1.000 mg setiap 2 minggu sesuai dengan respons dan toleransi tubuh. Dosis maksimal 3.000 mg sekali sehari.
  • Rekomendasi dosis dapat bervariasi antara setiap produk dan antara setiap negara.

Anak-anak:

Dosis levetirasetam untuk anak perlu disesuaikan dengan usia, berat badan dan metode terapi yang dilakukan (terapi tunggal atau terapi tambahan) dalam pengobatan kejang parsial.

Usia 16 tahun ke atas: terapi tunggal levetiracetam sama dengan dosis orang dewasa. Terapi tunggal levetiracetam tidak dianjurkan pada anak di bawah usia 12 tahun.

Sebagai terapi tambahan, berikut dosisnya berdasarkan usia.

  • Usia 1 – 6 bulan: Dosis awal sebanyak 7 mg/kg berat badan dua kali sehari dalam dosis terbagi. Lalu ditingkatkan atau diturunkan hingga 7 mg/kg BB dua kali sehari setiap 2 minggu. Dosis maksimal 21 mg/kg BB 2 kali sehari.
  • Usia 6 – 23 bulan, 2 – 11 tahun, dan 12-17 tahun dengan berat <50 kg: Awalnya, 10 mg/kg BB dua kali sehari. Lalu ditingkatkan atau diturunkan hingga 10 mg/kg dua kali sehari setiap 2 minggu. Maksimal dosis 30 mg/kg dua kali sehari.
  • Usia 12-17 tahun dengan berat 50 kg: dosisnya sama seperti dosis dewasa.

Obat puyer lebih dianjurkan bila diberikan pada:

  • bayi usia kurang dari 6 bulan, 
  • anak kurang dari 6 tahun dengan berat di bawah 25 kg, 
  • anak yang tidak bisa menelan tablet, atau
  • anak yang diberi dosis kurang dari 250 mg.

Selain itu, dianjurkan untuk menggunakan dosis efektif yang paling rendah untuk diberikan kepada anak.

Sebagai terapi tunggal atau terapi tambahan, tablet lepas lambat dapat diberikan kepada anak usia 12 tahun ke atas dengan berat 50 kg atau lebih dengan dosis yang sama dengan orang dewasa.

Aturan pakai levetirasetam

pratifar, obat kaplet

Patuhilah petunjuk penggunaan dan dosis levetiracetam sesuai arahan dokter atau apoteker. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa seijin dari dokter.

Obat dalam bentuk tablet salut selaput dapat diminum seperti biasa dengan bantuan air minum. Sementara obat puyer dapat dicampurkan air terlebih dahulu lalu diberikan kepada anak.

Jika Anda mengonsumsi tablet lepas lambat (extended-release), ikuti petunjuk berikut.

  • Patuhi dosis yang dianjurkan oleh dokter Anda (umumnya sekali sehari).
  • Jangan mengunyah atau menghaluskan obat lepas lambat karena akan melepaskan semua zat obat sekaligus. Sehingga meningkatkan risiko efek samping.
  • Jangan membelah tablet kecuali bila memiliki garis pemisah di bagian tengahnya, atau diminta oleh dokter atau apoteker Anda.
  • Telan utuh obat secara utuh tanpa dikunyah atau dihaluskan.

Minum obat ini secara rutin untuk mendapatkan manfaatnya yang optimal. Tentukan jadwal minum obat pada jam yang sama setiap harinya. Gunakan alarm untuk membantu Anda,

Apa yang perlu dilakukan bila lupa minum obat?

Melansir situs National Health Service, bila Anda melewatkan satu dosis levetirasetam, ikuti petunjuk berikut.

  • Untuk dosis 1 kali sehari: minum segera saat Anda ingat. Namun jika kurang dari 12 jam sebelum dosis berikutnya, abaikan dosis yang terlewat dan minum pada jadwal berikutnya seperti biasa.
  • Untuk dosis dua kali sehari: minum segera begitu Anda ingat. Namun jika kurang dari 8 jam sebelum dosis berikutnya, abaikan dosis yang terlewat dan minum pada jadwal berikutnya seperti biasa.
  • Jangan minum 2 dosis sekaligus dan jangan pernah menggandakan dosis untuk menebus yang terlupakan.

Bila ingin berhenti menggunakan obat ini, pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Kejang Anda mungkin dapat memburuk jika konsumsi obat ini tiba-tiba terhenti. 

Dosis perlu dikurangi secara bertahap terlebih dahulu sebelum benar-benar dihentikan.

Efek samping levetirasetam

hormon stres

Segera cari bantuan medis jika Anda mengalami tanda-tanda dari reaksi alergi obat seperti gatal-gatal, sulit bernafas, serta pembengkakan wajah Anda, bibir, lidah, atau tenggorokan.

Beri tahu dokter Anda jika ada gejala baru atau keadaan yang memburuk setelah mengonsumsi levetiracetam, seperti: 

  • perubahan suasana hati atau perilaku, 
  • depresi, cemas, atau jika merasa gelisah, 
  • berperilaku kasar, mudah tersinggung, 
  • hiperaktif (mental atau fisik), atau 
  • memiliki pemikiran untuk bunuh diri atau menyakiti diri.

 Hubungi dokter segera jika Anda memiliki efek samping yang serius, seperti:

  • berhalusinasi, memiliki pikiran atau perilaku yang tidak biasa,
  • memar, kesemutan, mati rasa, nyeri, lemah otot yang parah,
  • merasa sangat lemah atau lelah,
  • demam, menggigil, nyeri tubuh, gejala flu, luka di mulut dan tenggorokan,
  • masalah saat berjalan kaki atau bergerak, atau
  • tanda atau gejala ruam kulit meskipun ringan.

Periksakan juga ke dokter bila Anda mengalami gejala seperti:

  • reaksi kulit parah,
  • demam, 
  • sakit tenggorokan, 
  • pembengkakan di wajah Anda atau lidah, 
  • rasa terbakar di mata, serta
  • sakit kulit yang diikuti dengan ruam berwarna merah atau ungu yang menyebar (terutama di wajah atau tubuh bagian atas) dan menyebabkan kulit melepuh dan mengelupas

Efek samping obat yang lebih umum dan cenderung ringan, yaitu:

  • pusing ringan atau mengantuk,
  • merasa agak lelah,
  • hilang nafsu makan; atau
  • hidung tersumbat.

Tidak semua orang mengalami efek samping. Mungkin pula ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas. 

Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.

Peringatan dan perhatian saat pakai obat levetirasetam

tulisan dokter

Sebelum menggunakan obat ini, pastikan Anda memberitahu dokter dan apoteker bila Anda mengalami hal-hal berikut.

  • Anda alergi terhadap levetiracetam atau obat lain.
  • Mengonsumsi obat dengan resep maupun obat tanpa resep yang Anda gunakan, terutama obat untuk tekanan darah tinggi, kortikosteroid (misalnya prednisone), digoxin (Lanoxin), indometasin (Indocin), lithium (Eskalith, Lithobid), probenesid (Benemid), dan vitamin.
  • Anda pernah mengalami sakit ginjal.
  • Anda pernah mengalami depresi atau mengidap penyakit mental.
  • Anda sedang hamil, sedang merencanakan kehamilan, atau sedang menyusui.

Selain itu, konsumsi levetiracetam akan membuat Anda mengantuk. Pastikan Anda tidak berkendara atau mengoperasikan mesin bila Anda berada di bawah pengaruh obat ini.

Penting pula untuk Anda pahami bahwa Anda mungkin akan mengalami perubahan mental saat mengonsumsi obat ini. Beberapa orang mungkin akan mengalami pikiran ingin bunuh diri atau melukai diri.

Oleh sebab itu, sebelum mengonsumsinya, pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter mengenai manfaat dan risiko penggunaan obat ini.

Bila manfaatnya dinilai lebih besar dan lebih penting daripada risiko efek sampingnya, dokter mungkin akan menyarankan untuk mengonsumsinya.

Apakah levetirasetam aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat ini pada ibu hamil atau menyusui.

Menurut Food and Drug Administration (FDA), levetiracetam termasuk kategori C, yaitu mungkin ada beberapa risiko pada kehamilan.

Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum mengonsumsi obat ini saat hamil atau menyusui.

Interaksi levetirasetam dengan obat lain

interaksi Levetirasetam (Levetiracetam) dengan obat lain

Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. 

Beberapa obat berikut dapat berinteraksi dengan levetiracetam.

Namun, sebaiknya Anda tidak hanya mengacu pada daftar di atas. Jangan sampai obat yang Anda konsumsi juga menyebabkan interaksi.

Agar lebih amannya, sebaiknya sampaikan ke dokter bila Anda mengonsumsi obat apapun baik dengan resep maupun tanpa resep, termasuk suplemen, vitamin, dan obat herbal.

Selain berinteraksi dengan obat-obatan, levetirasetam juga dapat bereaksi dengan makanan tertentu, rokok tembakau, dan minuman beralkohol.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Ogunsakin, O., Tumenta, T., Louis-Jean, S., Mahbub, A., Rabel, P., Olupona, T., & Alam, S. (2020). Levetiracetam Induced Behavioral Abnormalities in a Patient with Seizure Disorder: A Diagnostic Challenge. Case Reports In Psychiatry, 2020, 1-4. doi: 10.1155/2020/8883802

Conditions, G. (2020). Epilepsy-aphasia spectrum: MedlinePlus Genetics. Retrieved 23 December 2021, from https://medlineplus.gov/genetics/condition/epilepsy-aphasia-spectrum/

Levetiracetam: Indication, Dosage, Side Effect, Precaution | MIMS Indonesia. Retrieved 23 December 2021, from https://www.mims.com/indonesia/drug/info/levetiracetam?mtype=generic

Levetiracetam (oral/injection). (2021). Retrieved 23 December 2021, from https://www.drugs.com/mtm/levetiracetam-oral-injection.html

Versi Terbaru

07/01/2022

Ditulis oleh Indah Fitrah Yani

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Bahaya yang Terjadi Bila Mengganjal Mulut Pakai Sendok Saat Kejang

Yuk, Kenali Beda Kejang dan Epilepsi (Ayan) Berikut Ini


Ditinjau secara medis oleh

Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 07/01/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan