Bunuh diri merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di seluruh dunia. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, setidaknya 703.000 orang memilih untuk menyudahi hidup mereka setiap tahunnya. Apa saja yang menjadi penyebab bunuh diri?
Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Bunuh diri merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di seluruh dunia. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, setidaknya 703.000 orang memilih untuk menyudahi hidup mereka setiap tahunnya. Apa saja yang menjadi penyebab bunuh diri?
Umumnya, percobaan bunuh diri disebabkan oleh ketidakmampuan seseorang dalam menghadapi situasi atau masalah tertentu. Mereka menganggap bunuh diri merupakan jalan keluar terbaik.
Pikiran tersebut muncul karena seseorang merasa bahwa dirinya sudah tidak memiliki harapan di masa depan. Tindakan dinilai akan menyelesaikan semua masalah yang ada.
Berbagai macam faktor berkontribusi menjadi penyebab orang ingin bunuh diri. Berikut beberapa di antaranya.
Depresi adalah salah satu gangguan mental yang menjadi penyebab bunuh diri paling tinggi. Gejala depresi yang tidak tertangani dengan baik membuat Anda merasa lelah dan putus asa.
Selain itu, stres dan depresi sering membuat seseorang menyesali hidupnya dan berpikir bahwa tidak ada orang yang sayang padanya. Akibatnya, bunuh diri menjadi tindakan yang tidak terhindarkan.
Impulsif artinya melakukan sesuatu berdasarkan dorongan hati (impulse). Perilaku ini membuat Anda melakukan segala sesuatunya secara spontan.
Perilaku impulsif berbahaya ketika dibarengi dengan munculnya pikiran negatif. Situasi tersebut berisiko membuat Anda berpikir cepat untuk mengakhiri hidup dengan bunuh diri.
Masalah sosial dapat mendorong seseorang melakukan bunuh diri. Beberapa pemicunya mulai dari dikucilkan, bullying pada remaja atau orang dewasa, hingga dikhianati sahabat atau pasangan.
Dengan mencelakai diri sendiri, beberapa dari mereka berpikir bahwa tindakan tersebut dapat menyadarkan orang-orang yang menyakitinya.
Konsumsi alkohol dan obat-obatan secara berlebihan dapat berujung pada aksi bunuh diri. Kebiasaan tersebut dapat membuat Anda mengalami psikosis.
Psikosis merupakan kondisi yang membuat seseorang kesulitan untuk membedakan imajinasi dan kenyataan. Halusinasi dan delusi yang terjadi bisa membawa Anda kepada aksi bunuh diri.
Sebuah studi dalam jurnal Psychological Autopsy menjelaskan bahwa terdapat satu atau lebih diagnosis gangguan mental pada 90% orang yang bunuh diri.
Selain itu, didapati juga 1 dari 20 orang yang mengidap skizofrenia memilih untuk mengakhiri hidupnya. Kasus bunuh diri juga ditemukan pada orang-orang dengan gangguan kepribadian seperti:
Trauma yang terjadi pada masa kecil dapat terbentuk di dalam alam bawah sadar seseorang. Pada akhirnya, akan terasa adanya kesulitan untuk keluar dari trauma tersebut.
Beberapa situasi yang dapat memicu trauma di antaranya:
Trauma bisa menghambat seseorang, terlebih jika ia tidak sanggup memaafkan dan berdamai dengan diri sendiri. Kondisi tersebut akhirnya dapat menjadi penyebab munculnya keinginan bunuh diri.
Banyak orang memilih untuk bunuh diri karena penyakit yang mereka derita tidak kunjung sembuh. Umumnya, situasi ini dialami oleh orang-orang yang mengidap penyakit kronis, seperti stroke atau kanker.
Penyakit yang tidak kunjung sembuh dan rasa lelah dalam mengobati penyakit dapat menyebabkan depresi berkepanjangan. Seiring waktu, kondisi tubuh yang terus menurun pun menimbulkan keinginan untuk bunuh diri.
Penyimpangan orientasi seksual merupakan salah satu penyebab orang bunuh diri. Umumnya, tindakan ini terjadi karena mereka tidak merasa mendapat dukungan dari orang sekitar.
Apalagi, orang dengan orientasi seksual sering kali dikucilkan masyarakat. Perlakuan tersebut dapat menyebabkan depresi dan berujung pada tindakan bunuh diri.
Beberapa penyakit dapat memicu keinginan bunuh diri pada diri seseorang. Kondisi ini terjadi karena orang tersebut yakin bahwa penyakit tersebut menjadi akhir dari hidup mereka.
Sebagai contoh, orang yang didiagnosis dengan HIV mungkin merasa bahwa hidup sudah tidak ada gunanya lagi karena penyakit ini belum bisa disembuhkan. Pikiran ini lantas meningkatkan risiko bunuh diri.
Kasus lain juga terjadi pada kehamilan yang tidak diinginkan. Banyak orang yang memilih untuk bunuh diri saat hamil di luar nikah karena takut membuat malu keluarga.
Faktor keturunan bisa menyebabkan seseorang melakukan bunuh diri. Jika ada keluarga yang memiliki riwayat bunuh diri, risiko Anda melakukan hal serupa akan lebih besar.
Oleh sebab itu, Anda perlu mengelola kesehatan mental maupun fisik Anda dengan sebaik mungkin, terutama saat menghadapi masalah berat. Dengan begitu, tindakan menyelesaikan masalah lewat bunuh diri dapat dicegah.
Apabila Anda merasakan gejala depresi, memiliki perasaan ingin bunuh diri, atau mengetahui orang yang sedang dalam pikiran bunuh diri, hubungi call center polisi di 110 atau layanan kesehatan jiwa milik Kemenkes pada nomor 119 atau 118.
Anda juga bisa menghubungi Rumah Sakit Jiwa (RSJ) berikut untuk pertolongan pertama.
Selain daftar di atas, Anda juga bisa cari psikolog atau psikiater terdekat dari lokasi Anda, kemudian booking layanannya melalui Hello Sehat.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar