Jenis operasi ini paling sering dilakukan untuk mengendalikan kejang epilepsi. Resective surgery dilakukan dengan mengangkat sedikit area otak, biasanya sebesar bola golf, yang memicu kejang. Setelah menjalani operasi epilepsi ini, Anda akan diberi obat untuk mencegah efek samping.
2. Corpus callosotomy
Operasi corpus callosotomy lebih sering dilakukan pada anak-anak yang mengalami kejang parah. Caranya adalah dengan dengan memotong jaringan saraf yang menghubungkan belahan otak kanan dan kiri yang menyebabkan kejang. Hal ini dapat membantu mengurangi keparahan kejang pada anak-anak.
3. Hemispherectomy
Mirip seperti cospus callosotomy, prosedur hemispherectomy juga lebih sering dilakukan pada anak-anak yang mengalami kejang akibat kerusakan pada salah satu belahan otak, entah itu sisi kanan atau kiri. Operasi epilepsi ini dilakukan dengan mengangkat lapisan luar pada separuh bagian otak.
Kabar baiknya, sebagian besar operasi epilepsi memberikan hasil yang memuaskan. Kebanyakan pasien tak lagi mengalami kejang epilepsi setelah operasi. Kalaupun masih mengalami kejang, durasinya akan jauh berkurang dan terbilang jarang.
Meski begitu, dokter akan tetap memberikan obat epilepsi selama satu tahun ke depan untuk membantu mengendalikan kejang epilepsi. Namun, jika Anda justru mengalami kejang epilepsi yang sulit dikendalikan setelah minum obat, sebaiknya kurangi dosisnya atau bahkan berhenti minum obat epilepsi.
Risiko efek samping operasi epilepsi
Sama seperti jenis operasi lainnya, pengobatan epilepsi dengan pembedahan juga memiliki risiko dan efek samping yang harus diperhatikan. Hal ini dapat berbeda-beda untuk setiap orang karena tergantung dari jenis bedah epilepsi dan seberapa banyak area otak yang diangkat.
Beberapa risiko dan efek samping bedah epilepsi yang mungkin terjadi meliputi:
1. Gangguan ingatan
Area lobus temporal otak bertanggung jawab untuk memproses memori sekaligus menggabungkannya dengan sensasi rasa, suara, penglihatan, sentuhan, dan emosional. Bedah epilepsi yang dilakukan pada area otak ini dapat membuat pasien sulit mengingat, berbicara, hingga memahami informasi yang diberikan.
2. Perubahan perilaku
Area lobus frontal adalah bagian otak yang terletak di belakang dahi. Fungsinya untuk mengendalikan pikiran, penalaran, dan perilaku. Jika bedah epilepsi dilakukan pada area otak ini, pasien cenderung akan hilang kendali, perubahan suasana hati yang drastis, hingga depresi.
3. Penglihatan ganda
Penglihatan ganda dapat terjadi jika bedah epilepsi dilakukan pada lobus temporal otak. Anda mungkin juga akan mengalami kesulitan untuk melihat benda pada jarak jauh akibat efek samping dari bedah epilepsi.
Untuk mempercepat pemulihan dari efek samping tersebut, pasien dianjurkan untuk rawat inap 3 sampai 4 hari setelah operasi di bawah pengawasan dokter. Anda mungkin akan mengalami nyeri dan pembengkakan di bagian tubuh tertentu selama beberapa minggu setelahnya. Namun tak perlu cemas. Yang terpenting, lakukan kontrol rutin untuk memantau kondisi kesehatan Anda pasca operasi.
Lengkapi pengobatan epilepsi dengan terapi

Selain obat atau operasi, pengobatan alternatif seperti terapi juga bisa menjadi cara untuk mengatasi penyakit epilepsi. Beberapa terapi tersebut antara lain:
Stimulasi saraf vagus
Dokter akan menanamkan stimulator saraf vagus yang mirip seperti alat pacu jantung yang dilengkapi kabel penghubung ke saraf vagus di leher. Perangkat ini akan mengirimkan energi listrik ke otak.
Efektivitas terapi ini dalam mengurangi gejala penyakit ayan sebesar 20-40 persen. Oleh karena itu, pasien tetap harus minum obat antiepilepsi. Efek samping dari pengobatan ini adalah sakit tenggorokan, suara serak, sesak napas, atau batuk.
Stimulasi otak dalam
Pada stimulasi otak dalam, ahli bedah menanamkan elektroda ke bagian tertentu otak Anda, biasanya talamus. Elektroda terhubung ke generator yang ditanamkan di dada atau tengkorak, yang kemudian mengirimkan sinyal listrik ke otak dan dapat mengurangi kejang.
Terapi diet ketogenik
Beberapa penderita epilepsi dapat mengurangi kejang dengan mengikuti diet ketat yang tinggi lemak dan rendah karbohidrat. Diet ini dikenal dengan diet ketogenik, yang tujuannya menjadikan lemak sebagai bahan utama penghasil energi untuk tubuh.
Konsultasikan dengan dokter jika Anda atau buah hati sedang mempertimbangkan diet ketogenik. Penting untuk memastikan bahwa anak Anda tidak kekurangan gizi saat mengikuti diet.
Efek samping dari diet ketogenik yang mungkin terjadi meliputi dehidrasi, sembelit, pertumbuhan yang melambat karena kekurangan nutrisi dan penumpukan asam urat dalam darah, yang dapat menyebabkan batu ginjal. Efek samping ini jarang terjadi jika diet diawasi oleh dokter atau ahli gizi.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar