backup og meta
Kategori

6

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Obat-obatan yang Bisa Mengganggu Kesuburan Anda

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 30/01/2023

    Obat-obatan yang Bisa Mengganggu Kesuburan Anda

    Banyak orang mempertimbangkan soal makanan yang sebaiknya dikurangi saat tengah mengusahakan kehamilan. Namun, satu hal yang kadang terlupakan yaitu mencari tahu obat apa saja yang dapat mengganggu kesuburan.

    Bagaimana obat-obatan bisa mengganggu kesuburan?

    minum obat asetosal

    Kesuburan pada pria maupun wanita sangat dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Di sisi lain, beberapa jenis obat yang Anda konsumsi mungkin mengganggu kinerja hormon tersebut.

    Meski efek samping mungkin segera hilang setelah penggunaan obat dihentikan, ada beberapa jenis obat yang efeknya bertahan lama sehingga Anda butuh waktu lebih untuk mengembalikan kesuburan seperti semula.

    Menurut Valerie Baker, kepala divisi endokrinologi reproduksi dan kesuburan di Stanford University School of Medicine, obat-obatan dapat mempengaruhi kemampuan tubuh wanita untuk ovulasi atau melepaskan sel telur.

    Obat-obatan dapat memengaruhi produksi dari follicle stimulating hormone (FSH) atau luteinizing hormone (LH) oleh kelenjar hipofisis. Sementara pada pria, obat-obatan dapat mempengaruhi produksi sperma.

    Selain itu, ada juga kelompok obat yang dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ reproduksi sehingga membuat wanita susah hamil, misalnya obat kanker.

    Oleh karena itu, selalu konsultasikan dengan dokter jika Anda sedang atau akan mengonsumsi obat-obatan tertentu selama merencanakan kehamilan. Jadi, dokter bisa meresepkan obat pengganti yang lebih aman.

    Jenis obat yang mengganggu kesuburan

    penyebab resistensi antibiotik

    Meski beberapa jenis obat berikut dapat menurunkan kesuburan Anda, jangan pernah menghentikan penggunaannya atau mengurangi dosisnya tanpa sepengetahuan dokter. 

    Beri tahu dokter mengenai rencana atau kondisi kehamilan Anda. Dokter dapat menyesuaikan dosis obat atau memberikan obat pengganti yang tidak akan membuat Anda susah hamil. 

    Berikut merupakan jenis obat-obatan yang bisa memengaruhi kesuburan Anda.

    1. Kortikosteroid/steroid

    Obat-obatan kortikosteroid (steroid) seperti kortison dan prednison terbuat dari hormon testosteron.

    Jika digunakan dalam dosis tinggi oleh wanita, obat ini dapat menghambat kerja kelenjar hipofisis dalam merangsang pelepasan sel telur dari ovarium.

    Obat steroid juga dapat melemahkan sistem imun. Menurunnya imun selama kehamilan bisa meningkatkan risiko penyakit infeksi hingga komplikasi berupa keguguran.

    Pada pria, penggunaan steroid bertujuan untuk memproduksi hormon androgen (hormon seks pria) saat testis bermasalah. Obat steroid ini dikenal sebagai steroid androgenik.

    Namun, beberapa orang menyalahgunakannya untuk meningkatkan fungsi fisik dan penampilan, misalnya untuk membesarkan otot.

    Padahal, penyalahgunaan steroid androgenik justru dapat mematikan dorongan otak untuk merangsang produksi sperma di dalam testis.

    Dilansir dari laman Healthy Male, selain mengakibatkan penurunan produksi sperma secara drastis, steroid androgenik juga dapat mengecilkan ukuran testis.

    2. Obat hipertensi (tekanan darah tinggi)

    Obat hipertensi yang disebut spironolactone dapat menurunkan produksi sperma. Sementara itu, beberapa obat penurun tekanan darah lainnya bisa mengganggu kemampuan sperma untuk membuahi sel telur.

    Pada wanita, obat-obatan untuk hipertensi dapat menurunkan kualitas sel telur dan embrio pada ibu hamil. Oleh karena itu, konsumsi obat hipertensi pada ibu hamil sangat dibatasi.

    Obat-obatan dari kelompok diuretik selain spironolactone juga mungkin mengganggu kesuburan Anda.

    Meski begitu, kesuburan biasanya akan kembali sekitar dua bulan setelah Anda berhenti mengonsumsi obat untuk hipertensi.

    3. Antidepresan

    Obat-obatan antidepresan, termasuk obat penenang atau pencegah kejang, dapat meningkatkan kadar hormon prolaktin dan mengganggu pelepasan sel telur dari ovarium (ovulasi). 

    Sementara itu, penggunaan antidepresan golongan tertentu pada pria dapat mengganggu kesuburan dengan cara mengganggu pergerakan dan kualitas sperma.

    Meski demikian, obat antidepresan golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) tidak akan menurunkan kesuburan Anda.

    Selain itu, efek samping penggunaan antidepresan juga tidak lebih besar dibandingkan dampak gangguan mental yang tidak diobati.

    Oleh karena itu, konsultasikan dengan dokter Anda untuk mencari solusi terbaik mengenai penggunaan antidepresan selama mengusahakan kehamilan.

    4. Obat hipertiroidisme

    penyakit hiperparatiroid

    Pastikan Anda selalu mengonsumsi obat-obatan untuk hipertiroidisme sesuai dengan resep dokter.

    Dosis yang terlalu banyak atau sedikit dapat memengaruhi hormon prolaktin sehingga siklus menstruasi bisa terganggu. Alhasil, Anda mungkin lebih susah untuk hamil.

    Jika Anda sedang mengonsumsi obat hipertiroidisme dan merencanakan kehamilan, dokter Anda mungkin menyarankan tes darah terlebih dahulu untuk memeriksa fungsi kelenjar tiroid Anda.

    5. Obat kemoterapi

    Beberapa jenis obat yang diberikan selama masa kemoterapi diketahui dapat merusak sel telur sehingga membuat penggunanya susah hamil.

    Sebagai contoh, obat antikanker yang mengandung agen alkilasi dapat memberikan efek beracun bagi ovarium sehingga ketidaksuburan permanen mungkin terjadi.

    Pada pria, obat-obatan ini juga dapat merusak kualitas sperma dan menurunkan kemampuan testis dalam memproduksi sperma. Pengobatan kanker seperti terapi radiasi juga dapat mengganggu kesuburan pada laki-laki.

    6. Obat epilepsi

    Obat epilepsi seperti phenytoin, carbamazepine, dan valproate diketahui dapat mengganggu kesuburan dengan menghambat ovulasi hingga menyebabkan masalah kesuburan secara langsung.

    Ini lantaran obat epilepsi akan menurunkan kadar testosteron yang berperan penting dalam kesuburan.

    Tidak hanya itu, obat epilepsi juga dapat memengaruhi kualitas sperma dan mengurangi produksinya.

    7. Anti-inflamasi

    Beberapa jenis obat anti-inflamasi atau antiradang seperti sulfasalazine yang digunakan dalam dosis tertentu akan menurunkan jumlah sperma.

    Sementara itu, penggunaan ibuprofen dalam jangka panjang pada laki-laki dapat meningkatkan risiko kemandulan atau ketidaksuburan.

    Wanita yang merencanakan kehamilan sebaiknya juga mengurangi konsumsi obat antiradang jenis nonsteroid, sebab obat ini diduga dapat menurunkan kadar hormon progesteron yang penting dalam fungsi reproduksi.

    8. Antipsikotik

    risperidone

    Beberapa jenis antipsikotik seperti risperidone dan amisulpride dapat memengaruhi kelenjar pituitari dalam memproduksi hormon prolaktin. Kondisi ini kemudian dapat mengganggu siklus menstruasi dan proses ovulasi.

    Namun, menghentikan pemakaian antipsikotik bisa membuat kondisi Anda memburuk. Oleh karena itu, bicarakan dengan dokter Anda mengenai penyesuaian dosis antipsikotik saat merencakan kehamilan.

    9. Obat dan suplemen herbal

    Banyak orang mengira penggunaan obat dan suplemen herbal lebih aman dibandingkan obat kimia. Padahal, banyak produk herbal yang belum lulus uji secara klinis terkait keamanannya pada kesuburan.

    Selalu tanyakan pada dokter Anda sebelum mengonsumsi obat apa pun saat merencakan kehamilan, termasuk suplemen, obat herbal, maupun obat apotek yang Anda dapatkan tanpa resep dokter.

    10. Produk untuk rambut dan kulit yang mengandung hormon

    Krim kulit, gel, dan produk perawatan rambut yang mengandung hormon estrogen dan progesteron juga dapat mempengaruhi ovulasi.

    Walaupun penyerapan produk ini melalui kulit mungkin tidak akan menyebabkan masalah, ada baiknya untuk tetap menghindari penggunaan produk tersebut.

    Pengaruh obat yang mengganggu kesuburan dapat hilang mungkin dalam waktu beberapa hari sampai beberapa bulan.

    Maka dari itu, Anda harus menghentikan pemakaian obat-obatan tersebut sebulan atau dua bulan sebelum Anda berencana untuk mencoba hamil agar kesuburan Anda kembali ke tingkat optimalnya.

    Sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda terlebih dahulu untuk merencanakan kehamilan agar pada saat itu kesuburan Anda dan pasangan sedang berada pada tingkat optimal.

    Seputar obat dan kehamilan

    • Hindari obat-obatan yang akan mengganggu kerja hormon Anda, seperti obat steroid, antidepresan, obat tiroid, epilepsi, anti-inflamasi, antipsikotik, dan obat kemoterapi.
    • Obat dan suplemen herbal tidak selalu aman.
    • Selalu beri tahu dokter mengenai obat-obatan yang Anda konsumsi saat akan merencanakan kehamilan dan jangan menghentikan penggunaannya tanpa sepengetahuan dokter.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 30/01/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan