Efek samping yang ditimbulkan dengan obat antidepresan jenis ini adalah:
- Aritmia.
- Blokade jantung (khususnya pada penggunaan amitriptyline).
- Mulut kering.
- Pandangan kabur.
- Konstipasi.
- Berkeringat.
- Mengantuk.
- Retensi urine.
- Detak jantung tidak teratur atau cepat.
Efek samping dari obat depresi ini dapat dikurangi jika pada awalnya diberi dalam dosis rendah, dan kemudian dinaikan secara bertahap. Pendosisan secara bertahap khususnya diterapkan pada lansia yang mengalami depresi, karena ada risiko penurunan tekanan darah yang mungkin menyebabkan kepala kliyengan dan bahkan pingsan.
4. Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOIs)
Monoamine oxidase inhibitor (MAOIs) bekerja menghambat enzim monoamine oxidase yang dapat menghancurkan serotonin, epinefrin, dan dopamin. Ketiga neurotransmitter ini bertanggung jawab untuk menimbulkan perasaan bahagia.
Sebagai contoh obat jenis ini adalah tranylcypromine (Parnate), phenelzine (Nardil), dan isocarboxazid (Marplan). Biasanya MAOI diresepkan ketika obat-obatan lainnya tidak memberikan perbaikan gejala.
MAOI dapat menimbulkan interaksi dengan beberapa makanan, seperti keju, acar/asinan, dan anggur. Oleh karena itu, Anda harus berhati-hati dengan makanan yang Anda konsumsi saat sedang menggunakan obat tersebut.
Obat antidepresi jenis ini memiliki efek samping yang sangat serius. Adapun efek samping yang terjadi yakni :
- Pening (kepala kliyengan, sensasi ruangan berputar).
- Perubahan tekanan darah.
- Merasa ngantuk.
- Sulit tidur.
- Pusing.
- Timbunan cairan dalam tubuh (misalnya pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki).
- Penglihatan kabur.
- Kenaikan berat badan.
5. Noradrenaline and spesific serotonergic antideppresants (NASSAs)
NASSAs adalah obat antidepresan yang bekerja dengan meningkatkan kadar noradrenalin dan serotonin. Obat yang termasuk dalam jenis ini adalah mirtazapine (Avanza). Serotonin dan noradrenalin merupakan neurotransmiter yang mengatur mood dan emosi. Serotonin juga ikut mengatur siklus tidur dan nafsu makan.
Adapun efek samping yang diberikan dari obat ini adalah rasa mengantuk, nafsu makan meningkat, berat badan naik, mulut kering, sembelit, gejala flu, dan pusing.
Obat depresi akan lebih efektif dibarengi pengobatan lain

Obat antidepresan sering menjadi pilihan pengobatan pertama. Jadi, saat seseorang menunjukkan gejala depresi dan didiagnosis mengalami penyakit mental ini, dokter akan meresepkan obat-obatan tersebut. Akan tetapi, efektivitas obat tidak langsung terjadi dalam satu malam.
Biasanya diperlukan waktu setidaknya tiga sampai empat minggu sebelum Anda melihat perubahan dalam suasana hati Anda. Kadang, dapat butuh waktu yang lebih lama. Minum obat antidepresi setiap hari seperti yang diarahkan dokter dapat membantu meningkatkan efektivitas obat dan mempercepat penyembuhan.
Di samping obat resep, dokter mungkin juga merujuk Anda untuk menjalani psikoterapi seperti terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi intrapersonal sebagai pengobatan pendamping depresi, terutama pada kasus depresi sedang hingga berat.
Terlepas dari pengobatan medis, banyak tenaga medis profesional yang juga setuju bahwa olahraga rutin adalah “pengobatan alternatif” terbaik untuk orang-orang dengan depresi.
Selain mengatasi gejala depresi, olahraga teratur menawarkan manfaat kesehatan lainnya, seperti menurunkan tekanan darah, melindungi terhadap penyakit jantung dan kanker, dan meningkatkan rasa percaya diri. Di samping itu, konsumsi makanan yang sehat untuk penderita depresi dan cukup istirahat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan jika minum obat depresi

Seperti obat lainnya, dalam menggunakan antidepresan, Anda juga harus berhati-hati. Dilansir dari Mayo Clinic, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum atau selama menggunakan obat untuk mengatasi gangguan suasana hati, di antaranya:
Pertimbangan penggunaan obat jika Anda hamil atau sedang menyusui
Keputusan untuk menggunakan antidepresan selama kehamilan dan menyusui didasarkan pada keseimbangan antara risiko dan manfaatnya. Secara keseluruhan, risiko bayi lahir cacat dari ibu yang mengonsumsi antidepresan selama kehamilan terbilang rendah.
Namun, jenis obat tertentu, seperti paroxetine (Paxil, Pexeva), mungkin tidak dianjurkan selama kehamilan. Jadi, konsultasikan lebih lanjut kondisi Anda pada dokter saat periksa kesehatan.
Bicarakan dengan dokter jika Anda menggunakan obat-obatan lain
Efek samping obat antidepresi bisa saja muncul ketika Anda menggunakan obat-obat lain, termasuk suplemen. Di samping itu, efektivitas obat juga bisa berpengaruh akibat berinteraksi dengan obat lain. Oleh karena itu, beri tahu dokter jika Anda memang menggunakan obat untuk mengobati penyakit lain yang dimiliki.
Jika efek samping obat depresi mengganggu, laporkan pada dokter
Setiap orang akan menunjukkan reaksi yang berbeda-beda pada obat depresi yang diresepkan. Ada yang merasakan efek samping ringan, ada pula yang merasakan efek samping berat dari penggunaan obat tertentu.
Jika efek samping yang Anda rasakan cukup mengganggu, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter. Jangan sampai, efek samping obat membuat aktivitas terganggu atau bahkan menyebabkan masalah kesehatan lain. Dokter mungkin akan menurunkan dosis, maupun mengganti jenis obat yang lebih aman untuk Anda.
Untuk berkonsultasi atau mendapatkan info lebih lanjut seputar hal ini, Anda bisa mendatangi dokter spesialis kejiwaan atau pskiater. Cari psikiater terdekat dari lokasi Anda dan booking via Hello Sehat.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar