backup og meta

7 Penyebab Obesitas, dari Gaya Hidup hingga Genetik

Obesitas merupakan kondisi penumpukan lemak yang tidak normal atau berlebihan pada tubuh. Penyebab dari kondisi ini kompleks berkaitan dengan berbagai faktor, mulai dari gaya hidup, pola makan, faktor lingkungan, hingga faktor genetik. Mengetahui penyebab obesitas bisa membantu Anda menentukan pengobatan dan metode diet yang tepat. 

7 Penyebab Obesitas, dari Gaya Hidup hingga Genetik

Apa saja penyebab dan faktor risiko obesitas?

Berbeda dengan kelebihan berat badan, obesitas termasuk masalah kesehatan yang serius. Ada berbagai bahaya dari obesitas yang bisa terjadi bila tidak segera ditangani, seperti penyakit jantung, stroke, dan diabetes. 

Pada dasarnya, Anda bisa mengalami kelebihan berat badan ketika ada lebih banyak asupan kalori yang masuk ke dalam tubuh daripada yang dibakar, baik lewat olahraga maupun aktivitas normal.

Akibatnya, tubuh akan menyimpan kelebihan kalori tersebut sebagai lemak dan dalam jangka panjang akan terjadi penumpukan lemak berlebih.

Obesitas dapat disebabkan oleh sejumlah faktor yang saling terkait, meliputi kebiasaan makan, lingkungan, dan faktor genetik, seperti dijelaskan lebih lengkapnya di bawah ini.

1. Faktor genetik

Genetik atau faktor keturunan sangat berpengaruh terhadap berat badan Anda. Untuk obesitas, susunan genetik ini bisa menjadi faktor dasarnya.

Anak dari orangtua yang overweight lebih berisiko mengalami obesitas dibandingkan anak dengan orangtua yang memiliki berat badan ideal

Gen tertentu dapat memberikan instruksi agar tubuh merespons perubahan dari lingkungannya, termasuk menyimpan lemak lebih banyak.

Aktivitas gen akan memengaruhi beberapa fungsi tubuh dalam mengatur berat badan, di antaranya meliputi: 

  • metabolisme basal (BMR)
  • distribusi lemak, 
  • aktivitas fisik teratur yang meningkatkan laju metabolisme, dan 
  • sinyal tubuh, seperti nafsu makan dan rasa lapar atau kenyang.

Dalam buku Genetic and Syndromic Causes of Obesity, obesitas yang disebabkan oleh kelainan gen disebut sebagai obesitas genetik. Obesitas ini biasanya dialami sebelum usia 5 tahun.

Kelainan gen ini mengganggu sistem yang mengatur rasa lapar dan penggunaan energi, terutama jalur leptin-melanocortin yang terdapat di hipotalamus otak.

Orang dengan obesitas genetik akan kesulitan menahan rasa lapar dan mengalami pertambahan berat badan yang sangat cepat, bahkan sejak bayi ataupun balita.

2. Pola makan tidak sehat

makanan penyebab obesitas

Tidak hanya genetik, pola makan tidak sehat bisa menjadi faktor penyebab obesitas. Kebiasaan ini membuat asupan kalori berlebih memiliki dampak langsung terhadap berat badan Anda.

Konsumsi kalori yang lebih banyak daripada kalori yang dibakar dari aktivitas tentu dapat memicu kenaikan berat badan.

Pola makan tidak sehat ditunjukkan dari pilihan makanan dan kebiasaan makan seperti: 

  • kurangnya konsumsi buah dan sayur, 
  • makan makanan berlemak berlebihan, 
  • konsumsi minuman manis atau berkalori tinggi, 
  • sering melewatkan sarapan, 
  • porsi makan yang berlebihan, dan
  • konsumsi makanan cepat saji terlalu sering. 

3. Jarang bergerak atau berolahraga

Gaya hidup sedenter atau tidak aktif bergerak termasuk faktor utama penyebab obesitas.

Rendahnya pembakaran energi dari aktivitas harian bisa menurunkan laju metabolisme tubuh. Akibatnya, tubuh cenderung menyimpan lemak alih-alih membakarnya.

Studi berjudul Sedentarism and Chronic Health Problem menganalisis sejumlah penelitian yang menduga bahwa gaya hidup sedenter berkaitan erat dengan berbagai gangguan metabolik.

Studi ini menjelaskan waktu duduk dan screen time yang lama, yakni lebih dari 8 jam per hari, berhubungan kuat dengan kelebihan berat badan dan obesitas yang dialami semua kelompok usia.

Itulah sebabnya mengurangi screen time dan meningkatkan aktivitas fisik merupakan kunci dalam pengelolaan berat badan.

4. Penyakit dan obat tertentu

Ada penyakit yang bisa menjadi penyebab obesitas karena mengakibatkan kenaikan berat badan berlebih, seperti sindrom ovarium polikistik, hipotiroidisme, sindrom Cushing, dan beberapa kelainan genetik.

Penggunaan obat-obatan secara rutin juga bisa memicu berat badan berlebih. Beberapa jenis obat-obatan yang bisa membuat kegemukkan antara lain: 

  • antidepresan,
  • obat antikejang, 
  • obat diabetes
  • antipsikotik, 
  • steroid, dan 
  • beta-blocker

Bila Anda mengonsumsi obat-obatan tersebut, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter mengenai efek sampingnya dalam peningkatan berat badan.

5. Usia

Pertambahan usia akan memengaruhi perubahan hormon dan tingkat aktivitas tubuh sehingga bisa meningkatkan risiko obesitas.

Menurunnya massa otot, kepadatan tulang, dan daya tahan tubuh bisa membuat orang lanjut usia menjadi kurang aktif bergerak.

Selain itu, massa otot yang lebih rendah dapat menyebabkan penurunan metabolisme yang membuat pembakaran kalori dari makanan tidak seoptimal dulu. 

Itu sebabnya banyak lansia yang kesulitan mengontrol pola makan mengalami kenaikan berat badan berlebih yang tidak dapat dihindari.

6. Stres

berat badan dan kanker

Stres yang terjadi secara jangka panjang bisa jadi penyebab obesitas secara tidak langsung tanpa Anda sadari.

Sebuah studi dari International Journal of Preventive Medicine menjelaskan stres kronis bisa mengaktifkan sumbu hipotalamus-pituitari-adrenal (HPA) yang menyebabkan peningkatan kadar kortisol, sehingga memicu penumpukan lemak perut.

Hal ini bisa mengubah pola konsumsi makanan, meningkatkan keinginan untuk mengonsumsi makanan tinggi gula dan lemak karena makanan ini dapat menghibur seseorang dari stres atau tekanan yang dihadapi.

Faktor stres sosial dan gaya hidup sedenter pun bisa memperparah efek ini sehingga dalam jangka panjang memicu penumpukan lemak berlebih.

7. Lingkungan

Kebiasaan makan dan gaya hidup seseorang turut dipengaruhi oleh lingkungan sosial, budaya, dan kondisi ruang tinggalnya.

Anda mungkin gemar ngemil atau makan-makanan yang kurang sehat karena dari dulu keluarga terbiasa mengonsumsi makanan ultraproses.

Budaya bekerja berlebihan (hustling culture) di kantor juga bisa meningkatkan kecenderungan gaya hidup sedenter yang menurunkan tingkat aktivitas fisik karyawannya.

Fasilitas umum yang tidak mendukung aktivitas fisik pun bisa menyulitkan masyarakat untuk lebih aktif bergerak sehingga meningkatkan angka obesitas di wilayah tersebut.

Perlu diingat bahwa memiliki satu atau lebih faktor penyebab obesitas tidak berarti Anda pasti mengalami obesitas.

Sebelum terlambat, Anda bisa mengurangi risiko obesitas dengan perbaikan pola makan, peningkatan aktivitas fisik, dan perubahan perilaku yang lebih sehat.

Gaya hidup sehat dan aktif juga merupakan kunci dalam pengentasan obesitas. 

Kesimpulan

Obesitas berkaitan dengan beberapa faktor penyebab yang bisa meningkatkan asupan kalori berlebih dan menyebabkan ketidakseimbangan pembakaran energi dalam tubuh.
  • Genetik atau faktor keturunan.
  • Pola makan tidak sehat dan berlebihan.
  • Gaya hidup tidak aktif bergerak.
  • Penyakit dan pengobatan tertentu.
  • Usia.
  • Stres.
  • Lingkungan.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Goyal, J., & Rakhra, G. (2024). Sedentarism and Chronic Health Problems. Korean journal of family medicine45(5), 239–257. https://doi.org/10.4082/kjfm.24.0099

Kumar, R., Rizvi, M. R., & Saraswat, S. (2022). Obesity and Stress: A Contingent Paralysis. International journal of preventive medicine13, 95. https://doi.org/10.4103/ijpvm.IJPVM_427_20

Chamarthi, V. S., & Daley, S. F. (2025). Genetic and Syndromic Causes of Obesity: Diagnosis and Management. In StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK573068/

Obesity – symptoms & causes. (2023). Mayo Clinic. Retrieved 24 September 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/obesity/symptoms-causes/syc-20375742 

Risk Factor for Obesity. (2024). Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved 24 September 2025, from https://www.cdc.gov/obesity/risk-factors/risk-factors.html

Beyond Willpower: Diet Quality and Quantity Matter. (n.d). Harvard T.H. Chan. Retrieved 24 September 2025, from https://www.hsph.harvard.edu/obesity-prevention-source/obesity-causes/diet-and-weight/ 

Obesity. The Nutrition Source – Harvard T.H. Chan. (2025). Retrieved 24 September 2025, from https://nutritionsource.hsph.harvard.edu/obesity/

Versi Terbaru

07/10/2025

Ditulis oleh Fidhia Kemala

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Obesitas Sentral, Ketika Perut Buncit Picu Penyakit Kronis

Ini 11 Penyakit yang Bisa Membuat Gemuk tanpa Disadari


Ditinjau oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes. · Magister Kesehatan · None · Ditulis oleh Fidhia Kemala · Diperbarui 07/10/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan