Jika sedang membaca tulisan ini sambil bersantai atau tiduran, coba ingat kapan terakhir kali Anda beraktivitas fisik. Bila Anda kesulitan mengingatnya, bisa jadi Anda menjalani gaya hidup sedenter atau yang sering juga disebut malas gerak (mager).
Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None
Jika sedang membaca tulisan ini sambil bersantai atau tiduran, coba ingat kapan terakhir kali Anda beraktivitas fisik. Bila Anda kesulitan mengingatnya, bisa jadi Anda menjalani gaya hidup sedenter atau yang sering juga disebut malas gerak (mager).
Sebenarnya apa yang membuat seseorang malas bergerak dan adakah dampaknya bagi kesehatan?
Kebiasaan malas gerak alias gaya hidup sedenter adalah pola perilaku manusia yang minim aktivitas atau gerakan fisik.
Jika dalam sehari Anda menghabiskan sedikitnya 6 jam dengan duduk, Anda bisa dikatakan memiliki gaya hidup sedenter (sedentary).
Organisasi 10.000 Steps Australia juga menyebutkan bahwa orang-orang yang berjalan kaki kurang dari 5.000 langkah per hari tergolong sedenter.
Untuk bisa disebut aktif, Anda harus membiasakan diri berjalan kaki 7.500 langkah per hari atau lebih.
Malas gerak adalah kebiasaan yang perlu diubah. Anda memang tak akan merasakan langsung bahayanya duduk terlalu lama.
Dampak dari malas gerak akan mulai terasa bertahun-tahun setelah Anda terbiasa menjalani rutinitas tersebut.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), gaya hidup sedenter merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia.
Angka kematian akibat kebiasaan malas gerak bahkan jumlahnya dua kali lebih banyak dari kematian karena obesitas.
Apabila gaya hidup sedenter diikuti dengan pola makan yang tidak seimbang serta kebiasaan tidak sehat seperti merokok atau mengonsumsi alkohol, Anda pun berisiko mengalami lebih banyak masalah kesehatan.
Gaya hidup sedenter diyakini merupakan hasil dari perpaduan banyak faktor.
Beberapa faktor lingkungan yang berperan antara lain kemacetan lalu lintas, polusi udara, serta kurangnya trotoar pejalan kaki, fasilitas olahraga, dan taman rekreasi.
Selain itu, bertambahnya waktu menonton TV, pemakaian gawai, dan kemudahan untuk mengakses banyak hal melalui ponsel turut berperan.
Ambil contoh, Anda mungkin pernah memanfaatkan layanan pembelian barang, makanan, atau jasa secara online.
Apa pun yang Anda butuhkan kini bisa diantar langsung ke depan pintu rumah. Tidak seperti zaman dahulu, ketika orang harus berjalan keluar rumah untuk menyelesaikan berbagai urusan tersebut.
Alhasil, kini semakin banyak orang yang kurang bergerak.
Duduk seharian dan kurang bergerak berdampak secara langsung terhadap kesehatan Anda.
Berikut berbagai masalah kesehatan dan penyakit yang bisa timbul akibat malas gerak.
Menghabiskan sebagian besar waktu dengan duduk bisa meningkatkan risiko resistensi insulin, yaitu kondisi ketika sel tubuh tidak lagi merespons insulin dengan baik.
Gula darah pun terus meningkat sehingga Anda lebih rentan terkena diabetes tipe 2.
Aktivitas fisik mampu merangsang aliran darah yang penuh oksigen menuju otak serta memperbaiki sel dan jaringan otak yang mulai rusak.
Tanpa aktivitas fisik yang cukup, fungsi otak dapat menurun dan risiko pikun bisa meningkat.
Malas gerak membantu meningkatkan penumpukan lemak pada arteri. Jika arteri yang membawa darah ke otak tersumbat, Anda dapat mengalami stroke.
Sementara bila penyumbatan terjadi pada arteri jantung, hal ini bisa memicu serangan jantung.
Tubuh manusia telah dirancang sedemikian rupa untuk bergerak secara aktif agar bisa bertahan hidup.
Gaya hidup sedenter justru bisa membuat Anda kehilangan massa otot dan kepadatan tulang. Alhasil, risiko osteoporosis pun jadi meningkat.
Anda dapat mengurangi risiko penyakit akibat kurang gerak dengan memperbanyak aktivitas fisik sehari-hari. Berikut beberapa tips mudah untuk memulainya.
Meskipun terkesan sepele, kebiasaan malas gerak berdampak besar pada kesehatan. Selagi belum terlambat, mulailah hal-hal kecil yang bisa Anda lakukan untuk menambah aktivitas fisik dari sekarang.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar