backup og meta

Sering Sariawan dan Kelelahan? Awas Tanda Kekurangan Vitamin B12

Sering Sariawan dan Kelelahan? Awas Tanda Kekurangan Vitamin B12

Vitamin B12 atau kobalamin berperan penting dalam pembentukan sel darah merah dan pemeliharaan saraf tubuh. Kekurangan vitamin B12 ini biasanya ditandai dengan kulit pucat hingga gangguan keseimbangan.

Untuk mengetahui gejala lainnya, simak penjelasan berikut ini!

Gejala kekurangan vitamin B12

Kekurangan vitamin B12 atau disebut juga cobalamin deficiency adalah kondisi di mana tubuh Anda kekurangan sel darah merah sehat dan fungsi beberapa saraf terganggu.

Umumnya kondisi ini terjadi pada orang lanjut usia, tetapi anak-anak dan dewasa juga bisa berisiko yang ditandai dengan beberapa gejala berikut.

1. Kulit pucat

anemia pada remaja

Orang yang mengalami kekurangan vitamin B12 kerap tampak pucat, terutama pada bagian kulit wajah dan mata. 

Hal ini terjadi karena asupan vitamin B12 yang kurang menyebabkan penurunan produksi sel darah merah (eritrosit) dalam tubuh.

Kekurangan kobalamin menghambat produksi DNA. Bila produksi DNA terganggu, tubuh tidak bisa membentuk sel darah merah sehat dengan sempurna. 

Sel darah merah yang tidak sehat tentu tidak mampu membawa oksigen dengan jumlah yang seharusnya ke seluruh tubuh. 

Inilah yang akhirnya membuat kulit dan kelopak mata Anda terlihat pucat

2. Badan lemas dan letih

Gejala umum lainnya dari kekurangan vitamin B12 yaitu badan lesu dan letih, bahkan saat Anda sudah tidur cukup semalaman. 

Kondisi ini berkaitan dengan produksi sel darah merah yang terganggu karena kurangnya asupan kobalamin.

Tubuh tidak mempunyai cukup bahan baku untuk membuat sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. 

Akibatnya, oksigen tidak dapat diedarkan ke seluruh tubuh secara maksimal dan membuat tubuh Anda terasa lelah.

Menurut sebuah studi dalam jurnal Nutrients (2013), kelelahan akibat kurang vitamin B12 sering terjadi pada orang yang menjalani diet vegetarian ketat.

3. Tubuh seperti tertusuk jarum

Defisiensi vitamin B12 dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan saraf. 

Hal ini terjadi karena vitamin B12 sangat diperlukan untuk menghasilkan myelin. Myelin adalah lemak yang menyelubungi sel saraf dan memperlancar penghantaran sinyal antarsaraf.

Tanpa asupan kobalamin yang memadai, tubuh tidak bisa membentuk myelin dengan sempurna.

Sel saraf pun rentan mengalami kerusakan dan pengiriman sinyal menjadi terganggu. Dampaknya, muncul sensasi tertusuk jarum terutama pada tangan dan kaki.

4. Keseimbangan terganggu

anemia

Gejala yang satu ini masih berhubungan dengan gejala sebelumnya. 

Jika kekurangan vitamin B12 tidak segera ditangani, kerusakan pada sistem saraf dapat menjalar ke saraf motorik yang mengatur kemampuan berjalan dan bergerak.

Menurut Harvard School of Public Health, kondisi ini lebih umum terjadi pada lansia karena kemampuan tubuh untuk menyerap vitamin B12 melambat seiring bertambahnya usia.

Namun, jangan salah, hal ini juga dapat terjadi pada orang berusia muda dengan defisiensi vitamin B12 parah yang tidak mendapatkan penanganan.

5. Sariawan dan peradangan pada lidah

Penelitian dalam Journal of American Academy of Dermatology menunjukkan bahwa bengkak dan radang pada lidah yang disertai luka bisa menjadi gejala awal kekurangan vitamin B12. 

Kondisi ini dikenal sebagai glositis, yang ditandai dengan perubahan warna dan bentuk lidah sehingga terasa nyeri, merah, serta bengkak.

Pada beberapa kasus, kondisi ini bahkan dapat membuat penderitanya sulit makan dan berbicara.

Selain itu, beberapa orang dengan defisiensi B12 mungkin mengalami gejala penyakit mulut lainnya sehingga jadi kurang nafsu makan.

Keluhan yang paling sering muncul yakni sariawan, perasaan seperti tertusuk jarum pada bagian lidah, atau rasa terbakar dan gatal di mulut.

6. Pusing dan sesak napas

Jika defisiensi kobalamin sudah mengganggu produksi sel darah merah, Anda mungkin akan mengalami pusing atau sesak napas. 

Keduanya juga merupakan gejala yang sering muncul saat seseorang mengalami anemia megaloblastik, yaitu kondisi kekurangan vitamin B12 dan folat.

Seseorang mengalami pusing bila sel darah merahnya tidak mampu mengangkut cukup oksigen menuju otak. 

Jika kekurangan suplai oksigen ini terjadi pada jaringan atau sel tubuh, ini bisa menyebabkan sesak napas.

7. Pandangan kabur

gejala anemia

Defisiensi vitamin B12 yang cukup berat dapat mengakibatkan sejumlah gangguan penglihatan, contohnya pandangan kabur. 

Kondisi ini berawal dari kerusakan saraf optik (penglihatan) akibat asupan vitamin B12 dan vitamin A yang tidak memadai.

Menurut riset dalam The Journal of Optometric Education (2017), kerusakan pada saraf optik menghambat penghantaran sinyal dari mata ke otak. 

Otak pun tidak bisa menerjemahkan sinyal yang terganggu tersebut. Akibatnya, pandangan Anda tampak kabur, berbayang, atau pandangan ganda.

8. Mood berubah-ubah

Tahukah Anda bahwa perubahan suasana hati juga bisa disebabkan oleh kurangnya zat gizi tertentu dalam tubuh?

Dikutip dari jurnal Nutrients (2013), kadar vitamin B12 yang rendah berhubungan erat dengan gangguan mood

Ini mungkin disebabkan oleh kadar homosistein yang tinggi. Homosistein dapat merusak jaringan otak dan mengganggu sinyal menuju organ ini.

Para ahli menyarankan konsumsi suplemen vitamin B12 untuk mengatasi masalah ini. 

Meski demikian, suplemen vitamin tidak bisa menggantikan peran obat-obatan untuk gangguan mood yang lebih serius, misalnya depresi atau bipolar.

9. Badan terasa panas

Sebenarnya, kenaikan suhu tubuh akibat defisiensi vitamin B12 termasuk langka. Prosesnya pun belum diketahui secara pasti. 

Meski begitu, studi dalam Journal Of Family Medicine And Primary Care (2015) menjelaskan bahwa kekurangan gizi (terutama vitamin B12) merupakan salah satu penyebab terjadinya demam.

Penting untuk diingat bahwa suhu tubuh yang tinggi lebih sering disebabkan oleh penyakit tertentu ketimbang defisiensi kobalamin. 

Maka dari itu, segeralah berkonsultasi kepada dokter untuk diagnosis yang lebih tepat.

Defisiensi kobalamin merupakan kondisi yang cukup langka. Namun, masalah ini dapat menimbulkan gangguan serius pada tubuh Anda.

Untuk mencegah gejala dan penyakit akibat kekurangan vitamin B12, pastikan mencukupi asupannya dari makanan bergizi seimbang atau mengonsumsi suplemen bila dokter menyarankan.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Vitamin B12 deficiency can be sneaky, harmful. (2020). Retrieved 2 March 2021, from https://www.health.harvard.edu/blog/vitamin-b12-deficiency-can-be-sneaky-harmful-201301105780

Vitamin B12 or folate deficiency anaemia. (2019). Retrieved 2 March 2021, from https://www.nhs.uk/conditions/vitamin-b12-or-folate-deficiency-anaemia/symptoms/

Vitamin deficiency anemia. (2019). Retrieved 2 March 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/vitamin-deficiency-anemia/symptoms-causes/syc-20355025

Watanabe, F., Yabuta, Y., Tanioka, Y., & Bito, T. (2013). Biologically active vitamin B12 compounds in foods for preventing deficiency among vegetarians and elderly subjects. Journal of agricultural and food chemistry, 61(28), 6769–6775. https://doi.org/10.1021/jf401545z

Briani, C., Dalla Torre, C., Citton, V., Manara, R., Pompanin, S., Binotto, G., & Adami, F. (2013). Cobalamin deficiency: clinical picture and radiological findings. Nutrients, 5(11), 4521–4539. https://doi.org/10.3390/nu5114521

Crawford, J. R., & Say, D. (2013). Vitamin B12 deficiency presenting as acute ataxia. BMJ case reports, 2013, bcr2013008840. https://doi.org/10.1136/bcr-2013-008840

Graells, J., Ojeda, R. M., Muniesa, C., Gonzalez, J., & Saavedra, J. (2009). Glossitis with linear lesions: an early sign of vitamin B12 deficiency. Journal of the American Academy of Dermatology, 60(3), 498–500. https://doi.org/10.1016/j.jaad.2008.09.011

Ralapanawa, D. M., Jayawickreme, K. P., Ekanayake, E. M., & Jayalath, W. A. (2015). B12 deficiency with neurological manifestations in the absence of anaemia. BMC research notes, 8, 458. https://doi.org/10.1186/s13104-015-1437-9

Bhatia, P., & Singh, N. (2015). Homocysteine excess: delineating the possible mechanism of neurotoxicity and depression. Fundamental & clinical pharmacology, 29(6), 522–528. https://doi.org/10.1111/fcp.12145

Vitamin B12 Deficiency Optic Neuropathy: a Teaching Case Report | The Journal of Optometric Education. (2017). Retrieved 24 November 2022, from https://journal.opted.org/article/vitamin-b12-deficiency-optic-neuropathy-a-teaching-case-report/

Mishra, V., Harbada, R., & Sharma, A. (2015). Vitamin B12 and vitamin D deficiencies: An unusual cause of fever, severe hemolytic anemia and thrombocytopenia. Journal Of Family Medicine And Primary Care, 4(1), 145. doi: 10.4103/2249-4863.152276

Versi Terbaru

08/03/2023

Ditulis oleh Adelia Marista Safitri

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

10 Makanan yang Banyak Mengandung Vitamin B12

Waspadai Tanda-Tanda Tubuh Kekurangan Vitamin B


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 08/03/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan