Rutin minum air putih dipercaya mampu menurunkan berat badan. Dari anggapan tersebut, banyak yang terinspirasi menerapkan diet air putih untuk mencapai berat badan ideal.
Lantas, bagaimana cara melakukan diet air putih? Simak selengkapnya berikut ini.
Apa itu diet air putih?
Diet air putih atau dikenal juga dengan puasa air putih (water fasting) adalah cara menurunkan berat badan dengan tidak mengonsumsi apapun selain air putih.
Minum air putih memang sangat dianjurkan karena memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, termasuk melancarkan fungsi ginjal dalam membuang limbah dan racun berbahaya dalam tubuh.
Selain itu, cukup minum air bisa membuat kerja sistem pencernaan lebih efisien dalam mengolah makanan serta membantu proses metabolisme tubuh.
Water fasting juga dapat mendukung fungsi autophagy, sebuah proses ketika tubuh memecah dan mendaur ulang sel lama atau sel yang berbahaya.
Manfaat diet minum air putih dalam jangka pendek dapat langsung dirasakan oleh orang-orang yang memiliki penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, dan kelebihan berat badan (obesitas).
Hasil penurunan berat badan dengan melakukan diet air putih biasanya baru akan terlihat apabila dilakukan berkelanjutan, alias dalam jangka waktu lama.
Cara melakukan diet air putih yang benar
Sebenarnya, tidak ada cara pasti untuk melakukan diet air putih. Idealnya, pilihlah waktu yang tepat untuk melakukan diet ini, yaitu saat tubuh tidak memerlukan banyak energi.
Puasa air putih hanya boleh dilakukan 24 – 72 jam dan diikuti oleh fase refeeding. Jika baru pertama kali mencoba, Anda memerlukan persiapan selama 3 – 4 hari dengan mengurangi porsi makan atau berpuasa setengah hari.
Selain itu, Anda wajib mempersiapkan asupan zat gizi yang cukup sejak jauh hari sebelum mulai diet. Kemudian, ikuti cara puasa air putih berikut ini.
1. Kurangi porsi makan
Mulailah metode diet air putih secara perlahan dengan mengurangi porsi makan besar dan camilan dalam beberapa hari menjelang diet.
Namun, tetap pastikan Anda mengonsumsi makanan dengan sumber gizi yang bervariasi, seperti karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin dan mineral. Pilih juga makanan yang bisa memberikan banyak energi.
Di hari-hari pertama puasa air putih, konsumsilah minuman kaya gizi seperti jus buah atau smoothie yang mengenyangkan. Setelah itu, barulah Anda hanya mengonsumsi air putih.
2. Hindari aktivitas fisik berat
Selama menjalani water fasting, hindari berolahraga terlalu berat agar tidak dehidrasi. Hindari juga minum lebih banyak air dari biasanya saat diet.
Pasalnya, terlalu banyak minum air putih justru bisa berbalik membahayakan kesehatan Anda.
Ingatlah bahwa Anda perlu segera menghentikan diet saat jatuh sakit, atau merasa sangat lemas dan tidak bertenaga saat menjalani diet.
3. Fase pengenalan makanan kembali (refeeding)
Setelah diet air putih, Anda harus menahan keinginan untuk langsung makan dalam porsi besar.
Hal ini karena makan dalam porsi besar setelah puasa dan hanya minum air berisiko mengakibatkan refeeding syndrome.
Kondisi bisa mengakibatkan gangguan yang fatal akibat tubuh mengalami perubahan cepat dalam kadar cairan dan elektrolit.
Untuk itu, penting melakukan pengenalan makanan kembali pada tubuh. Caranya, konsumsilah makanan rendah kalori dulu dengan porsi kecil.
Lalu, sedikit demi sedikit tingkatkan porsi asupan dan tambah jenis makanan. Lakukan ini sampai tubuh terbiasa lagi menerima makanan dalam porsi normal.
Ingat, Anda sebaiknya tidak melakukan puasa air putih ini sembarangan. Bila ingin mencobanya, lakukan di bawah pengawasan ahli gizi.
Risiko diet air putih
Diet hanya minum air sebetulnya aman dilakukan. Namun, metode diet ini hanya boleh dilakukan 24 jam hingga maksimal 3 hari.
Pasalnya, menjalani puasa air putih lebih dari 3 hari justru dapat menyebabkan berbagai risiko bagi kesehatan.
1. Rendah gizi
Perlu diingat, bahwa air putih bebas kalori dan tidak memiliki zat gizi esensial yang dibutuhkan tubuh seperti lemak, protein, dan vitamin.
Diet ini juga tidak memperbolehkan Anda untuk minum minuman lainnya seperti teh, kopi, dan susu.
Satu hari saja Anda mencoba diet ini, kinerja otak akan berkurang alias bekerja lebih lambat.
Akibatnya, Anda mudah migrain, sulit konsentrasi dan mencerna informasi, sering kebingungan, gampang emosi, hingga rentan berhalusinasi.
2. Memicu dehidrasi
Meski terdengar aneh, diet air putih justru bisa membuat Anda dehidrasi. Menurut Academic Nutrition and Dietics, sekitar 20% asupan air harian Anda berasal dari makanan yang Anda makan.
Jika minum air dalam jumlah yang sama tetapi tidak mengonsumsi makanan apa pun, tubuh tetap tidak mendapatkan cukup air.
Gejala dehidrasi antara lain pusing, mual, sakit kepala, sembelit, tekanan darah rendah, dan produktivitas rendah.
Siapa yang tidak boleh diet air putih?
Beberapa orang dengan kondisi tertentu tidak diperbolehkan melakukan water fasting karena dapat menimbulkan masalah kesehatan lebih lanjut.
Berikut ini beberapa kondisi kesehatan yang tidak diperbolehkan melakukan metode puasa air putih.
- Gangguan makan.
- Kekurangan berat badan.
- Sedang hamil atau menyusui.
- Masalah jantung.
- Diabetes tipe 1.
- Migrain yang tidak terkendali.
- Sedang menjalani transfusi darah.
- Minum obat tertentu.
Pada dasarnya, puasa air putih aman dilakukan asalkan dilaksanakan sesuai dengan aturan. Namun, jika metode diet ini justru menyebabkan masalah kesehatan, ada baiknya untuk menghentikannya.
Selain itu, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk menemukan metode diet sehat yang tepat sesuai kondisi Anda.
Kesimpulan
- Diet air putih adalah metode menurunkan berat badan dengan tidak mengonsumsi apa pun kecuali air putih.
- Puasa air putih hanya boleh dilakukan dalam 24 jam hingga maksimal 3 hari. Anda juga diharuskan untuk mengurangi porsi makan, menghindari aktivitas fisik yang berat, serta melakukan fase pengenalan makanan kembali (refeeding).
- Melakukan diet air putih lebih dari 3 hari bisa berisiko menyebabkan kekurangan gizi serta memicu dehidrasi.
[embed-health-tool-bmi]