Bagi beberapa orang, menambah porsi makan saja belum cukup untuk menaikkan berat badan. Mereka juga membutuhkan asupan vitamin dan mineral penambah berat badan untuk membentuk energi, membangun jaringan tubuh, dan menjaga berat badan tetap stabil.
Apa saja contoh vitamin dan mineral tersebut? Apakah Anda bisa mendapatkannya dari makanan sehari-hari atau hanya dari suplemen penambah berat badan?
Vitamin dan mineral penambah berat badan untuk dewasa
Vitamin dan mineral pada dasarnya tidak menyebabkan kenaikan berat badan secara langsung. Kedua zat gizi mikro ini bekerja dengan cara meningkatkan laju metabolisme tubuh.
Metabolisme merupakan proses yang digunakan tubuh untuk memecah zat gizi menjadi energi. Makanan yang Anda konsumsi serta vitamin dan mineral di dalamnya berperan dalam membuat metabolisme menjadi lebih efektif.
Apabila metabolisme berjalan dengan efektif, tubuh juga membakar kalori dalam jumlah yang pas. Jadi, Anda tidak akan terlalu cepat kehabisan kalori, berat badan pun tidak gampang turun.
Berikut berbagai vitamin dan mineral penambah berat badan yang bisa Anda konsumsi.
1. Vitamin B kompleks
Vitamin B kompleks memiliki banyak peran dalam metabolisme energi di dalam tubuh.
Setiap jenis vitamin B pun memiliki fungsinya tersendiri, seperti mengubah lemak dan karbohidrat menjadi energi atau memecah protein menjadi asam amino.
Kekurangan salah satu vitamin B kompleks dapat memengaruhi fungsi vitamin B yang lain. Vitamin B12 berfungsi mengubah protein dan lemak menjadi energi, tapi ia perlu vitamin B6 dan B9 untuk bisa bekerja dengan baik.
Sebagai vitamin penambah berat badan, vitamin B kompleks menjaga keseimbangan metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat.
Jadi, tubuh mampu mengubah zat gizi ini menjadi energi dan tidak hanya menyimpannya sebagai lemak.
Makanan yang menjadi sumber vitamin B kompleks antara lain:
- biji-bijian seperti beras dan gandum,
- susu dan produk olahannya,
- daging kambing atau sapi,
- makanan laut,
- telur,
- sayuran berdaun hijau,
- kacang-kacangan, serta
- buah-buahan seperti pisang, anggur, dan semangka.
2. Vitamin D
Menurut sebuah studi dalam jurnal Annals of Agricultural and Environmental Medicine, kekurangan vitamin D diduga ikut berperan dalam menimbulkan obesitas. Pasalnya, orang yang memiliki lebih banyak lemak cenderung kekurangan vitamin D.
Para peneliti memang belum sepenuhnya yakin akan hubungan vitamin D dan obesitas, tapi yang jelas, vitamin D punya peran penting sebagai penambah berat badan.
Selain mendukung pembentukan energi, studi lainnya juga menunjukkan bahwa vitamin D membantu mengontrol gula dan mengurangi resistensi insulin.
Maka dari itu, vitamin D tidak hanya penting bagi orang yang sehat, tapi juga pengidap diabetes.
Sumber vitamin D yang utama yaitu sinar matahari, tapi Anda juga bisa memperolehnya dari:
- ikan tinggi lemak seperti salmon dan ikan kembung,
- minyak ikan,
- hati sapi,
- kuning telur, serta
- susu, produk susu, dan sereal yang diperkaya dengan vitamin D.