Wajib Tahu, Ini 9 Penyebab Berat Badan Naik Saat Diet
Sudah capek-capek diet dan olahraga, tapi ternyata berat badan tak kunjung turun atau justru malah naik? Sebelum menyerah, coba perhatikan dulu apa saja kira-kira penyebab berat badan naik saat diet dalam ulasan berikut ini.
Penyebab berat badan naik saat diet
Berat badan bertambah atau susah turun saat diet bisa dipicu oleh berbagai hal. Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab berat badan Anda naik, baik saat menjalani program menurunkan berat badan.
1. Jumlah asupan kalori naik-turun
Saat diet, Anda perlu memperhatikan asupan kalori harian agar stabil, termasuk ketika cheating day.
Umumnya, Anda perlu melakukan defisit kalori sebanyak 500 kkal selama diet, yang setara 1650 – 2150 kkal. Jika asupan kalori melebihi kisaran tersebut, besar kemungkinan berat badan Anda akan susah turun atau justru naik.
Untuk menghindari kondisi ini, cobalah membuat meal plan dan hitung asupan kalori masuk dari setiap makanan yang Anda konsumsi.
Hal tersebut juga bisa Anda lakukan dalam jangka panjang walaupun target diet sudah selesai guna membantu mempertahankan berat badan di masa mendatang.
2. Massa otot bertambah
Berat badan yang naik selama diet tidak selalu berarti bahwadiet Anda gagal. Bisa jadi Anda sedang mengalami pertambahan massa otot seiring lemak aktif (visceral fat) berkurang.
Hal ini biasanya terjadi saat Anda rutin melakukan olahraga selama diet, misalnya olahraga interval dan kardio.
Sebenarnya ini merupakan kabar baik karena massa otot akan mendukung laju metabolisme tubuh, pembakaran lemak, hingga membantu mobilitas (pergerakan) Anda.
Untuk mengetahui massa otot ini, Anda bisa menggunakan timbangan berat badan yang menyediakan pengukuran komposisi tubuh lengkap, seperti lemak, massa otot, hingga kadar air.
3. Kurang aktivitas fisik
Bila Anda merasa berat badan susah turun atau justru naik saat diet, kurang aktivitas fisik bisa menjadi salah satu penyebabnya.
Padahal, olahraga rutin memegang peranan penting untuk menjaga metabolisme tubuh dan membantu pembakaran lemak.
Dengan aktif bergerak dan rutin berolahraga, tubuh bisa membakar asupan kalori dari makanan dengan lebih optimal.
Nah, jika ingin menurunkan berat badan, Anda perlu berolahraga setidaknya 75 – 150 menit dalam seminggu.
4. Mengonsumsi obat-obatan tertentu
Minum obat dengan efek berat badan naik bisa jadi salah satu penyebab diet Anda terasa sia-sia, misalnya obat antidepresan dan obat untuk mengobati masalah lambung.
Selain itu, Anda perlu memperhatikan penggunaan alat kontrasepsi yang mengakibatkan perubahan hormon menjadi lebih fluktuatif.
Beberapa jenis alat kontrasepsi, misalnya pil KB atau KB hormonal, bisa mengganggu kestabilan hormon tertentu, sehingga menyebabkan kenaikan berat badan pada sebagian penggunanya.
Jika menggunakan obat atau alat kontrasepsi tersebut, konsultasikan lagi dengan dokter untuk mendapatkan obat lain dengan efek samping yang lebih ringan.
5. Tidak sarapan
Melewatkan sarapan tidak akan mempercepat penurunan berat badan, tapi justru jadi salah satu pemicu berat badan naik lagi walau sudah diet.
Ketika tidak sarapan, Anda lebih sulit mengendalikan nafsu makan, sehingga cenderung makan lebih banyak saat waktu makan berikutnya.
Sarapan merupakan waktu makan yang penting untuk mencukupi kebutuhan energi harian. Studi dalam jurnal Nutrients (2018) menyebutkan sarapan erat kaitannya dengan asupan energi dan nutrisi lebih besar yang Anda perlukan untuk memulai hari.
6. Tergiur dengan cheating day
Memang tidak masalah jika sesekali Anda bolos diet (cheating day). Namun, jangan sampai Anda terlena saat cheating day sehingga rencana diet Anda berantakan.
Tidak mengendalikan nafsu makan saat cheating day bisa menyebabkan berat makan yang sudah turun naik lagi.
Dampak yang sama bisa terjadi ketika Anda tidak disiplin menentukan waktu bolos diet. Ambil contoh, cheating day awalnya dilakukan seminggu sekali, tapi di minggu-minggu berikutnya malah lebih sering.
Sebaiknya, batasi waktu cheating day hanya seminggu sekali. Meskipun sedang bolos diet di hari tersebut, Anda harus berusaha untuk tidak “balas dendam” dan tetap mengontrol nafsu makan.
7. Stres
Anda mungkin heran mengapa berat badan malah naik padahal sedang diet? Mengalami stres mungkin berkontribusi pada masalah diet Anda.
Stres dapat memicu produksi hormon kortisol yang dapat meningkatkan nafsu makan dan membuat Anda mudah lapar.
Akibatnya, Anda sulit menahan keinginan makan, bahkan terdorong untuk mengonsumsi makanan tinggi kalori, misalnya camilan manis atau fast food, yang punya efek menghilangkan stres.
Penelitian dalam jurnal Current Obesity Report (2018) juga menyebutkan kenaikan jumlah kortisol dalam jangka waktu lama erat kaitannya dengan menumpuknya lemak di perut bawah dan obesitas.
8. Kurang tidur
Penyebab berat badan naik saat diet juga bisa dipicu oleh kebutuhan tidur yang tidak tercukupi.
Riset dalam jurnal Epidemiology (2019) menemukan kaitan antara durasi tidur dengan masalah berat badan.
Kurang tidur bisa menaikkan bobot tubuh. Pasalnya, kurang tidur membuat Anda cenderung merasa kelelahan di pagi hari yang berpengaruh pada tingkat stres.
Saat stres, hormon kortisol pun akan meningkat sehingga Anda lebih sulit mengendalikan nafsu makan.
Risiko kurang tidur
Kurang tidur dapat meningkatkan risiko terkena berbagai masalah kesehatan serius seperti obesitas, penyakit jantung, dan gangguan kesehatan mental.
9. Konsumsi gula tersembunyi
Sudah diet dan olahraga tapi berat badan malah naik? Coba perhatikan kembali dengan teliti makanan dan minuman yang Anda konsumsi.
Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah Anda masih mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula tersembunyi yang cukup tinggi.
Perlu Anda ketahui bahwa ada sekitar 60 istilah untuk jenis gula alami maupun buatan, seperti fruktosa, sukrosa, sakarin, dan sukralosa.
Jenis gula ini terdapat dalam makanan atau minuman kemasan, dessert, jajanan pasar, bahkan jus buah yang Anda konsumsi.
Itulah sejumlah penyebab berat badan naik saat diet yang perlu Anda perhatikan. Sebaiknya perhatikan lagi pilihan makanan dan minuman yang dikonsumsi, serta konsultasikan dengan ahli nutrisi kepercayaan Anda agar hasil diet yang diinginkan tercapai.
[embed-health-tool-bmi]
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Sares‐Jäske, L., Knekt, P., Männistö, S., Lindfors, O., & Heliövaara, M. (2019). Self‐report dieting and long‐term changes in body mass index and waist circumference. Obesity Science and Practice, 5(4), 291-303. doi: 10.1002/osp4.336
Losing Weight – Centers of Disease Control and Prevention. Retrieved 21 February 2023, from https://www.cdc.gov/healthyweight/losing_weight/index.html
Gibney, M., Barr, S., Bellisle, F., Drewnowski, A., Fagt, S., & Livingstone, B. et al. (2018). Breakfast in Human Nutrition: The International Breakfast Research Initiative. Nutrients, 10(5), 559. doi: 10.3390/nu10050559
Maintaining Weight Loss. (2021). Retrieved 21 February 2023, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/maintaining-weight-loss
Van der Valk, E., Savas, M., & van Rossum, E. (2018). Stress and Obesity: Are There More Susceptible Individuals?. Current Obesity Reports, 7(2), 193-203. doi: 10.1007/s13679-018-0306-y
Evert, A., & Franz, M. (2017). Why Weight Loss Maintenance Is Difficult. Diabetes Spectrum, 30(3), 153-156. doi: 10.2337/ds017-0025
Health, F., & Health, N. (2022). Factors Affecting Weight & Health | NIDDK. Retrieved 21 February 2023, from https://www.niddk.nih.gov/health-information/weight-management/adult-overweight-obesity/factors-affecting-weight-health
Cava, E., Yeat, N., & Mittendorfer, B. (2017). Preserving Healthy Muscle during Weight Loss. Advances In Nutrition, 8(3), 511-519. doi: 10.3945/an.116.014506
Versi Terbaru
14/03/2023
Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany
Ditinjau secara medis olehdr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.