Nyeri otot dan sendi, atau bahkan hingga terjadi kelemahan otot, bisa menandakan berbagai kondisi di dalam tubuh, salah satunya polymyositis. Meski termasuk kondisi yang jarang terjadi, polymyositis bisa menimbulkan menyebabkan kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan lengkap tentang gangguan muskuloskeletal tersebut di bawah ini.
Apa itu polymyositis?
Polymyositis (polimiositis) adalah penyakit peradangan yang menyebabkan kelemahan pada otot. Ini merupakan salah satu jenis myositis yang kerap terjadi.
Pada polimiositis, peradangan biasanya terjadi di bagian otot yang paling dekat dengan batang tubuh, dan sering kali memengaruhi kedua sisi tubuh.
Hal ini dapat membuat penderitanya sulit untuk menaiki tangga, bangun dari posisi duduk, serta mengangkat atau menggapai benda di atas.
Sama seperti jenis myositis lainnya, polimiositis tidak dapat disembuhkan. Meski demikian, pengobatan dari dokter dapat membantu mengurangi gejala serta memperkuat otot.
Seberapa umumkah polymyositis?
Polymyositis adalah jenis myositis yang kurang umum. The Myositis Association menyebut, inclusion body myositis merupakan jenis myositis yang paling umum terjadi.
Sementara jenis lainnya yang juga kerap terjadi adalah dermatomyositis, yang ditandai dengan kemunculan ruam di kulit.
Adapun polimiositis paling umum menyerang orang dewasa pada usia 30—50 tahun. Penyakit ini pun lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.
Tanda dan gejala polymyositis
Polimiositis paling sering memengaruhi otot di dekat batang tubuh, seperti pinggul, paha, bahu, lengan atas, dan leher.
Meski demikian, pada beberapa kasus, otot di bagian tubuh lainnya bisa terpengaruh, seperti pergelangan tangan, pergelangan kaki, area lengan bawah, dan pada otot yang membantu Anda untuk makan dan bernapas.
Adapun gejala umumnya muncul secara bertahap dan cenderung memburuk seiring waktu. Berikut adalah beberapa tanda dan gejala yang sering muncul pada penderita polymyositis.
- Nyeri otot dan terasa kaku.
- Kelemahan otot, terutama di bagian perut, bahu, lengan atas, dan pinggul.
- Nyeri sendi dan terasa kaku.
- Kesulitan menelan (disfagia).
- Sesak napas, terutama jika peradangan otot memengaruhi jantung dan paru-paru.
- Detak jantung tidak teratur, terutama jika otot jantung terpengaruh.
Penyebab polymyositis
Penyebab pasti dari polymyositis tidak diketahui.
Namun, para ahli berpikir kondisi ini memiliki karakteristik yang sama dengan penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehatnya sendiri.
Selain itu, faktor keturunan mungkin berperan dalam mengembangkan penyakit ini.
Dalam beberapa kasus, obat-obatan tertentu juga dapat menimbulkan reaksi alergi berupa iritasi dan kerusakan otot.
Namun, sebagian besar kasus polimiositis tidak diketahui penyebab pastinya.
Meski tak diketahui penyebab pastinya, berikut adalah beberapa faktor yang diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang terkena polymyositis.
- Berusia 30—50 tahun.
- Berjenis kelamin wanita.
- Memiliki riwayat penyakit lupus.
- Mengalami rheumatoid arthritis.
- Memiliki Sjogren syndrome.
- Mempunyai penyakit skleroderma.
Komplikasi polymyositis
Jika tidak diobati, polymyositis bisa menimbulkan sejumlah komplikasi. Salah satunya adalah terbatasnya aktivitas karena kondisi otot yang lemah.
Selain itu, kelemahan otot ini bisa menyebabkan Anda sering terjatuh saat melakukan aktivitas.
Kemudian, jika otot-otot di saluran pencernaan dan dinding dada terpengaruh, Anda mungkin akan mengalami masalah pernapasan, malnutrisi, hingga penurunan berat badan.
Tak hanya itu, gejala kesulitan menelan yang mungkin muncul pun bisa menimbulkan pneumonia aspirasi, yaitu jenis pneumonia yang terjadi karena Anda menghirup makanan atau cairan, termasuk air liur, ke dalam paru-paru Anda.
Diagnosis polymyositis
Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter akan menanyakan riwayat medis Anda serta melakukan pemeriksaan fisik guna memeriksa gejala yang muncul.
Jika dokter menduga Anda memiliki polymyositis, dokter dapat menyarankan beberapa tes berikut.
1. Tes darah
Tes darah dapat membantu dokter mengetahui apakah Anda memiliki peningkatan kadar enzim otot, yang menjadi tanda kerusakan otot.
Selain itu, tes darah dapat mendeteksi auto-antibodi tertentu yang terbentuk pada penderita penyakit autoimun.
2. Elektromiografi
Elektromiografi dapat mendeteksi adanya aktivitas elektrik yang tidak normal di otot. Tes ini dilakukan dengan memasukkan jarum elektroda tipis ke dalam otot melalui kulit untuk diuji.
Aktivitas elektrik diukur saat Anda mengendurkan atau mengencangkan otot. Perubahan pada pola aktivitas elektrik ini dapat mengonfirmasi penyakit otot, termasuk polimiositis.
3. Magnetic resonance imaging (MRI)
Tes MRI menggunakan kekuatan magnet dan komputer untuk mencari tanda-tanda peradangan di tubuh Anda, termasuk otot.
4. Biopsi otot
Pada tes biopsi otot, dokter akan mengambil sepotong kecil atau sampel jaringan otot melalui prosedur pembedahan, untuk kemudian diperiksa di laboratorium.
Tes ini dapat menunjukkan kelainan pada otot, seperti peradangan, kerusakan, atau infeksi.
Pengobatan polymyositis
Pengobatan polimiositis bertujuan untuk membantu meningkatkan kekuatan dan fungsi otot serta mengurangi gejala dan risiko terjadinya komplikasi.
Semakin awal pengobatan ini Anda lakukan, semakin efektif perawatan ini pada Anda.
Adapun pengobatan untuk polimiositis bisa beragam, tergantung pada gejala yang timbul, usia pasien, dan kondisi kesehatan Anda secara menyeluruh.
Anda pun mungkin akan memperoleh lebih dari satu jenis pengobatan agar efektif membantu mengatasi kondisi Anda. Berikut adalah beberapa prosedur pengobatan untuk polimiositis.
1. Obat-obatan
Beberapa obat yang umum dokter berikan untuk mengatasi polimiositis, yaitu sebagai berikut.
- Kortikosteroid, seperti prednisone, dapat membantu mengendalikan gejala polymyositis. Namun, dokter memberikan obat ini secara bertahap karena dapat menimbulkan efek samping untuk pemakaian jangka panjang.
- Corticosteroid-sparing agent, seperti azathioprine (Azasan, Imuran) dan methotrexate (Trexall), yang digunakan secara kombinasi dengan kortikosteroid untuk mengurangi dosis dan potensi efek samping dari kortikosteroid.
- Rituximab (Rituxan), yang sering menjadi pilihan jika terapi awal tidak cukup mengendalikan gejala.
2. Terapi
Tergantung pada tingkat keparahan gejala, dokter dapat menyarankan sejumlah terapi untuk membantu mengatasi kondisi Anda, di antaranya sebagai berikut.
- Terapi fisik. Melalui terapi ini, terapis akan membantu Anda melatih serta meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas otot. Terapis juga dapat menyarankan tingkat aktivitas yang sesuai serta alat bantu untuk Anda bergerak.
- Terapi bicara. Jenis terapi ini dapat membantu Anda menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi akibat otot menelan yang lemah.
- Penilaian diet. Pada tahap lanjut polymyositis, mengunyah dan menelan dapat menjadi lebih sulit. Ahli gizi dapat mengajarkan Anda bagaimana untuk menyiapkan makanan yang mudah Anda konsumsi.
3. Prosedur lainnya
Pada kondisi tertentu, intravenous immunoglobin (IVIg) juga mungkin bisa menjadi pilihan.
Dilansir dari Mayo Clinic, IVIg adalah produk pemurnian darah yang mengandung antibodi sehat dari ribuan donor darah.
IVIg dapat menghambat antibodi yang merusak dan menyerang otot pada polymyositis. Adapun antibodi sehat ini akan diberikan melalui infus ke pembuluh darah Anda.
Namun, sayangnya, perawatan IVIg tergolong mahal dan perlu diulangi secara rutin agar efek tetap berlanjut.
Pencegahan polymyositis
Penyebab dari penyakit ini tidak diketahui. Oleh karena itu, tidak ada cara khusus yang dapat Anda lakukan untuk mencegah polimiositis.
Meski begitu, menjaga kesehatan otot sangat penting agar Anda bisa bergerak bebas dan menikmati berbagai aktivitas serta terhindari dari berbagai gangguan otot.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah kepada dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Kesimpulan
- Polymyositis adalah penyakit peradangan yang menyebabkan kelemahan pada otot. Kondisi ini biasanya terjadi di bagian otot terdekat dengan batang tubuh, seperti pinggul, paha, bahu, lengan atas, dan leher.
- Pada penderita polymyositis, gejala akan muncul secara bertahap dan dapat meliputi nyeri otot, kelemahan otot, nyeri sendi, kesulitan menelan, sesak napas, dan detak jantung tidak teratur.
- Belum dapat diketahui secara pasti penyebab polymyositis, tetapi diduga akibat sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehatnya sendiri. Faktor keturunan dan penggunaan obat-obatan tertentu juga mungkin bisa memicu kondisi ini.
- Dalam mengatasi polymyositis, pengobatan bertujuan untuk meningkatkan kekuatan dan fungsi otot, serta mengurangi gejala dan risiko komplikasi. Sesuai dengan tingkat keparahan kondisi, pengobatan dapat dilakukan dengan beberapa metode, di antaranya penggunaan obat-obatan, terapi, dan intravenous immunoglobin (IVIg).
[embed-health-tool-bmi]