Kifosis adalah penyakit kelainan tulang belakang yang menyebabkan punggung bagian atas melengkung berlebihan (membentuk bulatan), sehingga membuat seseorang tampak bungkuk.
Pada kondisi normal, tulang belakang bisa memiliki kelengkungan alami antara 20-45 derajat. Akan tetapi, pada penderita kifosis, derajat kelengkungan tulang belakangnya berada di luar kisaran normal.
Pada sebagian besar kasus, kelainan tulang belakang ini hanya menyebabkan sedikit masalah. Namun, bisa juga bertambah parah sehingga menimbulkan berbagai komplikasi.
Penyakit kifosis adalah kelainan tulang belakang yang umum terjadi. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, tapi paling sering menyerang remaja yang sedang mengalami masa pertumbuhan dan wanita lansia.
Penyakit kelainan tulang belakang ini terbagi menjadi beberapa jenis karena efek yang ditimbulkannya masing berbeda-beda.
Jenis-jenis kifosis tersebut adalah:
Jenis kelainan tulang belakang ini umumnya menyerang remaja. Biasanya terjadi pada orang yang memiliki postur atau sikap tubuh yang buruk secara terus-menerus sehingga membuat tulang melengkung berlebihan. Sementara pada orangtua, biasanya penyakit terjadi akibat pengeroposan tulang (osteoporosis).
Jenis kelainan tulang belakang ini merupakan bawaan lahir. Bayi yang lahir dengan kondisi ini kemungkinan besar mengalami perkembangan tulang belakang yang tidak sempurna selama di dalam kandungan.
Jenis kelainan tulang belakang ini terjadi akibat tubuh tidak bisa memproses kalsium, magnesium, fosfor, dan mineral penting untuk menjaga tulang tetap kokoh. Akibatnya, tulang jadi lemah, rapuh, dan mudah melengkung secara berlebihan.
Tipe kelainan tulang ini terjadi ketika tulang belakang terluka dan patah. Ini bisa saja terjadi karena terjatuh, kecelakaan kendaraan, atau tertimpa sesuatu yang berat di punggung. Saat tulang retak, tulang bisa runtuh dan menimbulkan kelengkungan yang berlebihan.
Jenis kelainan tulang ini menyebabkan ruas tulang belakang menciptakan bentuk segitiga sehingga membuat tulang belakang melengkung ke depan secara berlebihan.
Kifosis adalah kondisi ringan yang sering kali tidak menimbulkan tanda atau gejala. Akan tetapi, beberapa orang mungkin lebih sensitif sehingga merasakan beberapa ciri-ciri kifosis, seperti:
Jika Anda mengalami nyeri punggung diikuti dengan perubahan pada tulang belakang, segera periksa ke dokter. Semakin cepat ditangani, prosedur pengobatan yang dijalani juga lebih sederhana.
Penyebab kelainan tulang kifosis ini sangat beragam, baik itu karena aktivitas, cedera, atau masalah kesehatan tertentu. Beberapa penyebab kifosis adalah:
Osteoporosis menyebabkan pengeroposan tulang sehingga membuat tulang jadi melemah dan mudah patah. Selain itu, osteoporosis juga membuat tulang mengalami kelengkungan yang tidak normal.
Bila dalam kandungan perkembangan tulang belakang tidak mencapai sempurna, anak bisa lahir dengan kelengkungan tulang belakang yang tidak normal.
Sindrom seperti Ehlers-Danlos dan sindrom Marfan dapat menyebabkan anak memiliki punggung atas yang melengkung tidak normal.
Penyakit ini menyebabkan kifosis Scheuermann, yang rata-rata menyebabkan kelengkungan tulang belakang tidak normal di usia remaja.
Patah tulang atau fraktur, terutama pada tulang belakang, bisa menyebabkan kelengkungan pada tulang tersebut jadi abnormal.
Kanker tulang, terutama yang timbul di tulang belakang, dapat melemahkan tulang. Hal ini dapat membuat tulang jadi mudah patah. Risikonya juga bertambah besar akibat perawatan kemoterapi dan radioterapi.
Menurut Johns Hopkins Medicine, ada dua faktor utama yang dapat meningkatkan risiko penyakit kifosis, yaitu:
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Kelainan tulang belakang ada banyak jenisnya. Oleh karena itu, dalam mendiagnosis penyakit kifosis, dokter akan meminta Anda melakukan serangkaian tes kesehatan, seperti:
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Anda mungkin akan diminta untuk membungkuk ke depan, sementara dokter akan melihatnya dari posisi samping.
Tes berupa CT scan, rontgen, dan MRI dapat membantu dokter mengukur kelengkungan derajat tulang belakang dan mendeteksi adanya cedera yang mungkin terjadi.
Tes kesehatan ini dapat memperlihatkan seberapa padat tulang Anda, sekaligus mendeteksi terjadinya osteoporosis.
Jika Anda mengalami gejala mati rasa atau kelemahan pada otot, Anda perlu menjalani tes kesehatan ini. Tujuannya, untuk menentukan seberapa baik impuls saraf pada tulang belakang Anda.
Cara mengatasi kifosis yang umumnya direkomendasikan dokter adalah:
Gejala nyeri punggung bisa diredakan dengan minum obat antinyeri, seperti acetaminophen (Tylenol, others), ibuprofen (Advil, Motrin IB, others) atau naproxen sodium (Aleve). Selain itu, dokter mungkin juga meresepkan obat lain yang jadi penyebab kifosis, seperti obat-obatan untuk osteoporosis.
Selain minum obat, pengobatan kifosis juga bisa berbentuk terapi, yakni:
Penderita kelainan tulang belakang yang melengkung lebih dari 75 derajat atau tidak kunjung membaik dengan terapi, akan direkomendasikan untuk menjalani operasi. Operasi yang dilakukan untuk mengatasi kifosis ini disebut dengan fusi tulang belakang.
Prosedur operasi memakan waktu 4 hingga 5 jam. Anda akan diopname selama 3 hingga 4 hari. Proses pemulihan setelah operasi biasanya memakan waktu selama 4 hingga 6 minggu di rumah
Prosedur operasi yang dilakukan
Operasi dilakukan dengan membuat sayatan tepat di tengah punggung untuk mengekspos tulang dan otot-otot di sekitarnya. Kemudian, sekrup seukuran 2,5 cm yang terbuat dari titanium ditempatkan di pedikel. Pedikel sendiri adalah penyangga tulang belakang.
Selama pemasangan, ahli bedah juga harus mengawasi aktivitas pada sumsum tulang belakang dengan sinar-X real-time (fluoroskopi). Ini dilakukan dengan menempatkan elektroda pada pasien dari kepala hingga jari kaki.
Setelah semua sekrup pedikel berada pada posisinya, tulang belakang yang melengkung berlebihan ini diperbaiki. Batang yang terbuat dari krom kobalt, kemudian dimasukkan melalui sekrup dan sekrup dikunci.
Kemudian, cangkok tulang diambil dari tulang rusuk pasien sendiri. Tulang dipotong seukuran korek api dan dipasang di sepanjang bagian belakang tulang belakang. Terakhir, lapisan otot dan lapisan kulit terluar ditutup dengan jahitan berperekat. Jahitan ini akan lepas dengan sendirinya, ketika kulit menyatu kembali.
Komplikasi kifosis yang mungkin terjadi karena kondisinya semakin memburuk adalah:
Kelengkungan punggung atas yang berlebihan bisa membuat tubuh membungkuk. Kadang juga terlihat ada punuk (tonjolan di punggung atas dekat leher).
Gejala yang ditimbulkan akibat kelainan tulang belakang ini juga membuat otot punggung melemah. Akibatnya, Anda akan sulit untuk berjalan, duduk, mengemudi, atau melihat ke atas.
Kelengkungan berlebihan yang membuat tubuh membungkuk, akhirnya memberi tekanan pada paru-paru sehingga membuat Anda jadi sesak napas.
Postur tubuh yang bungkuk juga menekan saluran pencernaan, sehingga membuat Anda rentan mengalami refluks asam lambung atau kesulitan menelan.
Perawatan rumahan yang bisa membantu Anda mengatasi kifosis adalah menerapkan gaya hidup yang sesuai. Contohnya, Anda harus menjaga postur tubuh tetap tegak dan tidak membungkuk, terutama saat duduk.
Menurut studi tahun 2002 pada American Journal of Public Health, yoga menjadi salah satu pilihan olahraga yang aman untuk penderita kifosis. Olahraga ini dapat menguatkan serta menjaga kelenturan tulang belakang.
Lakukan konsultasi lebih lanjut pada dokter maupun terapis Anda jika ingin mencoba yoga maupun jenis olahraga lain. Dengan begitu, aktivitas fisik yang Anda lakukan ini bisa memberikan manfaat.
Selama masa pengobatan, pasien juga dilarang untuk merokok dan menghindari minum minuman beralkohol sementara dan minuman bersoda.
Sebaliknya, Anda dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang menyehatkan tulang, seperti kacang-kacangan, daging tanpa lemak, bayam, dan gandum. Deretan makanan ini kaya kaslium, magnesium, serat, dan protein yang dibutuhkan tulang agar tetap sehat. Selain itu, batasi penggunaan garam pada makanan.
Jenis kifosis tertentu ternyata bisa dicegah. Cara mencegah penyakit kifosis tersebut adalah:
Lakukan olahraga karena ini dapat menjaga tulang belakang tetap kuat dan fleksibel. Contoh olahraga yang bisa Anda pilih adalah lari, berenang, dan yoga.
Memindahkan barang dengan punggung atau membawa tas berat bisa melemahkan tulang belakang. Oleh karena itu, kurangi barang bawaan dalam tas punggung Anda dan gunakan troli untuk memindahkan barang sehingga Anda tidak perlu mengangkatnya.
Saat Anda duduk dan berjalan, pastikan posisi tubuh selalu tegak. kebiasaan ini dapat menghindari kelengkungan tulang belakang yang berlebihan.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar