Banyak yang tahu bahwa merokok dan konsumsi makanan berlemak tidak baik bagi kesehatan. Namun, ada pula sejumlah perilaku tidak sehat lain yang tanpa disadari mengganggu kesehatan fisik dan mental Anda. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Beragam perilaku tidak sehat yang harus dihindari
Perilaku hidup yang tidak sehat berperan dalam perkembangan penyakit kronis, termasuk menjadi penyebab diabetes, penyakit jantung, stroke, penyakit paru obstruktif kronis, dan bahkan kanker.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit kronis menyebabkan 41 juta kematian tiap tahunnya. Ini setara dengan 71% total kematian di seluruh dunia.
Maka dari itu, penting bagi Anda untuk mulai memperhatikan beberapa kebiasaan sehari-hari. Berikut ini merupakan contoh gaya hidup atau kebiasaan yang tidak sehat.
1. Terlalu banyak menonton TV atau main gawai
Terlalu sering menonton TV atau main handphone menyimpan pengaruh negatif bagi kesehatan tubuh. Perilaku ini terkait dengan peningkatan risiko obesitas, diabetes, dan emboli paru.
Selain itu, sering melakukan kebiasaan ini tanpa diimbangi aktivitas fisik bisa menurunkan kemampuan kognitif otak.
Hal ini terbukti melalui sebuah studi dalam jurnal JAMA Psychiatry (2016). Peneliti mengadakan tes kognitif pada orang yang rata-rata menonton TV lebih dari tiga jam per hari selama 25 tahun.
Diketahui hasil tes pada orang tersebut lebih buruk daripada orang yang tidak sering menonton TV.
2. Terlambat makan
Jangan pernah berpikir bahwa menunda waktu makan akan menurunkan berat badan Anda.
Sering telat makan malah akan meningkatkan nafsu makan pada waktu setelahnya. Hal ini bisa membuat Anda makan lebih banyak dan meningkatkan risiko obesitas dan diabetes.
Kebiasaan ini juga buruk bagi kesehatan karena akan melambatkan metabolisme yang membuat tubuh Anda terasa lemas. Selain itu, menunda makan juga bisa menyebabkan asam lambung naik.
Sebaiknya, luangkan waktu sejenak untuk makan agar Anda tetap fokus dan semangat beraktivitas.
3. Makan saat tidak lapar
Sekadar memakan camilan atau melampiaskan diri dari rasa stres dengan makan terlalu sering mungkin akan menyebabkan kelebihan kalori bagi tubuh Anda.
Kemudian, kelebihan kalori menyebabkan berat badan Anda naik di atas normal dan akhirnya terjadilah obesitas. Kondisi ini meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan.
Tidak hanya diabetes, obesitas juga meningkatkan risiko penyakit lain, termasuk penyakit jantung, stroke, dan bahkan kanker. Maka dari itu, penting menjaga waktu dan pola makan Anda.
4. Makan terlalu banyak atau terlalu sedikit
Gaya hidup tidak sehat dengan mengonsumsi makanan terlalu banyak maupun terlalu sedikit bisa menjadi salah satu pertanda dari gangguan makan (eating disorder).
Pada umumnya, gangguan makan terjadi akibat masalah psikologis dan emosional, seperti rendah diri dan pandangan yang buruk tentang citra tubuhnya.
Apabila tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi fisik dan psikis, termasuk penyakit jantung, gangguan pencernaan, stres, depresi, hingga perilaku bunuh diri.
5. Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan
Sebagian orang memercayai bahwa merokok dan minum alkohol ialah “jalan keluar” yang bisa meringankan efek stres yang dialaminya.
Nikotin memang dalam rokok dapat memicu pelepasan dopamin yang menimbulkan efek menenangkan. Sementara itu, alkohol akan memperlambat respons tubuh terhadap stres.
Meski demikian, kebiasaan buruk ini punya dampak yang buruk bagi kesehatan. Beberapa contohnya yakni peningkatan tekanan darah, kerusakan jaringan otot, dan berkurangnya oksigen dalam darah.
6. Terlalu lama membuka media sosial
Sebagian orang mungkin mulai merasa “terisolasi” akibat berkutat dengan media sosial. Isolasi sosial tersebut tentu buruk bagi kesehatan mental dan fisik Anda.
Para peneliti dari University of Cologne, Jerman, juga menemukan fakta bahwa terlalu lama membuka media sosial bisa menimbulkan rasa iri terhadap teman yang akhirnya meningkatkan risiko depresi.
Terrlalu lama bermain media sosial juga membuat Anda relatif malas bergerak. Sebaiknya, batasi waktu bermain gawai dan media sosial, lalu alihkan dengan kebiasaan yang lebih sehat.