backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

4 Gejala yang Dialami Penderita OCD

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 29/06/2021

    4 Gejala yang Dialami Penderita OCD

    Zaman sekarang, banyak orang mengaku bahwa ia mengidap OCD, tetapi gejala dan kondisi psikis yang mereka tunjukan cenderung berbeda dari data medisnya. Namun, apa sih gejala OCD yang biasa dimiliki penderita? Pertama, simak dulu penjelasan singkat mengenai OCD.

    Apa itu OCD?

    Obsessive Compulsive Disorder atau biasa disebut OCD, adalah gangguan psikologis yang dapat mempengaruhi pikiran (obsesif) dan perilaku (kompulsif) manusia. Kelainan ini mengganggu pikiran penderitanya dengan menghasilkan rasa gelisah, cemas, khawatir, takut, dan menuntut melakukan hal yang sama berulang kali. Perilaku ini akan terus dilakukan penderitanya hingga keinginan dari pikiran mereka terpenuhi.

    Penyebab dari OCD belum bisa diketahui secara pasti. Diduga karena adanya masalah pengiriman informasi pada bagian otak yang satu dengan lainnya, atau mungkin juga bisa disebabkan oleh masalah stress yang berat. Faktor turunan genetik dari keluarga, serta kecelakaan psikologis masa lalu juga bisa memicu seseorang mengalami OCD.

    BACA JUGA: Memanfaatkan Hipnoterapi untuk Menyembuhkan Trauma Psikologis

    Gejala OCD yang paling sering terjadi

    Umumnya, gejala yang ditemukan pada penderita OCD adalah sering merasa resah, takut, khawatir dengan hal-hal sekitar, dan sering berpikiran negatif. Di bawah ini merupakan gejala dan tipe yang bisa ditemukan pada penderita OCD.

    1. Washers

    Jika Anda sering merasa kurang atau bahkan tidak pernah merasa bersih ketika mencuci tangan sehingga Anda akan melakukannya berulang kali, bisa jadi Anda menderita OCD. Gejala ini merupakan gejala umum yang paling sering dialami penderita OCD.

    Gejala  ini menjelaskan saat seseorang selalu takut akan terkontaminasi bakteri, kuman, atau kotoran yang berpindah ke tubuh mereka. Penderita umumnya akan mencuci tangan atau bagian tubuhnya yang dirasa kotor secara berulang kali. Penderita OCD tidak segan untuk membersihkan rumah, tubuh, dan apapun yang mereka takuti kotor, demi memenuhi kenginan kompulsifnya agar terhidar dari kuman atau kotoran yang dihindari. Gejala seperti ini akan terus terjadi karena adanya dorongan kuat dalam pikiran penderita.

    BACA JUGA: Mencuci Tangan Memang Baik, Tapi Ini Akibatnya Bila Terlalu Sering Dilakukan

    2. Checkers

    Gejala OCD yang satu ini menyerang penderitanya untuk selalu memeriksa sesuatu berulang kali. Pada tipe ini, umumnya tidak berbeda dengan penderita tipe washers. Penderita OCD akan melakukan pengecekan berulang kali kepada hal, benda, atau barang yang berbahaya. Contoh yang paling umum seperti mengecek kunci pintu rumah, mematikan kompor atau lampu dengan melakukan pengecekan berkali-kali. Para penderita  merasa bahaya selalu mengintai, dan jika terjadi sesuatu yang bersifat celaka mereka tak segan menyalahkan dirinya sebagai yang harus disalahkan.

    3. Symmetry dan Orderliness

    Pada gejala tipe ini, Anda sering mengalami fokus untuk mengatur setiap hal secara berurutan, rapi, simetris dan sejajar. Contohnya Anda tidak akan suka jika barang yang telah Anda rapikan disentuh dan diubah posis nya oleh orang lain. Perilaku ini akan selalu menuntut Anda untuk menghasilkan pikiran yang sama dan berulang.

    4. Hoarding

    Hoarding merupakan gejala di mana Anda suka atau berkeinginan untuk mengumpulkan barang-barang bekas yang Anda temukan. Anda berpikiran bahwa barang itu penting dan akan berguna bagi Anda ke depannya. Jika di dalam rumah atau ruangan Anda banyak barang dan terasa penuh, bisa jadi Anda salah satunya.

    Bagaimana cara mengatasi OCD?

    Hanya karena Anda menyukai hal-hal dengan cara tertentu atau mengatur sepatu atau warna baju Anda dalam urutan abjad, bukan berarti Anda memiliki OCD. Namun, jika pikiran obsesif atau perilaku ritual terasa di luar kendali Anda atau mengganggu kehidupan Anda, saatnya untuk mencari pengobatan.

    Pengobatan biasanya melibatkan psikoterapi, terapi modifikasi perilaku, atau obat-obatan psikiatri, sendiri atau dalam kombinasi. Menurut Harvard Medical School, dengan pengobatan, sekitar 10 persen pasien sepenuhnya pulih dan sekitar setengah dari pasien menunjukkan beberapa perbaikan. Bicarakan juga dengan keluarga atau oang terdekat Anda tentang gejala yang dirasakan. Dukungan serta pengertian dari mereka penting untuk Anda.

    BACA JUGA: Benarkah Terapi Psikologis CBT Bisa Atasi Persoalan Hidup Kita?

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 29/06/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan