Apa akibat dari stres berat pada fungsi otak?
Stres berat dapat memengaruhi susunan otak yang berpotensi memicu ketidakseimbangan materi otak. Hal ini ditemukan oleh suatu studi pada otak penderita post-traumatic stress disorder (PTSD) yang menunjukan adanya perubahan rasio porsi materi putih (white matter) dengan materi abu-abu (gray matter) otak. Kedua materi tersebut diduga berasal dari sel yang sama namun memiliki “tugas” dan peran yang berbeda.
Materi putih tersusun dari selubung saraf myelin yang berguna untuk penyampaian informasi, sedangkan materi abu-abu terdiri neuron dan glia yang berguna dalam memproses dan menyimpan informasi. PTSD adalah kondisi di mana individu penderitanya mengalami stres berat akibat trauma di masa lalu. Dari penelitian, pasien PTSD memiliki materi putih otak yang lebih banyak daripada materi abu-abunya.
Sedikitnya jumlah neuron saat otak mengalami stres berat menyebabkan penurunan kemampuan memproses informasi sehingga komunikasi antar sel otak menjadi terganggu dan tidak efektif. Di sisi lain, otak saat sedang stress juga merespon ketakutan lebih cepat dari biasanya dan menyebabkan mekanisme pada otak untuk menenangkan diri menjadi terganggu.
Gejala awal gangguan jiwa akibat stres berat yang perlu diwaspadai
Pada zaman sekarang, kondisi stres berat yang disebabkan oleh masalah sosial ataupun pekerjaan dianggap lumrah. Meski tidak selalu berdampak langsung terhadap kesehatan fisik, tetapi membiarkan pikiran dan tubuh tercekik stress berpotensi menimbulkan masalah mental serius yang seringnya tidak disadari.
Stres berat berdampak pada kesehatan mental yang menampilka jenis gejala yang berbeda, diantaranya:
Perubahan emosi
- Merasa tidak bahagia
- Cemas dan agitasi
- Murung dan mudah marah
- Merasa sangat terbebani
- Merasa kesepian namun cenderung mengisolasi diri sendiri
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar