backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Fluvoxamine

Ditinjau secara medis oleh Apt. Ambar Khaerinnisa, S.Far · Farmasi · None


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 25/02/2023

Fluvoxamine

Fluvoxamine biasanya diresepkan untuk pasien dengan gangguan obsessive compulsive disorder (OCD) atau depresi. Ketahui dosis, aturan konsumsi, dan efek sampingnya dalam penjelasan berikut ini.

Golongan obat: antiobsesi-kompulsi, antidepresan.

Merek dagang: Luvox.

Apa itu obat fluvoxamine?

Pasien dengan gangguan OCD yang memerlukan bantuan obat, biasanya sudah tidak asing dengan fluvoxamine (fluvoksamin).

Obat ini termasuk dalam kelompok obat antidepresan yang dikenal sebagai selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs).

Fluvoxamine bekerja dengan meningkatkan kadar serotonin di otak yang berperan dalam membawa pesan antar sel (neurotransmitter) agar suasana hati membaik.

Fluvoksamin hanya bisa Anda dapatkan dengan resep dokter, sehingga dosis dan aturan konsumsinya akan disesuaikan dengan kondisi Anda.

Selain untuk mengatasi keluhan pasien OCD, obat ini dapat diresepkan pada pasien dengan gangguan depresi mayor (major depressive episode).

Dosis dan sediaan fluvoxamine

fluvoksamin

Di Indonesia, fluvoxamine tersedia dalam bentuk tablet salut selaput dalam dosis 50 mg dan 100 mg. Salah satu merek obat dengan kandungan fluvoksamin ini adalah Luvox.

Perlu diingat bahwa dosis untuk setiap pasien dapat berbeda-beda, sesuai dengan tingkat keparahan maupun riwayat penyakit yang dialami.

Berikut ini dosis fluvoxamine yang secara umum diresepkan untuk mengatasi OCD dan depresi.

Dosis untuk depresi

1. Dewasa

Dosis awal 50 – 100 mg sekali sehari di waktu sore atau sebelum tidur. Dosis harus dipantau hingga 3 – 4 minggu berikutnya dan dapat bertambah hingga maksimum 300 mg per hari.

Dosis melebihi 150 mg per hari harus dibagi menjadi 2 – 3 kali jadwal minum.

2. Anak-anak

Obat ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi anak-anak di bawah 18 tahun terkait gangguan depresi. Konsultasikan dengan dokter tentang penggunaan obat ini untuk anak dengan keluhan tersebut.

Pasien dengan gangguan depresi harus menjalani pengobatan minimal 6 bulan.

Dosis untuk OCD

1. Dewasa

Dosis awal sekitar 50 mg per hari dan dapat ditingkatkan menjadi 100 – 300 mg per hari yang dibagi menjadi beberapa dosis.

Dosis melebihi 150 mg per hari harus dibagi menjadi 2 – 3 kali jadwal minum. 

2. Anak-anak

Anak di atas usia 8 tahun bisa diberikan dosis awal 25 mg dan maksimal 200 mg per hari.

Dosis dapat ditingkatkan tiap 4 – 7 hari. Dosis melebihi 50 mg per hari harus dibagi menjadi 2 kali jadwal minum.

Pengobatan ini dapat berjalan hingga 10 minggu dengan pengawasan dokter.

Aturan konsumsi fluvoxamine

Sebagai obat oral, Anda bisa mengonsumsi fluvoxamine dengan segelas air minum sebelum maupun setelah makan.

Ikuti petunjuk konsumsi yang diarahkan oleh dokter atau apoteker. Selain itu, Anda bisa memeriksa cara minum obat ini dengan melihat label kemasan obat.

Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan terkait aturan konsumsi obat ini.

  • Jangan menghancurkan atau mengunyah obat ini.
  • Saat Anda merasa kondisi membaik, jangan langsung menghentikan konsumsi obat tanpa berkonsultasi dengan dokter.
  • Jika berhenti minum obat di luar instruksi, Anda mungkin akan mengalami gejala putus obat, seperti mudah marah, pusing, gelisah, sulit tidur, hingga mati rasa.

Efek samping fluvoxamine

tablet salut selaput

Fluvoksamin juga memiliki risiko efek samping obat sebagaimana jenis obat-obatan lainnya.

Meski begitu, tidak semua pasien akan mengalami efek samping ini.

Berikut beberapa efek samping minum fluvoxamine yang mungkin muncul.

  • Berbahaya: pikiran untuk bunuh diri, beralih ke fase mania atau hipomania, gangguan kadar glukosa tubuh, dan disfungsi seksual.
  • Masalah jantung.
  • Gangguan pencernaan.
  • Malaise.
  • Gangguan fungsi hati.
  • Anoreksia.
  • Pusing, lelah, dan lesu.
  • Keringat berlebih.
  • Bingung dan cemas.
  • Masalah ginjal dan sistem kandung kemih.

Beberapa efek samping lainnya mungkin tidak disebutkan di atas.

Selain itu, tidak mengikuti aturan minum obat yang telah dianjurkan dapat meningkatkan risiko efek samping obat.

Peringatan dan perhatian saat pakai fluvoxamine

Anda yang memiliki beberapa kondisi kesehatan berikut perlu  memperhatikan aturan konsumsi dan peringatan dari dokter.

  • Memiliki kecenderungan atau pikiran ingin bunuh diri.
  • Berusia dewasa muda (18 – 24 tahun).
  • Orang dengan lanjut usia (lansia) dengan beberapa penurunan fungsi organ.
  • Mempunyai masalah hati atau gangguan ginjal.
  • Mengalami withdrawal symptoms atau gejala putus obat.
  • Punya riwayat penyakit jantung dan diabetes.

Biasanya dokter akan menyesuaikan dosis dan mengawasi dengan lebih ketat penggunaan obat fluvoksamin pada pasien dengan kondisi tersebut.

Selain itu, sebaiknya hentikan kebiasaan merokok Anda setidaknya selama mengonsumsi obat fluvoksamin ini.

Apakah fluvoxamine aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Situs DailyMed melaporkan bayi baru lahir yang terpapar obat fluvoxamine sejak dalam kandungan di trimester akhir mengalami komplikasi dan masalah pernapasan yang memerlukan perawatan intensif.

Oleh karena itu, sebaiknya ibu hamil menghindari konsumsi obat ini. Jika memang dibutuhkan, dokter mungkin akan menyesuaikan dosis terkecil atau memberikan pengganti obat yang lebih aman.

Belum diketahui secara pasti apakah obat ini dapat terserap melalui ASI. Untuk itu, ibu menyusui pun perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya.

Interaksi fluvoxamine dengan obat lain

Interaksi dengan obat lain dapat mengurangi efektivitas obat atau meningkatkan efek samping.

Meski begitu, beberapa obat tetap dapat dikonsumsi bersamaan meskipun interaksi mungkin saja terjadi.

Dokter mungkin akan menyesuaikan dosis untuk meminimalisasi efek yang muncul.

Berikut sejumlah obat-obatan yang berisiko menimbulkan interaksi obat dengan fluvoxamine.

  • aspirin
  • warfarin, 
  • ticlopidine,
  • phenothiazines,
  • tacrine, 
  • methadone
  • mexiletine, 
  • ciclosporin,
  • amitriptilin
  • clomipramine, 
  • imipramine, 
  • clozapine, 
  • olanzapine, 
  • diazepam, dan
  • quetiapine.

Beberapa jenis obat lainnya mungkin tidak disebutkan di atas. Oleh karena itu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika memiliki kekhawatiran seputar interaksi obat.

Selain itu, selalu beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat lain, baik yang dijual bebas, obat resep, produk herbal, maupun suplemen lainnya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

Apt. Ambar Khaerinnisa, S.Far

Farmasi · None


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 25/02/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan