Kebanyakan orang mengandalkan mata untuk melihat, menjalani aktivitas, serta memahami dunia di sekitarnya. Oleh karena itu, menjaga kesehatan mata sangat penting untuk Anda lakukan. Salah satunya dengan melakukan deteksi dini gangguan penglihatan atau mata.
Apa pentingnya deteksi dini gangguan penglihatan?
Banyak orang berpikir melakukan tes atau pemeriksaan mata hanya perlu dilakukan jika ada keluhan atau perlu mendapatkan resep kacamata.
Padahal, melakukan pemeriksaan sebelum keluhan muncul juga perlu Anda lakukan.
Untuk apa? Melakukan pemeriksaan mata rutin merupakan bentuk dari deteksi dini gangguan penglihatan atau mata.
Artinya, Anda bisa mencegah terjadinya penyakit mata atau mengurangi risiko kerusakan mata akibat penyakit yang belum terdeteksi.
Apalagi, Powers Eye Center menyebut, banyak gangguan pada mata yang bersifat silent atau diam.
Maksudnya, penyakit mata ini tidak menimbulkan gejala pada awal kemunculannya, sehingga sebagian besar penderitanya tidak menyadari adanya gangguan tersebut.
Umumnya, mereka baru berkonsultasi ke dokter saat gejala sudah muncul, yaitu ketika penyakit yang mereka derita sudah berkembang.
Padahal, semakin lama penyakit dibiarkan, semakin mungkin kerusakan mata yang parah terjadi. Bahkan, beberapa di antaranya juga mungkin menimbulkan kebutaan.
Adapun dengan deteksi dini, perkembangan gangguan atau penyakit mata dapat diperlambat atau bahkan dihentikan dengan obat-obatan, operasi mata, atau keduanya.
Lantas, apa saja penyakit mata yang dapat terdeteksi secara dini? Berikut adalah beberapa daftarnya.
Konsultasikan kepada dokter mata atau oftalmologi untuk informasi lebih lanjut.
Apa saja jenis tes untuk deteksi dini gangguan mata?
Untuk mendeteksi dini gangguan penglihatan, Anda bisa melakukan pemeriksaan rutin mata seperti pada umumnya.
Pemeriksaan ini perlu Anda lakukan sejak masih anak-anak, tepatnya di bawah usia 3 tahun hingga dewasa. Adapun jenis tesnya tergantung pada usia dan kondisi setiap pasien.
Namun, secara umum, berikut adalah beberapa tes atau pemeriksaan mata yang umum dokter lakukan.
1. Pemeriksaan fisik mata
Sebagian besar penyakit mata dapat terdeteksi dengan mengamati perubahan kecil pada struktur atau anatomi mata.
Pada pemeriksaan ini, umumnya, dokter akan menggunakan alat bernama slit lamp, yaitu sejenis mikroskop yang dapat memperbesar dan menerangi bagian depan mata Anda.
Struktur dalam dan belakang mata juga akan dokter periksa menggunakan oftalmoskopi atau yang juga disebut funduskopi.
Dengan dua prosedur pemeriksaan tersebut, dokter dapat melihat bagian mata Anda dengan lebih jelas sehingga setiap perubahan kecil yang terjadi dapat terlihat.
2. Tes ketajaman visual
Tes ketajaman visual mungkin sudah pernah Anda praktikkan. Ini merupakan tes yang menggunakan huruf alfabet acak, yang dicetak pada grafik atau layar.
Grafik atau layar ini diposisikan agak jauh di depan Anda. Semakin ke bawah grafiknya, garis dan huruf alfabetnya menjadi lebih kecil.
Melalui tes ini, dokter dapat mengukur seberapa jelas Anda melihat pada berbagai jarak sebagai upaya deteksi dini gangguan penglihatan yang mungkin Anda alami.
Untuk mengukur penglihatan jarak dekat, dokter mungkin akan menggunakan kartu yang bertuliskan huruf-huruf yang ia pegang dan atur jaraknya.
3. Tes lapang pandang
Untuk mendeteksi dini gangguan penglihatan, dokter juga mungkin akan meminta Anda untuk menjalani tes lapang pandang.
Melalui tes ini, dokter dapat mengukur penglihatan sisi (perifer) Anda. Penglihatan perifer itu sendiri, yaitu apa yang Anda lihat di samping tanpa menggerakkan mata.
Jika ada tanda hilang penglihatan, Anda mungkin mengalami glaukoma, penyakit retina, atau penyakit saraf optik.
Bukan cuma penyakit mata, tes ini pun dapat membantu dokter mendeteksi tumor otak.
4. Tonometri
Salah satu pemeriksaan untuk deteksi dini glaukoma adalah tes tekanan bola mata atau yang disebut juga dengan tonometri.
Pada tes ini, dokter akan mengukur tekanan cairan di dalam mata Anda (tekanan intraokular).
American Foundation for the Blind (AFB) menyebut, tekanan cairan yang normal, yaitu antara 10-21 mmHg, dengan rata-rata nilai sebesar 16 mmHg.
Adapun tekanan yang tinggi, yaitu di atas 21 mmHg, umumnya terkait dengan glaukoma. Pada kondisi ini, Anda mungkin perlu menjalani tes pachymetry untuk memastikannya.
Tes-tes di atas umumnya dokter lakukan sebagai deteksi awal dari gangguan penglihatan.
Bila dokter mencurigai adanya gangguan mata tertentu, Anda mungkin perlu menjalani tes lanjutan guna mendapat diagnosis pastinya.
Konsultasikan kepada dokter untuk jenis pemeriksaan yang tepat.
[embed-health-tool-bmi]