Memasuki usia senja, semakin banyak perubahan pada tubuh lansia, termasuk sistem reproduksi. Hal ini bisa memengaruhi kehidupan seks sehingga pasangan lansia cenderung mengurangi aktivitas tersebut. Padahal, seks tetap bisa memberikan manfaat untuk kesehatan pria dan wanita lanjut usia. Namun, bagaimana lansia bisa tetap menikmati seks dengan berbagai perubahan yang terjadi pada tubuhnya?
Perubahan fisik memengaruhi hubungan intim pada lansia
Bertambahnya usia ternyata berpengaruh pada kehidupan seksual wanita maupun pria lanjut usia.
Saat memasuki usia lebih dari 50 tahun, tubuh mengalami berbagai penurunan fungsi dan gairah seksual (libido) sehingga banyak pasangan lansia enggan berhubungan intim.
Wanita lansia telah mengalami masa menopause yang memengaruhi kondisi organ intim. Ini termasuk mengalami vagina kering yang menimbulkan nyeri dan kesulitan mencapai klimaks saat berhubungan.
Sementara itu, pria yang sudah memasuki usia lanjut bisa saja memiliki masalah dengan kelenjar prostat sehingga sering mengalami disfungsi ereksi.
Hal ini membuat pria lansia gagal mendapatkan atau mempertahankan ereksi saat melakukan hubungan suami istri.
Tak hanya itu, keluhan atau penyakit pada lansia, obat-obatan yang dikonsumsi, serta masalah sosial dan psikologis, seperti stres dan hubungan yang tak harmonis dengan keluarga, juga bisa semakin memengaruhi penurunan libido lansia.
Manfaat melakukan hubungan intim pada lansia
Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa hubungan seksual sudah tidak perlu lagi ketika seseorang memasuki usia lanjut. Padahal, pandangan tersebut tidaklah benar.
Faktanya, kebutuhan akan keintiman, termasuk seks dengan pasangan, tetap memberikan manfaat bagi kesehatan fisik dan psikologis seseorang, terlepas berapa pun usianya.
Berikut adalah beberapa manfaat hubungan suami istri di usia 50 tahun.
- Memiliki kualitas tidur yang lebih baik.
- Membantu menjaga kebugaran lansia karena berhubungan intim dapat membakar kalori.
- Menjadi lebih bahagia sekaligus mengurangi kecemasan karena pelepasan hormon pereda stres atau endorfin.
- Mencegah gangguan mental pada lansia.
- Memperpanjang usia karena lansia menjadi lebih sehat secara fisik.
- Memperkuat hubungan dengan pasangan.
- Mengurangi risiko sakit kepala yang parah.
Namun, pasangan lansia sebaiknya tidak terlalu sering melakukan hubungan suami istri karena bisa membahayakan kesehatan, apalagi jika sedang menjalani pengobatan tertentu.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Health and Social Behaviour menyatakan pria tua yang melakukan hubungan intim lebih dari dua kali dalam seminggu justru berisiko mengalami penyakit jantung.
Risiko ini muncul akibat penggunaan obat kuat untuk meningkatkan stamina dan performa seksnya, serta faktor stres dan kelelahan karena berusaha untuk mencapai orgasme.
Sementara pada wanita lansia, hubungan intim yang berkualitas justru dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan hipertensi.
Ini terjadi karena faktor dukungan emosi serta pereda stres yang umumnya dirasakan saat berhubungan intim.
Tips berhubungan intim pada lansia
Berbagai masalah dan perubahan pada tubuh lansia memang kerap menjadi penghalang untuk melakukan hubungan intim.
Namun jangan khawatir, masalah ini umumnya masih bisa diatasi setiap pasangan lansia.
Berikut beberapa cara agar lansia bisa berhubungan dengan nyaman dan mendapatkan manfaat sehatnya.
1. Tetap berhubungan intim dengan rutin
Hubungan seksual sebenarnya hampir sama dengan aktivitas fisik. Jika ingin tetap aktif dan bugar dalam kegiatan seksual, lansia perlu ‘berlatih’ dengan rutin.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association menyatakan bahwa, wanita berusia 40 – 65 tahun yang tetap melakukan hubungan seksual dengan pasangannya cenderung lebih aktif secara seksual.
Artinya, jika wanita lansia ingin tetap berhubungan intim dengan baik, lakukan secara rutin agar melatih vagina tetap elastis.
2. Pakai pelumas atau pelembap
Salah satu masalah seks yang muncul pada wanita lansia adalah vagina yang kering sehingga kerap merasakan nyeri saat berhubungan seksual.
Untuk mengatasi hal ini, wanita lansia bisa menggunakan pelumas atau pelembab vagina untuk membuat hubungan suami istri terasa lebih nyaman.
Namun, sebaiknya wanita menghindari bahan pelumas yang berbahaya untuk vagina.
Sebaliknya, pastikan pelumas dan pelembap yang digunakan berbahan dasar air dan bebas pewangi sehingga aman untuk kulit vagina Anda.
Untuk pelembap, Anda bisa gunakan secara rutin setiap 2 – 3 hari sekali untuk mendapatkan kelembapan yang sempurna.
3. Coba posisi serta jadwal baru
Kondisi medis yang dimiliki lansia sering membatasi aktivitas seksualnya. Terkadang, kondisi tersebut membuatnya tidak nyaman dengan posisi seksual tertentu.
Pada kondisi ini, lansia perlu lebih kreatif untuk mencari posisi seks yang berbeda, tetapi tetap nyaman.
Cobalah berhubungan dengan posisi yang berbeda dan lakukan hubungan intim saat merasa lebih berenergi dan nyaman, sehingga tidak merasakan nyeri yang mungkin muncul.