Mengukur lingkar kepala sangat penting dilakukan pada masa pertumbuhan si Kecil. Jika dokter mendapati lingkar kepala anak melebihi ukuran normal seusianya, ini bisa menjadi tanda dari hidrosefalus. Ketahui berbagai info seputar penyakit satu ini pada ulasan berikut.
Apa itu hidrosefalus?
Sumber: Mom Junction
Hidrosefalus adalah kondisi yang ditandai oleh ukuran kepala bayi yang membesar secara tidak normal.
Mengutip dari American Association of Neurological Surgeons, kondisi ini bisa terjadi akibat adanya penumpukan cairan di dalam rongga ventrikel otak.
Jadi, bisa dikatakan bahwa hidrosefalus adalah penumpukan cairan serebrospinal pada rongga otak (ventrikel) sehingga menyebabkan otak membengkak.
Normalnya, cairan serebrospinal ini akan mengalir melalui otak dan sumsum tulang belakang lalu diserap oleh pembuluh darah.
Sayangnya, tekanan pada cairan serebrospinal yang terlalu banyak ini dapat merusak jaringan otak sehingga menyebabkan berbagai masalah terkait fungsi otak.
Hampir semua bagian tubuh anak akan terkena dampak dari hidrosefalus, mulai dari gangguan tumbuh kembang hingga penurunan kecerdasan anak.
Jika tidak segera ditangani, hal ini dapat menyebabkan kerusakan otak dan gangguan kesehatan lainnya pada penderita, khususnya anak-anak.
Meski lebih sering dialami oleh bayi dan anak, hidrosefalus juga bisa terjadi pada orang dewasa.
Seberapa umum kondisi ini?
Apa saja tanda dan gejala hidrosefalus?
Anda mungkin sudah tahu bahwa gejala hidrosefalus pada anak yang paling umum adalah pembesaran ukuran kepala dari ukuran normal.
Akan tetapi, gejala kondisi ini pada anak cenderung berbeda-beda, tergantung dari usianya.
1. Bayi baru lahir
Berbagai gejala hidrosefalus pada bayi baru lahir atau anak usia kurang dari satu tahun, yakni sebagai berikut.
- Muncul benjolan lunak tidak normal di bagian atas kepala (fontanel).
- Perubahan cepat lingkar kepala.
- Ukuran lingkar kepala sangat besar lebih dari yang seharusnya.
- Titik tonjolan lunak (fontanel) di atas kepala yang menonjol dan sangat terlihat.
- Kulit kepala yang tipis dan mengkilap dengan aliran darah vena yang mudah terlihat.
- Ukuran besar kepala tidak normal.
- Pertumbuhan bayi terhambat.
- Pandangan mata ke bawah.
- Mudah rewel.
- Menolak makan.
- Mudah mengantuk.
- Otot melemah.
- Tidak mau makan atau nafsu makan menurun
- Bayi muntah.
- Mudah mengantuk.
- Kejang tubuh.
- Penurunan kekuatan otot atau tubuh bayi melemah.
- Bayi menangis, rewel, atau mudah marah.
- Pertumbuhan tubuh tidak berjalan dengan baik.
2. Anak
Hidrosefalus juga dapat dialami oleh anak-anak usia 1 sampai 5 tahun alias usia prasekolah.
Selain ditandai dengan pembesaran ukuran kepala, gejala hidrosefalus pada anak usia 1 sampai 5 tahun yang perlu diwaspadai meliputi berikut ini.
- Sakit kepala.
- Menangis sebentar tapi suaranya meninggi.
- Mata juling.
- Penglihatan kabur atau mata juling.
- Perubahan struktur wajah.
- Pertumbuhan terhambat.
- Mudah mengantuk.
- Susah makan.
- Keseimbangan tubuh tidak stabil.
- Kehilangan koordinasi otot.
- Mudah marah.
- Kemampuan kognitif terganggu.
- Anak kejang otot.
- Mual dan muntah.
- Sulit berkonsentrasi.
Selain gejala-gejala di atas, hidrosefalus pada anak juga bisa ditandai dengan perubahan kepribadian hingga kemampuan di sekolah menurun.
Anak pun mungkin bisa mengalami masalah dengan kemampuan yang sudah mampu dilakukan sebelumnya, seperti belajar berjalan dan berbicara.
Sementara itu, gejala hidrosefalus pada orang dewasa bisa ditandai dengan sering jatuh secara tiba-tiba, sakit kepala hebat, hingga masalah pada kandung kemih.
Kapan harus ke dokter?
- Sering berteriak dengan nada tinggi.
- Mengalami masalah dengan mengisap dan menyusu ASI.
- Muntah berulang kali.
- Sulit untuk berbaring dan menggerakkan kepala.
- Sulit bernapas dengan lancar.
- Tubuh kejang-kejang.
Apa penyebab hidrosefalus?
Otak normalnya mengandung cairan bening yang diproduksi dalam rongga ventrikel. Cairan ini disebut dengan cairan serebrospinal.
Cairan serebrospinal seharusnya mengalir dari sumsum tulang belakang ke seluruh otak untuk menunjang berbagai fungsi otak.
Misalnya melindungi otak dari cedera, menghilangkan sisa produk metabolisme pada otak, hingga menjaga tekanan di dalam otak.
Penyebab hidrosefalus adalah jumlah cairan serebrospinal yang berlebih hingga membuat ukuran kepala membesar.
Kondisi ini bisa terjadi karena cairan serebrospinal tidak dapat mengalir dengan baik di dalam otak.
Cairan yang berlebih ini dapat menekan tengkorak serta mengakibatkan kerusakan permanen pada jaringan otak yang menyebabkan terganggunya perkembangan fisik dan intelektual anak.
Sebagian besar kasus hidrosefalus pada anak terjadi sejak lahir (cacat lahir bawaan/kelainan kongenital).
Dalam kondisi tertentu, cairan cerebrospinal dalam otak dapat meningkat karena berbagai hal, di antaranya sebagai berikut.
- Sumbatan di otak atau sumsum tulang belakang.
- Pembuluh darah tidak mampu menyerap cairan serebrospinal.
- Otak menghasilkan cairan serebrospinal yang terlalu banyak sehingga tidak mampu diserap sepenuhnya oleh pembuluh darah.
Apa saja jenis hidrosefalus?
Berdasarkan kondisi cacat struktural dan jumlah cairan serebrospinal di dalam otak, hidrosefalus dapat dibedakan menjadi beberapa jenis seperti berikut ini.
1. Acquired hydrocephalus
Hidrosefalus yang satu ini merupakan jenis yang berkembang setelah dilahirkan atau saat dewasa.
Hidrosefalus yang satu ini biasanya disebabkan oleh adanya cedera atau penyakit.
2. Congenital hydrocephalus
Hidrosefalus bawaan umumnya dialami saat bayi baru lahir.
Jenis yang satu ini bisa disebabkan oleh adanya kondisi yang sebelumnnya berlangsung selama perkembangan janin atau sebagai akibat dari kelainan genetik.
3. Communicating hydrocephalus
Jenis ini terjadi saat tidak ada halangan pada aliran cairan serebrospinal yang berlebih di dalam sistem ventrikel.
Penyebab jenis hidrosefalus yang satu ini yakni karena jumlah cairan serebrospinal yang terlalu banyak di luar normal.
4. Non-communication (obstructive) hydrocephalus
Jenis ini terjadi saat aliran cairan serebrospinal tersumbat di salah satu atau lebih pada ventrikel otak.
Kondisi ini lama kelamaan menyebabkan jalur aliran cairan membesar sehingga tekanan di dalam otak mengalami peningkatan.
5. Normal pressure hydrocephalus
Normal pressure hydrocephalus atau hidrosefalus tekanan normal merupakan jenis yang dapat dialami oleh usia berapa saja. Meski begitu, jenis ini lebih sering terjadi pada usia tua.
Ciri yang paling khas dari jenis hidrosefalus tekanan normal yakni adanya pelebaran ventrikel dengan tekanan normal di dalam tulang belakang.
6. Hydrocephalus ex-vacuo
Jenis hidrosefalus ini paling umum dialami oleh orang dewasa yang sudah memiliki penyakit degeneratif. Misalnya penyakit Alzheimer dan stroke.
Kondisi tersebut dapat menimbulkan kerusakan pada otak sehingga mengakibatkan jaringan otak menyusut.
Apa yang meningkatkan risiko terkena kondisi ini?
Sebenarnya, belum ditemukan secara pasti apa yang menjadi penyebab hidrosefalus selain peningkatan kelebihan cairan serebrospinal.
Akan tetapi, beberapa masalah medis maupun gangguan perkembangan bayi dapat berkontribusi sebagai faktor risiko kondisi ini.
1. Faktor risiko hidrosefalus pada bayi baru lahir
Ada beberapa kondisi yang memperbesar peluang terjadinya hidrosefalus pada bayi baru lahir, seperti berikut ini.
- Sistem saraf pusat tidak berkembang dengan normal sehingga menghalangi aliran cairan serebrospinal.
- Adanya perdarahan di dalam ventrikel otak, yang memicu kemungkinan bayi lahir prematur.
- Ibu mengalami infeksi yang menyerang rahim selama kehamilannya sehingga timbul peradangan di jaringan otak janin..
Infeksi pada rahim yang menimbulkan peradangan pada jaringan otak janin meliputi infeksi rubella, toksoplasma, gondok, dan cacar air.
2. Faktor risiko pendukung lainnya
Pada kasus hidrosefalus yang baru terjadi setelah anak tumbuh besar, faktor risikonya termasuk cedera pada kepala yang mengenai otak atau beberapa hal berikut.
- Tumbuh tumor di otak atau sumsum tulang belakang.
- Infeksi pada otak atau sumsum tulang belakang.
- Perdarahan di pembuluh darah otak.
- Operasi kepala.
- Cedera kepala yang parah.
Jika ada anak memiliki beberapa faktor yang meningkatkan risiko hidrosefalus, rutinlah berkonsultasi ke dokter.