backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Kenali Gejala Hidrosefalus Pada Bayi dan Anak yang Harus Diwaspadai Ortu

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 16/08/2021

    Kenali Gejala Hidrosefalus Pada Bayi dan Anak yang Harus Diwaspadai Ortu

    Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat ada sekitar 18 ribu anak penderita hidrosefalus bawaan (kongenital) di tahun 2013, melansir dari Universitas Gadjah Mada. Angka ini terus meningkat dari tahun ke tahun, salah satunya disebabkan karena orangtua terlambat memeriksakan anaknya ke dokter. Itu sebabnya, Anda tentu harus mengetahui lebih dulu apa saja tanda dan gejala hidrosefalus pada bayi serta anak agar dapat ditangani secepat mungkin sebelum terlambat.

    Apa saja gejala hidrosefalus?

    Hidrosefalus adalah penumpukan cairan serebrospinal pada rongga otak (ventrikel) sehingga menyebabkan otak mengalami pembengkakan.

    Normalnya, cairan serebrospinal ini akan mengalir melalui otak dan sumsum tulang belakang lalu diserap oleh pembuluh darah. Dalam kondisi tertentu, cairan cerebrospinal dalam otak dapat meningkat karena berbagai hal, di antaranya:

  • Sumbatan di otak atau sumsum tulang belakang
  • Pembuluh darah tidak mampu menyerap cairan serebrospinal
  • Otak menghasilkan cairan serebrospinal yang terlalu banyak sehingga tidak mampu diserap sepenuhnya oleh pembuluh darah
  • Hampir semua bagian tubuh anak akan terkena dampak dari cacat lahir yang satu ini, mulai dari gangguan tumbuh kembang hingga penurunan kecerdasan anak.

    Jika tidak segera ditangani, hal ini dapat menyebabkan kerusakan otak dan gangguan kesehatan lainnya pada penderita, khususnya anak-anak.

    Oleh karena itu, Anda sebagai orangtua sebaiknya mengetahui tanda dan gejala yang muncul bila bayi atau anak mengalami hidrosefalus.

    Ini karena meski dapat terjadi pada siapa saja, penyakit hidrosefalus lebih sering dialami oleh bayi dan anak-anak. Bahkan, pada beberapa kasus, penyakit hidrosefalus dapat mulai terlihat sejak bayi lahir yang dikarenakan oleh berbagai penyebab.

    Nah, Anda mungkin sudah tahu bahwa gejala hidrosefalus pada anak yang paling umum adalah pembesaran ukuran kepala dari ukuran normal.

    Akan tetapi, gejala hidrosefalus pada bayi dan anak-anak cenderung berbeda-beda tergantung dari usianya. Berikut berbagai tanda dan gejala hidrosefalus pada bayi maupun anak-anak:

    Tanda dan gejala hidrosefalus pada bayi

    lingkar kepala bayi

    Berbagai gejala hidrosefalus pada bayi, baik yang baru lahir maupun sudah berkembang seiring usia, di antaranya meliputi perubahan pada kepala serta tanda pada fisiknya.

    Perubahan di kepala

    Beberapa perubahan di kepala yang terjadi sebagai gejala hidrosefalus pada bayi adalah sebagai berikut:

    • Perubahan ukuran lingkar kepala yang meningkat dengan cepat
    • Ukuran lingkar kepala sangat besar lebih dari yang seharusnya
    • Titik tonjolan lunak (fontanel) di atas kepala yang menonjol dan sangat terlihat
    • Kulit kepala yang tipis dan mengkilap dengan aliran darah vena yang mudah terlihat

    Tanda dan gejala fisik pada tubuh bayi

    Beberapa perubahan pada fisik terjadi sebagai gejala hidrosefalus pada bayi adalah sebagai berikut:

    • Mata memandang atau terpakut ke bawah
    • Tidak mau makan atau nafsu makan menurun
    • Bayi muntah-muntah
    • Mudah mengantuk
    • Kejang tubuh
    • Penurunan kekuatan otot atau tubuh bayi melemah
    • Bayi menagis, rewel, atau mudah marah
    • Pertumbuhan tubuh tidak berjalan dengan baik

    Hidrosefalus kongenital atau bawaan kadang-kadang ditemukan sebelum bayi dilahirkan atau selama ibu melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG).

    Tanda dan gejala hidrosefalus bisa bervariasi sesuai dengan usia, perkembangan penyakit bayi dan anak, hingga kondisi masing-masing tubuh bayi dan anak dalam menghadapinya.

    Ambil contohnya, kemampuan bayi dalam menghadapi peningkatan tekanan akibat aliran cairan serebrospinal di otak dan pembesaran kepala mungkin berbeda dengan orang dewasa.

    Namun di masa bayi ini, entah sejak saat baru lahir maupun setelah kelahiran beberapa waktu, gejala hidrosefalus yang paling terlihat yakni ukuran lingkar kepala yang kian membesar.

    Bahkan, semakin membesarnya ukuran lingkar kepala tersebut dapat terjadi dalam kurun waktu yang sangat singkat dan cepat.

    Selain berubahnya ukuran lingkar kepala bayi hingga di atas normal, gejala lain juga bisa berupa muntah, rewel, hingga mata yang mengarah ke bawah.

    Tanda dan gejala hidrosefalus pada balita dan anak-anak

    bayi gejala hidrosefalus

    Hidrosefalus juga dapat dialami oleh balita dan anak-anak. Gejala hidrosefalus pada balita dan anak-anak dapat diamati dari fisik, perilaku, serta kognitifnya.

    Tanda dan gejala fisik

    Beberapa perubahan fisik yang terjadi sebagai gejala hidrosefalus pada balita dan anak-anak adalah sebagai berikut:

    • Sakit kepala pada anak
    • Penglihatan bayi kabur atau tidak normal
    • Mata memandang atau terpaku ke bawah
    • Ukuran lingkar kepala membesar yang tidak normal
    • Keseimbangan tubuh tidak stabil
    • Mudah mengantuk
    • Terlalu banyak tidur
    • Tubuh lesu
    • Kejang otot
    • Leher terasa sakit atau nyeri
    • Pertumbuhan lebih lambat
    • Penurunan nafsu makan
    • Koordinasi tubuh kurang baik
    • Inkontinensia urin, kesulitan menahan buang air kecil
    • Mual atau muntah

    Perubahan perilaku dan kognitif

    Beberapa perubahan perilaku dan kognitif yang terjadi sebagai gejala hidrosefalus pada bayi adalah sebagai berikut:

    • Sulit berkonsentrasi
    • Mudah marah dan rewel
    • Perubahan kepribadian
    • Kemampuan di sekolah menurun
    • Mengalami keterlambatan atau masalah dengan kemampuan yang sudah mampu dilakukan sebelumnya, seperti belajar berjalan dan berbicara

    Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke, dibandingkan dengan bayi, anak-anak biasanya mengalami tanda dan gejala hidrosefalus yang berbea.

    Hal ini dikarenakan tengkorak kepala anak-anak tidak membesar sebagai respons dari cairan serebrospinal yang menumpuk.

    Di sisi lain, gejala hidrosefalus yang terjadi pada balita dan anak-anak yakni sakit kepala parah, terutama saat baru bangun tidur di pagi hari.

    Kondisi sakit kepala ini terjadi karena cairan di otak tidak mengalir dengan lancar saat balita dan anak-anak sedang berbaring. Selain itu cairan serebrospinal ini juga bisa menumpuk selama si kecil tidur.

    Sakit kepala sebagai gejala hidrosefalus biasanya juga disertai dengan mual, muntah, pandangan kabur atau ganda, keseimbangan tubuh bermasalah, perubahan lainnya.

    Dalam kondisi seperti ini biasanya dengan duduk sebentar, sakit kepala yang dialami si kecil dapat membaik. Namun, selang beberapa waktu, keluhan sakit kepala si kecil bisa terus berlanjut.

    Kapan harus ke dokter?

    Memahami gejala hidrosefalus pada anak itu penting dilakukan sedini mungkin. Semakin cepat Anda menemukan gejalanya, maka semakin cepat pula anak mendapatkan penanganan yang tepat dari dokter.

    Menurut Mayo Clinic, Anda disarankan untuk segera memeriksakan kondisi kesehatan bayi dan anak ke dokter saat muncul gejala sebagai berikut:

    • Bayi dan anak berteriak dengan nada tinggi yang tidak biasa
    • Mengalami masalah dengan mengisap selama masa menyusui
    • Mengalami muntah berkali-kali
    • Enggan menggerakkan kepala dan tidak mau berbaring
    • Kesulitan saat bernapas atau sesak
    • Kejang tubuh

    Dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir dan anak-anak untuk memastikan lagi gejalanya.

    Pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan mata yang cekung, refleks tubuh, tonjolan lunak di kepala, dan ukuran lingkar kepala anak yang cenderung lebih besar dari ukuran normal.

    Penting bagi orangtua untuk secepat mungkin mencari pertolongan medis saat melihat adanya tanda dan gejala pada bayi, balita, maupun anak-anak.

    Satu atau lebih tanda dan gejala yang dipaparkan di atas bisa saja berkaitan dengan hidrosefalus. Itulah mengapa sebaiknya segera periksakan buah hati Anda ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

    Catatan

    Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 16/08/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan