backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Jangan Tunda, Ini Pengobatan Hidrosefalus untuk Memperbaiki Kepala Bayi

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 16/08/2021

    Jangan Tunda, Ini Pengobatan Hidrosefalus untuk Memperbaiki Kepala Bayi

    Bayi baru lahir yang didiagnosis dengan hidrosefalus membutuhkan pengobatan sesegera mungkin. Ini karena hidrosefalus bisa menyebabkan kerusakan pada otak maupun gangguan kesehatan lainnya bila tidak segera dideteksi dan ditangani. Lantas, seperti apa pengobatan untuk hidrosefalus pada bayi?

    Pengobatan hidrosefalus harus melalui diagnosis

    hidrosefalus pada anak

    Hidrosefalus adalah kondisi kelainan atau cacat lahir bawaan pada bayi yang membuat ukuran lingkar kepala si kecil membesar lebih dari normalnya.

    Penyebab hidrosefalus atau pembesaran ukuran kepala ini dikarenakan adanya penumpukan cairan serebrospinal di dalam ventrikel alias rongga otak.

    Dalam kondisi normal, cairan serebrospinal seharusnya mengalir di otak dan sumsum tulang belakang. Selanjutnya, cairan serebrospinal tersebut diserap oleh pembuluh darah.

    Namun, tidak demikian pada bayi yang mengalami hidrosefalus karena cairan serebrospinal tidak mengalir dengan lancar di dalam otak.

    Bukannya terserap oleh pembuluh darah, cairan serebrospinal justru menumpuk pada otak sehingga menimbulkan pembesaran atau pembengkakan.

    Itulah mengapa salah satu gejala hidrosefalus pada bayi yang paling mudah terlihat yakni membesarnya ukuran lingkar kepala lebih dari normal.

    Sebelum mencari tahu pengobatan apa yang tepat untuk mengatasi hidrosefalus pada bayi ini, ada baiknya Anda pahami dulu cara mendiagnosisnya.

    Biasanya, kelainan atau cacat lahir bawaan hidrosefalus bisa mulai dideteksi saat bayi masih berada di dalam kandungan.

    Diagnosis hidrosefalus saat masa kehamilan dapat dilakukan dengan menggunakan ultrasonografi (USG) saat jadwal pemeriksaan kehamilan.

    Sementara untuk bayi yang sudah lahir, diagnosis hidrosefalus bisa dilakukan dengan pengukuran lingkar kepala. Jika ukuran lingkar kepala bayi lebih dari normal, artinya si kecil didiagnosis mengalami hidrosefalus.

    Namun, dokter biasanya akan memastikan hal tersebut dengan melakukan pemeriksaan lanjutan. Dokter mungkin akan menyarankan tes USG pada bayi baru lahir, tes magnetic resonance imaging (MRI), dan tes computerized tomography (CT-scan).

    Berbagai tes tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih rinci mengenai kondisi otak bayi saat ini. Setelahnya, dokter baru bisa melakukan pengobatan yang tepat untuk mengatasi hidrosefalus pada bayi.

    Apa saja pengobatan untuk hidrosefalus?

    Pengobatan hidrosefalus untuk bayi sebaiknya segera dilakukan setelah selesai didiagnosis. Bukan tanpa alasan, ini karena hidrosefalus berisiko berakibat fatal bagi bayi jika tidak ditangani secepatnya.

    Pengobatan hidrosefalus memang tidak mampu mengembalikan kerusakan otak yang sudah terjadi. Akan tetapi, pengobatan hidrosefalus setidaknya dapat mencegah terjadi kerusakan lebih lanjut pada otak bayi.

    Selain itu, pengobatan hidrosefalus pada bayi juga ditujukan untuk melancarkan aliran cairan serebrospinal di dalam otak. Berikut beberapa pilihan pengobatan hidrosefalus pada bayi:

    1. Metode shunt

    tanda dan gejala hidrosefalus

    Pengobatan paling umum untuk hidrosefalus pada bayi adalah dengan prosedur shunt. Shunt adalah alat dalam pengobatan hidrosefalus pada bayi yang berguna untuk mengeluarkan kelebihan cairan serebrospinal dari dalam otak.

    Struktur alat shunt terdiri atas tabung panjang dan fleksibel yang disertai dengan kateter dan katup. Berbagai komponen yang ada pada alat shunt akan membantu mengarahkan cairan di dalam otak agar mengalir ke arah yang benar.

    American Association of Neurological Surgeons menjelaskan bahwa alat shunt dipasang di bawah kulit kepala kemudian diarahkan ke bagian atau rongga tubuh lain.

    Sebagai gambarannya, salah satu ujung tabung pada alat shunt ditempatkan pada salah satu ventrikel atau rongga otak.

    Dengan begitu, diharapkan kelebihan cairan serebrospinal yang ada di dalam otak dapat mengalir masuk ke dalam tabung alat shunt hingga berakhir di bagian tubuh lainnya.

    Bagian tubuh lain yang dijadikan tempat mengalirkan kelebihan cairan serebrospinal otak biasanya pada rongga peritoneum (area sekitar organ perut) dan ruang di jantung.

    Ini karena kedua bagian tubuh tersebut dinilai mudah dan cepat dalam menyerap kelebihan cairan serebrospinal dari otak.

    Menariknya, di dalam alat shunt terdapat katup khusus yang bertugas untuk mengontrol aliran pergerakan cairan serebrospinal.

    Dengan begitu, kelebihan cairan serebrospinal yang mengalir dari otak ke bagian tubuh lain tidak akan terlalu cepat. Setelah dipasang pada kepala, pengobatan hidrosefalus pada bayi dengan alat shunt ini akan terus digunakan seumur hidup.

    Dokter akan memantau kondisi bayi secara rutin dan mungkin melakukan operasi tambahan untuk memperbaiki alat shunt bila diperlukan.

    Prosedur pengobatan hidrosefalus ini akan membantu menjaga cairan serebrospinal pada otak bayi tetap dalam batas normalnya.

    2. Ventrikulostomi endoskopi ketiga

    ruam bayi

    Ventrikulostomi endoskopi ketiga atau disebut juga dengan endoscopic third ventriculostomy (ETV) adalah prosedur bedah pengobatan hidrosefalus tetapi tidak ditujukan untuk semua kondisi.

    Pertama-tama dokter akan menggunakan endoskop untuk mendapat penglihatan yang jelas mengenai kondisi otak bayi. Endoskop adalah tabung panjang dan tipis yang dilengkapi oleh cahaya dan kamera di bagian ujungnya.

    Namun sebelumnya, dokter akan membuat lubang kecil terlebih dahulu di tengkorak otak. Secara lebih rincinya, pembuatan lubang dilakukan di bagian bawah salah satu rongga otak atau di antara rongga otak.

    Hal ini bertujuan untuk memudahkan kelebihan cairan serebrospinal untuk mengalir keluar dari dalam otak.

    Setelah kelebihan cairan serebrospinal berhasil dikeluarkan dengan membuat lubang, selanjutnya endoskop atau kamera kecil diambil kembali.

    Selanjutnya, dokter menutup luka atau lubang pada otak dan kepala dengan membuat jahitan. Keseluruhan rangkaian prosedur ventrikulostomi endoskopi ketiga dapat memakan waktu sekitar 1 jam.

    Meski pengobatan hidrosefalus pada bayi ini hanya bisa dilakukan untuk kondisi tertentu, prosedur ini bisa menjadi pilihan untuk penumpukan cairan serebrospinal yang disebabkan oleh penyumbatan.

    Cairan serebrospinal nantinya akan mengalir ke luar melalui lubang guna mengurangi penyumbatan.

    Adakah risiko komplikasi dari pengobatan hidrosefalus?

    masalah gizi pada bayi

    Ada beberapa faktor yang menjadi penentu tingkat keparahan hidrosefalus. Berbagai faktor tersebut meliputi sejak kapan hidrosefalus mulai muncul dan bagaimana perkembangannya.

    Jika kondisi hidrosefalus semakin parah setelah bayi lahir, kemungkinan besar si kecil bisa mengalami kerusakan otak dan cacat fisik.

    Sementara bila kondisi hidrosefalus tidak begitu parah dan bayi segera diberikan pengobatan, otomatis kesehatan tubuh bayi nantinya juga akan jauh lebih baik.

    Meski begitu, kedua jenis pengobatan hidrosefalus pada bayi yang telah dijelaskan sebelumnya tidak luput dari risiko dan kemungkinan komplikasi.

    Prosedur shunt dapat mengalami kerusakan mekanis, penyumbatan, maupun infeksi sehingga membuatnya berhenti mengalirkan cairan serebrospinal.

    Sementara komplikasi dari ventrikulostomi endoskopi ketiga atau endoscopic third ventriculostomy (ETV) bisa mengakibatkan perdarahan dan infeksi.

    Gangguan atau komplikasi apa pun terkait pengobatan hidrosefalus pada bayi membutuhkan penanganan segera mungkin.

    Melansir dari laman Mayo Clinic, berikut beberapa gejala adanya komplikasi pada bayi setelah menjalani penanganan hidrosefalus:

    • Bayi demam
    • Mudah rewel dan marah
    • Sering mengantuk
    • Mual dan muntah
    • Bayi sakit kepala
    • Mengalami masalah penglihatan
    • Muncul kemerahan dan rasa sakit pada kulit di sepanjang jalur aliran alat shunt
    • Timbul nyeri area katup shunt ada di perut
    • Gejala hidrosefalus awal kambuh kembali

    Sebaiknya jangan sepelekan tanda dan gejala hidrosefalus pada bayi, entah itu muncul sebelum pengobatan maupun setelahnya.

    Anda sangat disarankan untuk segera membawa si kecil ke dokter agar segera mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat guna mencegahnya mengalami gangguan pertumbuhan.

    Jangan lupa juga untuk rutin periksa kehamilan dan mendapatkan imunisasi saat hamil untuk mencegah risiko terjadinya hidrosefalus.

    Hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan munculnya infeksi selama kehamilan dan bayi lahir prematur yang dapat meningkatkan risiko hidrosefalus.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 16/08/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan