Pernahkah Anda merasakan nyeri tajam di anus atau muncul benjolan di sekitar anus? Bisa jadi itu adalah tanda abses perianal. Kondisi ini umumnya dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat. Cari tahu gejala, penyebab, dan pengobatannya berikut ini.
Apa itu abses perianal?
Abses perianal adalah kondisi terbentuknya benjolan di anus yang terlihat seperti bisul, tepatnya di area tepi anus (anal verge). Abses perianal merupakan salah satu jenis abses anus yang paling umum terjadi.
Kondisi ini terjadi karena penyumbatan pada kelenjar anus yang bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti infeksi, trauma, atau kondisi medis lainnya.
Jenis abses ini ditandai dengan munculnya benjolan merah di area anus dan terasa nyeri ketika disentuh. Kondisi ini juga terkadang disertai dengan gejala lainnya, seperti sembelit, demam, atau mengigil.
Jika tidak segera diatasi, abses dapat menyebar ke area lain di sekitarnya, seperti ruang ischioanal (jaringan lemak di kedua sisi anus dan rektum) atau ruang intersfigterik (area antara otot-otot anus).
Seberapa umumkah kondisi ini?
Abses perianal biasa terjadi pada siapa saja, baik pria maupun wanita. Namun, mengutip National Institute of Health, penyakit ini dua kali lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan.
Penyakit ini dapat dicegah dengan mengurangi faktor risiko. Silakan diskusikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.
Tanda dan gejala abses perianal

Gejala abses perianal yang paling umum adalah munculnya benjolan mirip bisul berisi nanah di dekat tepi anus.
Bisul ini bisa berwarna merah, sangat nyeri, dan terasa berdenyut. Duduk, batuk, atau mengejan saat buang air besar bisa memperburuk rasa sakitnya.
Selain itu, tanda dan gejala lain dari kondisi ini meliputi:
- keluarnya cairan seperti nanah dari anus,
- nyeri pada anus atau rektum,
- nyeri saat buang air besar,
- iritasi pada jaringan di sekitar anus,
- perdarahan pada rektum, dan
- nyeri dibagian bawah perut.
Abses perianal juga dapat menyebabkan munculnya gejala mirip flu, seperti demam, menggigil, atau lemas.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami gejala sebagai berikut.
Gejala tersebut mungkin menunjukkan infeksi yang menyebar dari lokasi abses ke aliran darah.
Penyebab abses perianal
Mengutip Cleveland Clinic, sebagian besar abses perianal terbentuk ketika kelenjar di dalam saluran anus tersumbat.
Abses ini bisa muncul ketika bakteri atau kotoran (feses) terperangkap di dalam salah satu kelenjar anus dan menyebabkan infeksi.
Selain itu, ada beberapa penyebab lain kondisi ini, di antaranya sebagai berikut.
- Fisura ani yang terinfeksi. Fisura ani merupakan kondisi luka atau robekan di lapisan anus. Fisura ani yang terinfeksi bisa menyebabkan abses.
- Trauma di area anus. Mengalami cedera di area anus misalnya karena melakukan hubungan seks anal juga bisa menyebabkan terbentuknya abses.
- Kista epidermoid yang terinfeksi. Kista bisa terbentuk di area perianal. Kista yang terinfeksi bisa menyebabkan abses.
- Hidradenitis suppurativa. Penyakit kulit kronis yang memengaruhi kelenjar khusus di area ketiak, selangkangan, sekitar anus, dan bawah payudara. Jika terjadi di area anus, ini bisa menyebabkan abses.
Faktor risiko abses perianal
Faktor-faktor tertentu yang meningkatkan risiko Anda mengalami abses perianal, yaitu:
- melakukan seks anal,
- memiliki penyakit radang usus, seperti penyakit Crohn dan kolitis ulseratif,
- penyakit diabetes,
- sistem kekebalan tubuh yang melemah (seperti karena HIV/AIDS),
- kurang menjaga kebersihan area anus dengan baik,
- mengonsumsi obat penekan imun, dan
- memiliki kebiasaan merokok.
Diagnosis abses perianal
Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan anus atau dubur terlebih dahulu guna memastikan adanya abses.
Pada pemeriksaan dubur, dokter akan memasukan jari yang telah dilumasi dengan cairan khusus ke dalam rektum untuk meraba-raba adanya kelainan.
Namun, beberapa abses mungkin tidak berada di permukaan kulit atau terletak lebih dalam di kulit. Dalam hal ini, dokter mungkin akan melakukan proctosigmoidoscopy.
Pemeriksaan proctosigmoidoscopy dilakukan dengan memasukkan tabung sempit ke dalam anus. Tabung ini memiliki kamera kecil dan lampu di bagian atas untuk memungkinkan dokter melihat gambaran anus.
Pengobatan abses perianal
Pengobatan kondisi ini biasanya disesuaikan dengan tingkat keparahannya. Berikut ini beberapa pengobatan yang mungkin diberikan oleh dokter untuk mengatasi abses perianal.
1. Pembedahan untuk mengeluarkan nanah

Pengobatan utama untuk abses perianal adalah melakukan pembedahan untuk mengeluarkan nanah. Untuk melaksanakan pembedahan abses perianal, Anda akan dirujuk ke dokter spesialis bedah kolorektal.
Dokter spesialis akan membuat sayatan kecil pada abses untuk mengeluarkan cairan nanah. Bagi kebanyakan orang, rasa nyeri akan berkurang ketika cairan nanah dikeluarkan.
Perlu diingat, proses mengeluarkan nanah ini perlu dilakukan oleh dokter di rumah sakit. Jadi, hindari memecahkan nanah sendiri di rumah karena hal ini bisa berisiko menyebabkan infeksi.
2. Pemberian obat-obatan
Dokter mungkin akan memberikan beberapa obat-obatan, seperti obat pereda nyeri atau obat pencahar untuk melembutkan feses, guna mengurangi nyeri saat buang air besar.
Obat antibiotik tidak selalu diperlukan untuk mengobati kondisi ini. Namun, dokter mungkin akan memberikan antibiotik jika pasien memiliki masalah medis tertentu.
Kondisi medis yang umumnya membutuhkan pemberian antibiotik, yaitu penyakit katup jantung, gangguan kekebalan tubuh, diabetes, dan sepsis.
Antibiotik juga mungkin akan diberikan oleh dokter jika muncul tanda-tanda infeksi sistemik atau selulitis.
Perawatan rumahan abses perianal
Melakukan perawatan rumahan bisa membantu meredakan gejala serta mempercepat proses penyembuhan abses perianal. Berikut ini perawatan rumahan yang bisa Anda lakukan.
- Sitz bath. Perawatan sitz bath merupakan metode merendam area anus atau bokong di air hangat selama beberapa kali sehari untuk membantu mengurangi peradangan dan meringankan rasa nyeri.
- Jaga kebersihan anus. Bersihkan anus dengan air hangat setelah buang air besar dan gunakan sabun lembut tanpa pewangi untuk mencegah iritasi lebih lanjut.
- Hindari tekanan pada area abses. Untuk sementara waktu, hindari duduk terlalu lama atau melakukan aktivitas yang bisa memberikan tekanan pada area abses. Jika memungkinkan, gunakan bantal saat duduk untuk mengurangi nyeri.
- Minum banyak air dan konsumsi serat. Minum air yang cukup dan konsumsi makanan tinggi serat, seperti apel, pir, pisang, brokoli, atau wortel untuk melembutkan feses dan mengurangi tekanan saat BAB.
- Gunakan pakaian dalam yang nyaman. Pilih celana dalam yang berbahan katun dan longgar untuk mengurangi gesekan.
Pencegahan abses perianal
Berikut ini beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi kemungkinan mengalami kondisi ini.
- Melakukan pengobatan pada kondisi medis yang bisa meningkatkan risiko abses perianal, seperti diabetes atau penyakit radang usus.
- Menjaga kebersihan area anus dan genital untuk mencegah infeksi bakteri.
- Menggunakan kondom saat melakukan seks anal guna mencegah infeksi menular seksual dan perpindahan bakteri.
Abses perianal merupakan kondisi yang memerlukan pengobatan medis untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Dengan mengenali gejala sejak dini dan mendapatkan pengobatan yang tepat, risiko infeksi yang lebih parah dapat diminimalkan. Jadi, jangan ragu berkonsultasi dengan dokter jika Anda mengalami gejala kondisi ini.
Kesimpulan
- Abses perianal adalah kondisi terbentuknya benjolan berisi nanah di area tepi anus yang disebabkan oleh penyumbatan pada kelenjar anus.
- Gejala kondisi ini meliputi munculnya benjolan di anus yang disertai nyeri, keluarnya cairan seperti nanah dari anus, sakit saat buang air besar, perdarahan pada rektum, dan iritasi di sekitar jaringan anus.
- Pengobatan untuk kondisi ini adalah dengan melakukan pembedahan untuk mengeluarkan nanah dan pemberian obat-obatan.
[embed-health-tool-bmr]