backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Kenapa Bisa Muncul Nanah di Tubuh? Bagaimana Cara Mengatasinya?

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Andisa Shabrina · Tanggal diperbarui 10/03/2021

    Kenapa Bisa Muncul Nanah di Tubuh? Bagaimana Cara Mengatasinya?

    Munculnya nanah di tubuh menandakan ada sesuatu yang salah dengan diri Anda. Nanah biasanya berkembang ketika Anda sakit. Akan tetapi, apa penyebab nanah yang sebenarnya, ya?

    Penyebab nanah muncul di tubuh

    Nanah adalah cairan berwarna putih kekuningan atau kuning kecokelatan sebagai hasil reaksi sistem imun tubuh Anda ketika melawan infeksi.

    Infeksi akan menimbulkan nanah ketika bakteri atau jamur masuk ke tubuh Anda melalui kulit yang luka, terhirup dari batuk atau bersin, dan tubuh yang tidak bersih.

    Banyak jenis infeksi yang dapat menyebabkan munculnya nanah.

    Infeksi yang terjadi akibat paparan bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes adalah penyebab nanah yang paling umum.

    Cairan nanah mengandung protein dan sel darah putih mati. Bila penumpukan berada pada atau di dekat permukaan kulit, itu disebut pustule.

    Akumulasi cairan nanah di dalam jaringan tertutup disebut abses.

    Mengapa nanah punya warna berbeda?

    Warna nanah yang putih keputihan, kuning, kuning-coklat, dan kehijauan merupakan hasil akumulasi sel darah putih yang mati.

    Namun, nanah terkadang bisa berwarna hijau karena beberapa sel darah putih menghasilkan protein antibakteri hijau yang disebut myeloperoxide.

    Bakteri tersebut adalah Pseudomonas aeruginosa menghasilkan pigmen hijau yang disebut pyocyanin.

    Cairan kekuningan disebabkan infeksi yang disebabkan oleh P. aeruginosa sangat berbau busuk.

    Jika darah masuk ke daerah yang terkena, warna kekuningan atau kehijauan mungkin bisa menjadi kemerahan.

    Muncul nanah pada bekas sayatan setelah operasi, normalkah?

    Nanah merupakan tanda adanya infeksi. Munculnya nanah pada bekas luka sayatan operasi menandakan adanya komplikasi pasca operasi berupa infeksi.

    Kondisi ini disebut juga dengan operasi luka operasi surgical site infection (SSI). Menurut John Hopkins Medicine, orang yang menjalani operasi memiliki 1-3 persen kemungkinan mendapatkan infeksi ini.

    SSI bisa memengaruhi siapa saja yang sudah dioperasi, tapi ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risikonya. Faktor risiko SSI meliputi:

  • Memiliki diabetes
  • Merokok
  • Kegemukan
  • Prosedur bedah yang berlangsung lebih dari dua jam.
  • Memiliki kondisi yang melemahkan sistem kekebalan tubuh.
  • Menjalani perawatan yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti kemoterapi.
  • Gejala SSI meliputi kemerahan, terasa hangat di sekitar lokasi operasi, nanah yang mengalir dari luka, serta demam.

    Bagaimana cara mengobati nanah?

    Mengobati nanah bergantung pada seberapa serius infeksi yang menyebabkannya.

    Untuk bisul nanah kecil di permukaan kulit, Anda bisa mengompresnya dengan air hangat untuk membantu mengeluarkan nanah. Lakukan selama beberapa menit untuk beberapa kali sehari.

    Dokter mungkin juga akan meresepkan antibiotik atau salep untuk dioleskan pada lokasi infeksi.

    Antibiotik membantu sel darah putih menyerang infeksi sehingga mempercepat proses penyembuhan dan mencegah komplikasi lebih lanjut dengan infeksi.

    Pastikan Anda tidak memecahkan bisul dengan memencetnya.

    Memencet bisul justru akan mendorong nanah masuk lebih dalam ke kulit Anda. Ini juga dapat menimbulkan luka baru dan dapat berkembang menjadi infeksi lain.

    Untuk abses yang lebih dalam, lebih besar, atau sulit dijangkau, Anda memerlukan pertolongan medis.

    Seorang dokter dapat mengeluarkannya dengan jarum atau membuat sayatan kecil untuk membiarkan abses mengering. Jika abses sangat besar, dokter mungkin memasukkan tabung drainase.

    Untuk infeksi yang lebih dalam atau yang sulit akan sembuh, dokter mungkin meresepkan antibiotik minum untuk Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Andisa Shabrina · Tanggal diperbarui 10/03/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan