Setiap calon ibu tentu menginginkan proses melahirkan normal yang berlangsung mulus tanpa hambatan. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan persalinan dapat macet di tengah jalan. Komplikasi persalinan ini secara medis disebut sebagai distosia.
Apa itu distosia?
Distosia persalinan (labour dystocia) adalah kondisi saat terdapat hambatan selama persalinan sehingga proses melahirkan memakan waktu yang lebih lama.
Seperti diketahui, persalinan terjadi berkat adanya kontraksi otot berulang yang cukup intens.
Kontraksi bertujuan untuk mendorong bayi agar keluar dari dalam rahim. Hal ini juga membantu melebarkan leher rahim atau serviks yang disebut sebagai pembukaan lahiran.
Dengan demikian, bayi dapat keluar dengan lancar melalui jalan lahir. Sayangnya, teori ini tidak berlaku pada ibu hamil yang mengalami persalinan macet.
Dalam istilah medis, persalinan macet juga dikenal sebagai failure to progress, prolonged labor, atau obstructed labour.
[embed-health-tool-due-date]
Tanda dan gejala distosia persalinan

Menurut American Pregnancy Association, persalinan dapat dikatakan macet jika berlangsung sekitar 20 jam atau lebih pada orang yang baru pertama kali melahirkan.
Sementara itu, pada orang yang sudah pernah melahirkan, distosia terjadi jika persalinan berlangsung kurang-lebih 14 jam.
Normalnya, ibu yang baru pertama kali melahirkan perlu waktu 12–18 jam sampai bayi keluar. Durasinya bisa lebih cepat bila Anda sudah pernah melahirkan sebelumnya, yakni 6–9 jam.
Tidak semua kasus distosia mengarah pada komplikasi persalinan. Distosia pada fase awal (laten), yakni pada pembukaan serviks awal, tidak serta-merta menyebabkan komplikasi.
Namun, distosia yang terjadi pada fase aktif melahirkan dapat berujung pada komplikasi yang perlu segera ditangani secara medis.
Penyebab persalinan macet
Kondisi ibu saat melahirkan, keadaan jalan lahir, dan bayi di dalam kandungan sama-sama bisa memicu distosia persalinan.
Selama fase laten, pembukaan leher rahim yang lambat dan kontraksi rahim yang lemah bisa menjadi penyebabnya.
Kemudian, setelah memasuki fase aktif, ukuran bayi yang terlalu besar atau ukuran panggul ibu yang kecil juga bisa menyebabkan obstructed labour.
Beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko persalinan macet adalah sebagai berikut.
- Postur tubuh ibu yang pendek dengan tinggi badan kurang dari 150 cm.
- Usia ibu lebih dari 35 tahun saat hamil dan melahirkan.
- Kehamilan postmatur, yakni kondisi saat usia kehamilan lebih dari 41 minggu.
- Jarak antara pemberian induksi epidural untuk melahirkan dengan pembukaan lengkap memakan waktu lebih dari 6 jam.
- Posisi bayi sungsang sehingga membuat bokong atau kaki bayi keluar terlebih dahulu.
- Ada kelainan pada jalan lahir, contohnya panggul yang sempit atau terdapat tumor yang mempersempit jalan lahir sehingga bayi susah keluar.
- Ada kelainan pada leher rahim sehingga rahim sulit terbuka selama persalinan berlangsung.
- Sedang hamil bayi kembar dua, tiga, empat, atau lebih.
- Kelelahan atau kesalahan saat menerapkan cara mengejan saat melahirkan.
- Pengaruh dari berbagai faktor psikologis, seperti stres, khawatir, kecemasan, ketakutan, dan lainnya.
- Pengaruh konsumsi obat pereda nyeri yang bisa memengaruhi kekuatan kontraksi.
Jenis distosia persalinan
Secara umum, distosia persalinan terbagi dalam dua jenis seperti berikut ini. - Distosia serviks (cervical dystocia): terjadi saat leher rahim tidak mengalami dilatasi atau pelebaran sehingga menghambat proses persalinan. Kondisi ini meningkatkan risiko ibu harus melahirkan melalui operasi caesar.
- Distosia bahu (shoulder dystocia): terjadi saat bahu bayi tersangkut di jalan lahir dan kepala bayi telah berhasil keluar. Kondisi ini bisa membuat janin mengalami hipoksia atau kekurangan oksigen.
Komplikasi distosia

Distosia berpotensi menimbulkan komplikasi pada ibu dan bayi bila tidak ditangani dengan baik.
Ibu yang mengalami persalinan macet berisiko mengalami perdarahan postpartum, trauma atau cedera jalan lahir, serta infeksi setelah melahirkan.
Sementara pada bayi, distosia dapat menyebabkan berbagai komplikasi sebagai berikut.
- Bayi tercekik karena kadar oksigen yang rendah (asfiksia pada bayi baru lahir).
- Adanya benjolan berisi kumpulan darah di kepala (hematoma kepala).
- Jaringan di kulit kepala tidak berfungsi atau mati (nekrosis kulit kepala).
- Detak jantung bayi tidak normal.
- Adanya zat asing di dalam cairan ketuban bayi.
Distosia tidak boleh disepelekan. Selama proses persalinan berlangsung, dokter dan tim medis akan terus memantau perkembangan tahapan melahirkan Anda.
Dengan begitu, saat ditemukan adanya gangguan pada kondisi Anda maupun bayi, pertolongan medis bisa diberikan secepat mungkin.
Diagnosis distosia persalinan
Saat proses melahirkan normal dirasa berlangsung lama, dokter dan tim medis biasanya akan segera melakukan pemeriksaan.
Dokter akan terlebih dahulu memeriksa frekuensi dan kekuatan kontraksi yang Anda alami.
Distosia persalinan umumnya dapat didiagnosis melalui pemeriksaan sebagai berikut.
- Intrauterine pressure catheter placement (IUPC). Prosedur ini dilakukan dengan cara menempatkan perangkat monitor kecil ke dalam rahim untuk mengukur frekuensi dan kekuatan kontraksi rahim secara langsung.
- Electronic fetal monitoring (EFM). Pemakaian alat pemantau denyut jantung janin dan kontraksi rahim secara terus-menerus. EFM membantu mendeteksi tanda-tanda stres pada janin akibat distosia dan memantau pola kontraksi selama persalinan.
Cara mengatasi persalinan macet

Persalinan macet yang terjadi pada fase laten atau awal melahirkan biasanya tidak berisiko.
Dokter mungkin akan menganjurkan Anda untuk memperbanyak berjalan kaki, tidur, dan mandi air hangat.
Aktivitas tersebut dapat membantu mengendurkan otot panggul dan rahim sehingga membuka jalan lahir dan memudahkan Anda untuk melahirkan normal.
Di samping itu, dokter dan tim medis juga akan melakukan beberapa hal di bawah ini untuk mengatasi persalinan macet atau distosia.
1. Menggunakan forceps
Forceps adalah sebuah alat yang bermanfaat membantu menarik bayi keluar dari dalam vagina.
Alat ini umumnya digunakan ketika posisi kepala bayi sudah berada di tengah jalan lahir dan pembukaan lengkap, tetapi terhambat dan sulit untuk keluar.
Selain itu, forceps bisa menjadi pilihan dokter untuk membantu kelahiran bila Anda merasa kelelahan untuk mengejan.
2. Memberikan obat pitocin
Apabila kekuatan kontraksi selama persalinan kurang memadai, dokter bisa memberikan obat pitocin. Obat berbentuk cair ini mengandung hormon oksitosin buatan.
Pitocin bekerja dengan menstimulasi otot rahim agar kontraksi lebih kuat dan teratur sehingga membantu mempercepat pembukaan dan mendorong bayi keluar dari rahim.
Dengan kontraksi yang optimal, risiko dystocia akibat lemahnya kontraksi dapat diminimalkan.
3. Operasi caesar
Setelah pemberian obat pitocin, kekuatan kontraksi biasanya akan meningkat. Namun, bila persalinan masih saja macet, dokter akan merekomendasikan operasi caesar.
Melahirkan dengan operasi caesar juga dibutuhkan bila distosia disebabkan oleh ukuran kepala bayi yang terlalu besar maupun panggul ibu yang terlalu kecil.
Dalam kasus lain seperti posisi bayi sungsang, kelainan pada jalan lahir, maupun kelainan pada leher rahim, operasi caesar juga bisa dilakukan.
Pada kebanyakan kasus, prosedur melahirkan ini adalah langkah utama dan paling aman untuk mengatasi persalinan macet sekaligus menghindari komplikasi lebih lanjut.
Kesimpulan
- Distosia persalinan (labour dystocia) adalah hambatan saat persalinan sehingga proses melahirkan memakan waktu yang lebih lama.
- Kondisi ini dapat disebabkan oleh kontraksi yang lemah, ukuran bayi yang lebih besar, ukuran panggul yang sempit, dan posisi bayi yang tidak normal.
- Penanganan distosia bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti pemakaian forceps, pemberian obat pitocin, dan persalinan dengan operasi caesar.