Bu, pernahkah Anda mendengar istilah kehamilan aterm? Dalam kehamilan, banyak istilah yang akan ibu temui. Dengan memahami istilah-istilah ini, ibu bisa berupaya mengurangi risiko yang mungkin muncul serta mendapat kehamilan yang sehat seperti yang ibu inginkan.
Lalu, apa yang dimaksud dengan kehamilan aterm? Ketahui artinya melalui penjelasan berikut.
Apa itu kehamilan aterm?
Kehamilan aterm adalah istilah untuk menggambarkan usia kehamilan yang normal.
The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyebut, waktu kehamilan yang baik, yaitu berlangsung hingga aterm penuh atau antara usia 39 minggu 0 hari hingga 40 minggu 6/7 hari.
Sebagaimana Anda ketahui, kehamilan biasanya berlangsung sekitar 280 hari atau 40 minggu, yaitu dari hari pertama menstruasi terakhir Anda hingga hari perkiraan lahir (HPL) bayi Anda.
[embed-health-tool-due-date]
Dahulu, istilah aterm menggambarkan periode dari 3 minggu sebelum dan 2 minggu setelah HPL atau pada usia kehamilan 37-42 minggu.
Namun, seiring waktu, beberapa penelitian menemukan bayi-bayi yang lahir pada rentang waktu tersebut memiliki kondisi yang cukup beragam.
Oleh karena itu, ACOG bersama beberapa pihak lainnya membuat ulang definisi kehamilan aterm dengan penjelasan berikut.
- Early term atau aterm awal: 37 minggu 0/7 hari hingga 38 minggu 6/7 hari.
- Full term atau aterm penuh: 39 minggu 0/7 hari hingga 40 minggu 6/7 hari.
- Late term atau aterm akhir: 41 minggu 0/7 hari hingga 41 minggu 6/7 hari.
- Postterm: 42 minggu 0/7 hari dan seterusnya.
Meski begitu, Better Health Channel menyebut, ibu yang melahirkan di antara rentang waktu 37-42 minggu dianggap sebagai kehamilan yang cukup bulan.
Apalagi, beberapa wanita tidak yakin dengan tanggal menstruasi terakhir mereka, sehingga kehamilan pada rentang waktu tersebut masih dianggap normal.
Adapun bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut sebagai kelahiran prematur.
Bayi yang lahir secara prematur lebih mungkin mengalami masalah kesehatan saat lahir hingga seterusnya.
Sementara bayi yang lahir lebih dari minggu ke-42 sudah dianggap terlambat.
Dalam banyak kasus, ibu hamil yang mencapai usia kehamilan tersebut akan mendapat induksi persalinan agar segera melahirkan bayinya.
Mengapa mendapatkan kehamilan aterm itu penting?
Selama kehamilan Anda sehat, Anda sebaiknya menunggu waktu persalinan dimulai dengan sendirinya. Umumnya, persalinan ini akan terjadi pada rentang waktu yang normal, seperti penjelasan di atas.
Pasalnya, melahirkan bayi pada waktu tersebut, terutama 39-40 minggu memberikan waktu yang optimal untuk bayi berkembang selama di kandungan.
Hal ini tentu saja mendatangkan beberapa manfaat untuk si kecil saat lahir hingga seterusnya.
Apa saja manfaat tersebut? Berikut adalah beberapa manfaat yang bisa ibu dan bayi peroleh dengan mendapatkan kehamilan aterm.
1. Bayi memiliki kesehatan yang optimal
Setiap minggu selama masa kehamilan sangat penting untuk perkembangan dan kesehatan bayi, termasuk pada beberapa minggu terakhir kehamilan Anda.
Misalnya, pada usia kehamilan 37 hingga 39 minggu, paru-paru, hati, dan otak bayi masih berkembang.
Dengan mendapatkan kehamilan cukup bulan, Anda memberi kesempatan kepada bayi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Ini merupakan bekal untuk bayi Anda agar dapat memulai hidup yang sehat setelah lahir dan seterusnya.
2. Mengurangi risiko kesehatan pada bayi
Kehamilan aterm juga dapat mengurangi risiko berbagai masalah kesehatan pada bayi setelah lahir dan seterusnya.
ACOG menyebut, bayi yang lahir pada usia kehamilan 39 minggu 0 hari hingga 40 minggu 6/7 hari memiliki risiko masalah kesehatan saat lahir yang paling rendah.
Sementara, bayi yang lahir sebelum usia 39 minggu lebih berisiko mengalami masalah pernapasan, makan, dan mengontrol suhunya.
Mereka juga lebih mungkin berada di neonatal intensive care unit (NICU) saat lahir, mengalami infeksi, hingga memiliki gangguan belajar.
3. Persalinan menjadi lebih baik
Kehamilan aterm adalah waktu saat bayi Anda sudah siap untuk lahir.
Bila Anda menunggu waktu kelahiran yang tepat ini, Anda bisa mendapat pengalaman persalinan yang lebih baik dan positif untuk Anda dan si kecil.
Sebab, bila proses melahirkan Anda mendapat induksi, Anda akan mengalami kontraksi yang lebih kuat dan sering, lebih berisiko mendapat komplikasi persalinan, serta waktu pemulihan setelah melahirkan yang lebih lama.
4. Bayi lebih mudah menyusui
Bayi yang lahir cukup bulan pun cenderung lebih mudah mengisap dan menelan dengan lebih baik. Ini membuat proses menyusui bayi menjadi lebih mudah.
Sebaliknya, bayi yang lahir secara prematur lebih mungkin memiliki masalah saat menyusui.
Pasalnya, proses belajar mengisap, menelan, dan bernapas yang diperlukan bayi untuk menyusu umumnya berlangsung sekitar usia kehamilan 34 minggu hingga 36 minggu.