Fraktur stres adalah kondisi saat tulang retak, biasanya retakan yang terjadi cukup ringan. Dinamakan fraktur stres (alias ‘retakan karena tekanan’) karena kondisi ini disebabkan oleh tekanan pada tulang yang dilakukan berulang kali, bahkan berlebihan, seperti melompat terus menerus atau berlari jarak jauh. Rasa sakit yang terkait dengan tulang retak terkadang tidak disadari oleh Anda, tapi cenderung memburuk seiring dengan waktu. Nyeri biasanya berasal dari lokasi tertentu dan akan berkurang ketika istirahat. Anda mungkin mengalami pembengkakan di sekitar daerah yang mengalami fraktur stres.
Tulang Anda membutuhkan keseimbangan yang memadai antara tenaga dan istirahat, serta gizi yang baik dan bentuk latihan yang tepat agar tetap sehat. Dalam berolahraga, Anda harus melakukan latihan yang tepat untuk menghindari cedera, termasuk faktur stres. Berikut beberapa kesalahan dalam berolahraga yang dapat menyebabkan fraktur stres.
Penyebab fraktur stres (tulang retak) akibat olahraga
Fraktur stres sering kali merupakan hasil dari peningkatan jumlah atau intensitas kegiatan yang terlalu cepat. Tulang kita akan menyesuaikan peningkatan beban secara bertahap melalui pembentukan ulang. Itu adalah proses normal ketika tulang memikul beban yang terus meningkat. Jika tulang dipaksakan untuk menyesuaikan diri terhadap penambahan beban dalam waktu yang singkat, maka itu akan meningkatkan risiko kondisi retakan tulang ini. Jika Anda sering berolahraga, inilah beberapa kesalahan yang sering dilakukan.
1. Peningkatan frekuensi latihan
Atlet yang meningkatkan jumlah sesi latihan tanpa memberikan tubuh mereka waktu yang cukup untuk menyesuaikan dapat berisiko mengalami fraktur stres. Misalnya, pelari santai yang terbiasa menjalani latihan dua hingga tiga kali seminggu dapat mengalami retakan pada tulang kaki, pergelangan kaki, atau tulang kering, jika mereka secara tiba-tiba mengubah latihan menjadi enam kali seminggu.
2. Peningkatan durasi latihan
Meningkatkan lamanya sesi latihan terlalu cepat dapat menyebabkan retakan tulang. Misalnya, seorang penari balet yang terbiasa melakukan sesi latihan selama 30 menit sehari dapat terkena fraktur stres jika meningkatkan sesi latihan menjadi 90 menit atau lebih.
3. Peningkatan intensitas latihan
Bahkan jika Anda tidak mengubah frekuensi latihan rutin, perubahan tingkat tenaga pada latihan Anda masih dapat menyebabkan retakan tulang, jika tubuh tidak diberi waktu untuk menyesuaikan diri dengan tingkat intensitas baru. Misalnya, seorang atlet lari yang terbiasa dengan 30 menit level sedang pada mesin elliptical trainer setiap minggunya, mungkin akan mengalami fraktur stres jika ia beralih ke tiga sesi latihan dengan mencampur sprint dan plyometrics. Fenomena yang sama dapat terjadi ketika atlet secara dramatis meningkatkan kecepatan.
4. Perubahan permukaan olahraga
Atlet yang sudah terbiasa dengan satu jenis permukaan olahraga dapat mengalami tulang retak jika mereka beralih ke jenis permukaan yang baru. Contohnya beralih dari lapangan tenis rumput ke lapangan tenis tanah liat, beralih dari rumput alami ke rumput sintetis, atau beralih dari berlari di treadmil ke berlari di luar ruangan.
Setelah mengetahui keempat kondisi di atas, seorang atlet atau orang lain yang terlibat dalam olahraga sangat disarankan untuk meningkatkan latihan secara bertahap untuk mengurangi risiko fraktur stres.
Gejala yang muncul jika Anda mengalami fraktur stres (tulang retak)
Gejala utama dari fraktur stres adalah rasa sakit dan nyeri pada lokasi yang retak, meskipun beberapa fraktur hanya mengakibatkan sedikit atau bahkan tidak ada gejala sama sekali. Gejala lainnya adalah:
- Rasa pegal dan nyeri yang dirasakan jauh di dalam kaki, jari kaki, pergelangan kaki, tulang kering, pinggul, atau lengan. Titik pusat yang menjadi sumber rasa nyeri tersebut sulit untuk ditentukan, karena nyeri terasa di seluruh kaki bagian bawah.
- Nyeri yang dapat hilang saat Anda beristirahat, namun berlanjut jika kembali beraktivitas. Misalnya, rasa sakit di kaki atau di pergelangan kaki yang muncul saat kaki menapak ke tanah saat berjalan atau menari, tapi menghilang setelah akhir sesi latihan. Atau nyeri di siku atau bahu yang hanya terjadi ketika melempar atau menangkap bola. Rasa sakit mungkin tidak mulai dari awal latihan, tetapi dapat berkembang pada titik yang sama selama kegiatan tersebut.
- Perasaan lemas pada kaki, pergelangan kaki, atau anggota tubuh, dengan atau tanpa rasa sakit. Seorang pelari mungkin tiba-tiba tidak dapat berlari dengan kecepatan atau jarak yang sama seperti sebelumnya tanpa merasakan lelah atau kaki lemas, meskipun ini terjadi tanpa rasa sakit.
- Pembengkakan. Jaringan lunak di sekitar fraktur dapat menjadi bengkak dan sedikit empuk ketika disentuh. Memar juga dapat hadir, meskipun hal ini jarang terjadi bagi kebanyakan kasus.
- Nyeri yang terpusat di area tubuh tertentu di malam hari. Nyeri di daerah tertentu, seperti kaki, pergelangan kaki, atau pinggul yang muncul di malam hari sering dikaitkan dengan fraktur stres, bahkan jika rasa sakit tidak mengganggu kegiatan olahraga.
- Nyeri di punggung atau di sisi tubuh. Nyeri yang mengganggu di punggung terkadang bisa menjadi indikator tulang retak di rusuk dan/atau di sternum, yang dapat terjadi pada atlet olahraga seperti dayung, tenis, atau baseball.
Normal Kah Detak Jantung Anda?
Kalkulator detak jantung kami bisa memperkirakan berapa target detak jantung saat olahraga yang perlu Anda capai.
Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.