5 Penyebab Tulang Retak Akibat Kesalahan Saat Berolahraga

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Adinda Rudystina · Tanggal diperbarui 06/07/2021

    5 Penyebab Tulang Retak Akibat Kesalahan Saat Berolahraga

    Fraktur stres (stress fracture) adalah kondisi retak tulang yang cukup ringan, tidak separah patah tulang. Tekanan berulang kali dan berlebihan pada tulang biasanya menjadi penyebab retak tulang, seperti melompat terus-menerus atau berlari jarak jauh. Rasa sakit akibat tulang yang retak terkadang tidak Anda sadari, namun bisa memburuk seiring waktu.

    Dalam berolahraga, Anda harus melakukan latihan yang tepat untuk menghindari cedera seperti fraktur stres. Berikut beberapa kesalahan dalam berolahraga yang bisa menyebabkan retak tulang sehingga perlu Anda waspadai.

    Penyebab retak tulang atau fraktur stres saat berolahraga

    Fraktur stres sering kali merupakan hasil dari peningkatan jumlah atau intensitas olahraga yang berlebihan. Tulang akan menyesuaikan peningkatan beban secara bertahap melalui pembentukan ulang. Hal ini normal ketika tulang memikul beban yang terus meningkat.

    Jika tulang dipaksakan untuk menyesuaikan diri terhadap penambahan beban dalam waktu yang singkat, maka hal ini akan meningkatkan risiko kondisi retakan tulang. Padahal, tulang Anda membutuhkan keseimbangan yang memadai antara tenaga dan istirahat, asupan gizi, dan bentuk latihan yang tepat agar tetap sehat.

    Apabila sering berolahraga, beberapa kesalahan berikut ini mungkin sering Anda lakukan dan bisa meningkatkan risiko terjadinya retak tulang.

    1. Meningkatkan frekuensi latihan

    penyebab retak tulang kaki saat olahraga

    Atlet yang meningkatkan jumlah sesi atau frekuensi latihan tanpa memberikan tubuh mereka waktu yang cukup untuk menyesuaikan, dapat berisiko mengalami fraktur stres.

    Sebagai contoh, pelari santai yang terbiasa menjalani latihan dua hingga tiga kali seminggu dapat mengalami retakan pada tulang kaki, pergelangan kaki, atau tulang kering, jika mereka secara tiba-tiba mengubah jumlah olahraga dalam seminggu menjadi enam kali atau lebih.

    2. Memperpanjang durasi latihan

    Memperpanjang lamanya sesi latihan terlalu cepat juga bisa menjadi salah satu penyebab retak tulang saat berolahraga. Salah satu contohnya adalah jika seorang penari balet yang terbiasa melakukan sesi latihan selama 30 menit sehari meningkatkan durasi olahraga menjadi 90 menit atau lebih maka ia dapat terkena fraktur stres.

    3. Meningkatkan intensitas latihan

    Jika Anda tidak mengubah frekuensi latihan, perubahan tingkat tenaga atau intensitas latihan masih dapat menyebabkan keretakan tulang. Terlebih, apabila Anda tidak memberikan waktu yang cukup bagi tubuh untuk menyesuaikan atau beradaptasi dengan tingkat intensitas aktivitas yang baru.

    Jika seorang atlet lari awalnya terbiasa dengan 30 menit latihan intensitas sedang pada mesin elliptical trainer setiap minggunya, dia mungkin akan mengalami fraktur stres jika beralih ke tiga sesi latihan dengan mencampur lari sprint dan pliometrik. Kejadian yang sama juga dapat terjadi ketika atlet secara tiba-tiba meningkatkan kecepatan latihan.

    4. Mengubah permukaan olahraga

    gerakan peregangan

    Atlet yang sudah terbiasa dengan satu jenis permukaan olahraga saat melakukan latihan dapat mengalami tulang retak apabila mereka beralih ke jenis permukaan yang baru. Sebagai contoh, beralih dari lapangan tenis rumput ke lapangan tenis tanah liat, beralih dari rumput alami ke rumput sintetis dalam sepak bola, atau beralih dari berlari di treadmill ke berlari luar ruangan.

    5. Menggunakan peralatan olahraga yang tidak sesuai

    Olahraga dengan peralatan yang tidak sesuai dan memadai, seperti sudah usang, tidak pas ukurannya, atau tanpa bantuan peralatan sama sekali bisa meningkatkan risiko fraktur stres. Salah satu contohnya adalah pelari bisa mengalami keretakan tulang kaki jika memilih menggunakan sepatu lari dengan kualitas buruk yang tidak mampu memberikan dukungan sesuai bentuk kakinya.

    Setelah mengetahui kelima kondisi yang bisa menjadi penyebab retak tulang, seorang atlet atau Anda yang rutin berolahraga sebaiknya meningkatkan latihan secara bertahap dan mengikuti anjuran yang benar untuk mengurangi risiko fraktur stres.

    Selain kesalahan olahraga, beberapa faktor juga bisa meningkatkan risiko retak tulang, seperti telapak kaki rata, tulang rapuh (osteoporosis), pernah patah kaki, atau tubuh kekurangan vitamin D dan kalsium.

    Jika Anda memiliki beberapa kondisi tersebut, konsultasikan dulu ke dokter atau pelatih sebelum Anda melakukan aktivitas olahraga.

    Gejala retak tulang yang mungkin Anda rasakan

    Dikutip dari Mayo Clinic, pada awalnya Anda mungkin tidak akan menyadari gejala fraktur stres, namun rasa sakit baru akan muncul seiring berjalannya waktu. Rasa sakit atau nyeri biasanya berasal dari lokasi tertentu dan akan berkurang ketika istirahat. Anda mungkin mengalami pembengkakan di sekitar daerah yang mengalami fraktur stres.

    Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa gejala retak tulang yang perlu Anda waspadai.

    • Rasa pegal dan nyeri yang berada jauh dalam kaki, jari kaki, pergelangan kaki, tulang kering, pinggul, atau lengan. Titik pusat yang menjadi sumber rasa nyeri tersebut sulit untuk Anda tentukan. Hal ini karena nyeri biasanya terasa pada seluruh kaki bagian bawah.
    • Nyeri bisa hilang saat Anda beristirahat, namun berlanjut jika kembali beraktivitas. Misalnya, rasa sakit pada kaki atau pergelangan kaki yang muncul saat kaki menapak ke tanah saat berjalan atau menari, tetapi menghilang setelah akhir sesi latihan. Mungkin juga nyeri siku atau bahu yang hanya terjadi ketika melempar atau menangkap bola. Rasa sakit biasanya tidak mulai dari awal latihan, namun akan berkembang pada titik yang sama selama kegiatan tersebut.
    • Perasaan lemas pada kaki, pergelangan kaki, atau anggota tubuh, dengan atau tanpa rasa sakit. Seorang pelari mungkin tiba-tiba tidak dapat berlari dengan kecepatan atau jarak yang sama seperti sebelumnya tanpa merasakan lelah atau kaki lemas, meskipun ini terjadi tanpa rasa sakit.
    • Jaringan lunak sekitar fraktur juga bisa mengalami pembengkakan dan sedikit empuk ketika Anda sentuh. Memar juga bisa terjadi, meski jarang terjadi pada kebanyakan kasus.
    • Rasa sakit yang terpusat pada area tubuh tertentu saat malam hari. Misalnya, nyeri kaki, pergelangan kaki, atau pinggul biasanya akibat fraktur stres, bahkan jika rasa sakit tidak mengganggu kegiatan olahraga.
    • Nyeri punggung yang mengganggu terkadang bisa menjadi indikator tulang retak pada bagian rusuk dan sternum. Cedera olahraga ini biasa terjadi pada atlet dayung, tenis, atau baseball.

    Segera hubungi dokter jika Anda merasakan nyeri semakin parah untuk mendapatkan penanganan segera. Fraktur stres yang tidak sembuh dengan baik, bisa menyebabkan komplikasi dan masalah yang lebih serius.

    Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Adinda Rudystina · Tanggal diperbarui 06/07/2021

    Iklan

    Apakah artikel ini membantu?

    Iklan
    Iklan