Hipoksia atau kekurangan oksigen dalam tubuh bisa memengaruhi kesehatan secara signifikan. Tanpa perhatian yang tepat, kondisi ini dapat menimbulkan risiko serius yang dapat mengganggu fungsi organ tubuh. Sebenarnya apa itu hipoksia dan apa saja tanda-tanda awal yang harus diwaspadai? Berikut penjelasannya.
Apa itu hipoksia?
Hipoksia atau hypoxia adalah suatu kondisi di mana jaringan tubuh Anda memiliki kadar oksigen yang berada di bawah batas normal.
Pada kondisi normal, oksigen yang seharusnya terkandung di dalam darah dan arteri adalah sekitar 75-100 mmHg.
Namun, apabila kadar oksigen Anda di bawah 60 mmHg, besar kemungkinan Anda mengalami hipoksia.
Kondisi ini disebabkan oleh hipoksemia, yaitu kadar oksigen di dalam darah Anda lebih rendah dari kadar yang seharusnya.
Umumnya, hipoksia adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kedua kondisi di atas.
Hypoxia merupakan kondisi yang serius. Pasalnya, kondisi ini dapat menyebabkan beberapa gejala seperti kesulitan bernapas, pusing, bahkan tekanan darah tinggi.
Jika kondisi yang Anda alami cukup parah, kemungkinan dapat terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh, kejang, koma, bahkan kematian.
Apabila Anda mengalami kondisi ini, Anda membutuhkan oksigen tambahan untuk mengembalikan fungsi tubuh seperti sedia kala.
Hypoxia dapat dibedakan menjadi akut dan kronis, tergantung pada keparahan dan waktu terjadinya.
Tidak menutup kemungkinan munculnya hipoksemia dan hipoksia adalah gejala dari kondisi kesehatan lainnya yang Anda alami.
Salah satu penyakit yang sering dikaitkan dengan hipoksia adalah COVID-19. Hipoksia adalah gejala yang merujuk pada penyakit ini.
Seberapa umumkah hipoksia?
Hipoksia adalah kondisi kesehatan yang cukup umum terjadi. Kondisi ini juga dapat dialami seseorang dari golongan usia berapa saja, baik orang tua maupun anak-anak.
Beberapa masalah kesehatan dapat memperbesar peluang seseorang untuk mengalami kondisi ini.
Masalah-masalah kesehatan tersebut umumnya yang berkaitan dengan jantung dan pernapasan, seperti asma, serangan jantung, dan bronkitis.
Berbagai jenis hipoksia
Hipoksia adalah kondisi yang dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut adalah penjelasan masing-masing jenis hipoksia (hypoxia).
- Hipoksia hipoksik. Pada jenis ini, darah yang disuplai menuju organ-organ tubuh tidak memiliki kadar oksigen yang cukup.
- Hipoksia anemik. Ini terjadi ketika seseorang tidak memiliki cukup sel darah merah untuk membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan lainnya.
- Hipoksia stagnan. Kondisi terjadi saat darah tidak bersirkulasi atau beredar di tubuh dengan baik, sehingga jaringan-jaringan tubuh tidak mendapat suplai darah yang cukup.
- Hipoksia histotoksik. Ini terjadi ketika sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan oksigen dengan baik. Dalam kasus ini, oksigen dapat masuk ke paru-paru dan darah dalam jumlah banyak.
- Hipoksia metabolik. Terjadi ketika tubuh mengalami masalah pada sistem metabolismenya. Kondisi ini membuat organ-organ tubuh tidak dapat menyerap oksigen dari darah dengan baik.
Tanda dan gejala hipoksia
Gejala hipoksia bervariasi pada setiap orang. Namun, tanda-tanda dan gejala hipoksia yang umum adalah sebagai berikut.
- Pusing, disertai dengan pingsan.
- Batuk.
- Napas lebih pendek.
- Napas lebih cepat (takipnea).
- Sesak napas (dispnea).
- Mengi (wheezing).
- Sakit kepala.
- Percepatan detak atau denyut jantung (takikardi).
- Perubahan warna kulit di bibir dan ruas-ruas jari.
- Kebingungan dan gelisah.
- Sulit menentukan keputusan.
- Berkeringat lebih banyak.
- Euforia.
- Polisitemia, atau meningkatnya sel darah merah.
- Tubuh kehilangan keseimbangan.
- Tekanan darah tinggi (hipertensi).
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai sebuah gejala, segera konsultasikan kepada dokter Anda.
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Sebaiknya, Anda segera menghubungi dokter jika Anda memiliki salah satu dari gejala berikut.
- Anda merasa sesak napas setelah sedikit beraktivitas atau saat Anda beristirahat.
- Anda merasa sesak napas yang lebih buruk ketika Anda berolahraga atau beraktivitas fisik.
- Gangguan tidur karena sesak napas saat tidur, ini bisa menjadi gejala dari sleep apnea.
- Sesak napas parah dan kesulitan napas Anda memengaruhi kemampuan Anda dalam beraktivitas.
- Sesak napas parah dengan batuk, denyut jantung yang cepat, dan retensi cairan saat Anda berada di ketinggian.
Tubuh masing-masing orang dengan kondisi ini menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi.
Penyebab hipoksia
Hipoksia adalah kondisi yang dapat disebabkan oleh berbagai hal tergantung pada jenis yang Anda alami.
Selain itu, terdapat berbagai macam penyebab umum dari kondisi ini, mulai dari bepergian ke dataran tinggi hingga kondisi kesehatan.
Beberapa penyebab hipoksia adalah sebagai berikut.
1. Bepergian ke dataran tinggi atau naik pesawat
Para ahli menyarankan agar penerbangan setinggi 10.000 kaki dan 6.000 kaki harus dilengkapi dengan oksigen tambahan.
Hal ini penting karena penglihatan pilot akan menjadi lebih sensitif apabila kadar oksigen di dalam pesawat menurun.
2. Kondisi paru-paru
Paru-paru tidak memiliki sirkulasi udara yang baik akibat adanya beberapa masalah.
Masalah tersebut meliputi penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), asma, kanker paru-paru, pneumonia, penyakit rheumatoid paru, dan hipertensi paru.
3. Hipoventilasi
Hipoventilasi adalah kondisi di mana Anda tidak bernapas dengan cukup. Hal ini terjadi karena otak gagal menginstruksikan paru-paru untuk bernapas secara normal.
Kondisi ini umumnya merupakan efek samping obat-obatan, cedera, atau stroke.
4. Hipoksia anemik
Selain yang disebutkan di atas, beberapa penyebab hipoksia ada kaitannya dengan anemia.
Pada kondisi ini, anemia terjadi karena kadar hemoglobin pada darah mengalami penurunan sehingga darah tidak dapat menyerap oksigen dengan baik.
Pemicu anemia hipoksia misalnya anemia jenis apa pun, perdarahan, dan methemoglobinemia.
5. Penyebab anemia stagnan
Pada kasus hipoksia stagnan, darah tidak dapat mengalir di dalam tubuh dengan baik sehingga jaringan-jaringan tubuh kekurangan darah dan oksigen.
Ada beragam pemicu anemia stagnan, di antaranya edema dan hipoksia iskemik.
Faktor risiko hipoksia
Hypoxia adalah kondisi yang dapat terjadi pada hampir setiap orang tanpa memandang kelompok usia dan golongan ras.
Namun, terdapat beberapa hal atau faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini.
Faktor-faktor yang dapat memicu munculnya kondisi hipoksia adalah sebagai berikut.
- Memiliki riwayat penyakit paru-paru.
- Memiliki riwayat terkait penyakit jantung.
- Melakukan perjalanan menggunakan pesawat.
- Mengalami kekurangan oksigen akibat bepergian ke dataran tinggi.
- Mengonsumsi minuman alkohol dan merokok.
Perlu diingat, tidak menutup kemungkinan Anda dapat mengalami kondisi ini tanpa memiliki satu pun faktor risiko.
Diagnosis hipoksia
Dokter dapat mendiagnosis hipoksia dengan mengevaluasi tingkat gas oksigen dalam darah Anda menggunakan alat bantu atau mengukur langsung pada sampel darah yang diambil dari arteri.
Jika tingkat oksigen Anda bernilai 90% atau di bawahnya, Anda mungkin dalam kondisi kekurangan oksigen.
Menurut Cleveland Clinic, berikut adalah beberapa macam tes yang mungkin dilakukan untuk mengecek kadar oksigen dalam tubuh Anda.
- Oksimetri nadi.
- Analisa gas darah.
- Tes pernapasan lainnya.
Tes-tes lain mungkin diperlukan dalam beberapa kasus jika dokter ingin memeriksa apakah ada potensi masalah lain, seperti keracunan karbon monoksida yang menjadi penyebab hipoksia.
Tes tersebut dapat berupa tes fungsi paru-paru bersamaan dengan tes lain untuk membantu menentukan penyebab rendahnya tingkat saturasi oksigen.
Pengobatan hipoksia
Berikut adalah beberapa penanganan medis yang dianjurkan untuk mengatasi kondisi ini.
1. Rawat inap
Dalam beberapa kasus, Anda sebaiknya dirawat inap di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan terkait kondisi Anda.
Selain itu, dengan dirawat inap, tim medis dapat menjaga dan mengawasi kadar oksigen di dalam tubuh Anda.
2. Alat bantu pernapasan
Pada kasus yang cukup darurat, Anda perlu mendapatkan lebih banyak asupan oksigen di dalam tubuh.
Dokter biasanya akan memberikan Anda alat bantu pernapasan (plug) yang menutupi hidung dan mulut. Plug kecil di hidung Anda ini berguna untuk menyuplai tubuh Anda dengan oksigen.
Jika hal ini tidak dapat memberikan Anda cukup oksigen untuk meningkatkan tingkat oksigen Anda hingga normal, inhaler atau obat asma melalui mulut dapat dipilih agar bernapas jadi lebih mudah.
3. Infus
Anda mungkin akan menerima obat melalui pembuluh darah di lengan (infus) bila upaya-upaya yang disebutkan tidak bisa dilakukan.
Anda juga mungkin perlu obat steroid yang diberikan dalam waktu yang singkat untuk mengecilkan peradangan di paru-paru Anda.
Pencegahan hipoksia
Berikut gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi dan mencegah hipoksia.
1. Berhenti merokok
Jika Anda telah didiagnosis dengan tubuh yang kekurangan oksigen atau penyakit paru-paru yang lain, cobalah untuk berhenti merokok.
Berhenti merokok adalah salah satu hal pertama yang perlu Anda lakukan untuk memperbaiki kondisi Anda.
2. Hindari menjadi perokok pasif
Selain berhenti merokok, Anda juga perlu menghindari tempat-tempat di mana orang lain merokok.
Asap rokok dapat menyebabkan banyak kerusakan paru-paru lebih parah daripada merokok itu sendiri, tak terkecuali bagi perokok pasif.
3. Makan yang benar dan tetap aktif
Ingat, apa yang Anda makan juga berpengaruh pada kesehatan tubuh.
Maka dari itu, pilihlah makanan yang baik untuk kesehatan paru-paru Anda.
4. Berolahraga secara teratur
Latihan yang tepat sangat membantu Anda untuk meningkatkan kekuatan keseluruhan dan daya tahan.
Jika Anda memiliki pertanyaan, silakan berkonsultasi lebih lanjut kepada dokter terkait kondisi kesehatan Anda.
Kesimpulan
- Hipoksia adalah kondisi medis serius di mana kadar oksigen dalam jaringan tubuh berada di bawah level normal.
- Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti hipoksemia (rendahnya kadar oksigen dalam darah), masalah dengan paru-paru, hipoventilasi, anemia, dan gangguan sirkulasi darah.
- Ada lima jenis hipoksia, yakni hipoksia hipoksik, anemik, stagnan, histotoksik, dan metabolik.
- Gejala kondisi ini meliputi pusing, kesulitan bernapas, sesak napas, batuk, mengi, sakit kepala, denyut jantung cepat, perubahan warna kulit, kebingungan, dan peningkatan tekanan darah.