Vaksin Sinovac menjadi salah satu vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi COVID-19 di Indonesia. Jenis vaksin COVID-19 yang juga dikenal sebagai vaksin CoronaVac ini mulai digunakan mulai awal 2021 lalu.
Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika
Vaksin Sinovac menjadi salah satu vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi COVID-19 di Indonesia. Jenis vaksin COVID-19 yang juga dikenal sebagai vaksin CoronaVac ini mulai digunakan mulai awal 2021 lalu.
Vaksin Sinovac adalah sebuah vaksin COVID-19 buatan Sinovac Biotech, Ltd. asal Tiongkok yang mengandung virus yang telah dimatikan (inactivated virus).
Materi virus yang telah dimatikan tersebut akan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi terhadap infeksi SARS-CoV-2 pada kemudian hari.
Di samping itu, vaksin ini juga mengandung bahan tambahan (adjuvant) berupa aluminium hidroksida untuk memperkuat respons sistem imun tubuh.
Berdasarkan hasil uji klinis, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan Emergency Use Authorization (EUA) untuk vaksin Sinovac.
Hal ini dilakukan setelah BPOM menilai mutu, manfaat, dan keamanan vaksin COVID-19 ini melalui tahapan uji klinis fase ketiga yang dilakukan di Brazil, Turki, dan Indonesia.
Adapun, efikasi vaksin pada tahapan ini telah memenuhi standar minimal, antara lain sebesar 78% di Brazil, 91,25% di Turki, dan 65,3% di Indonesia.
Meski begitu, sebuah studi dalam jurnal The Lancet (2022) menemukan bahwa antibodi COVID-19 di dalam tubuh dapat menurun dalam 6 sampai 8 bulan setelah pemberian dosis kedua vaksin Sinovac.
Maka dari itu, diperlukan vaksin dosis ketiga atau booster untuk meningkatkan antibodi dan membantu melawan varian COVID-19 lain, seperti varian Delta dan Omicron.
Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) telah memberikan izin penggunaan vaksin Sinovac sebagai vaksinasi dosis primer dan lanjutan (booster) untuk masyarakat Indonesia.
Selain itu, Kemenkes juga telah menyetujui pemberian vaksin ini dalam program vaksin COVID-19 untuk anak berusia 6–11 tahun sejak Desember 2021 lalu.
Pemberian vaksin dilakukan dengan suntikan ke otot (intramuskular/IM) pada bagian lengan atas. Berikut ini dosis dan jadwal pemberian vaksin yang perlu Anda ketahui.
Pemberian vaksin primer dilakukan dua kali dengan dosis 0,5 ml pada setiap penyuntikan. Jarak pemberian dosis vaksin pertama dan kedua ialah 14–28 hari.
Program vaksinasi dosis lanjutan (booster) pada penerima vaksinasi primer Sinovac juga bisa menggunakan jenis vaksin COVID-19 yang sama atau homolog.
Hal ini diperbarui dalam Surat Edaran Kemenkes SR.02.06/C/2761/2022 dengan aturan satu dosis penuh atau 0,5 ml vaksin Sinovac.
Vaksin COVID-19 hanya boleh diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan terlatih. Dosis akan diberikan sebagai suntikan intramuskular (IM).
Sebelum melakukan prosedur ini, petugas kesehatan akan melakukan skrining terkait kondisi kesehatan Anda sehingga dinilai aman untuk menerima vaksin.
Penyuntikkan akan petugas lakukan pada bagian lengan atas, yang akan dibersihkan dengan alcohol swab sebelum dan setelah suntik vaksin.
Apabila telah mendapatkan suntik vaksin, dokter atau petugas akan meminta Anda untuk tidak meninggalkan lokasi vaksinasi selama 15–30 menit.
Ini bertujuan untuk memantau kemungkinan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang bisa terjadi pada sebagian penerima vaksin COVID-19.
Setelah dinyatakan aman dari KIPI, dokter atau petugas akan menjelaskan jadwal pemberian vaksin COVID-19 dosis kedua atau lanjutan.
Pemberian vaksin Sinovac untuk mencegah penularan COVID-19 ini juga berpotensi memicu efek samping sama halnya seperti obat-obatan lain.
Beberapa efek samping yang paling umum terjadi antara lain:
Dokter atau petugas juga akan memberikan Anda obat pereda demam dan nyeri, seperti paracetamol. Minumlah obat bila merasakan efek samping ringan seperti di atas.
Apabila gejala tidak kunjung mereda atau malah muncul reaksi alergi, segera hubungi dokter untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Vaksin Sinovac harus diberikan setelah Anda melewati tahapan skiring kesehatan. Sebelum mendapatkan vaksin, berikut ini beberapa hal yang perlu Anda perhatikan.
Hingga saat ini, data yang tersedia mengenai pemberian vaksin COVID-19 pada ibu hamil dan menyusui tidak memadai untuk mengetahui risikonya.
Meski begitu, platform inactivated virus dan adjuvant yang juga ditemukan pada vaksin-vaksin lain tercatat aman untuk digunakan, baik pada ibu hamil dan menyusui.
Oleh sebab itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan penggunaan vaksin ini pada ibu hamil mengingat berbahayanya dampak COVID-19 selama kehamilan.
WHO juga merekomendasikan pemberian vaksin pada ibu menyusui karena kemungkinan tidak berisiko bagi anak yang menyusu. Pemberian ASI boleh Anda lanjutkan setelah vaksinasi.
Apabila Anda ragu terkait risiko vaksin saat hamil atau menyusui, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui manfaat dan risikonya.
Belum ada bukti bahwa vaksin Sinovac atau CoronaVac menimbulkan interaksi yang mengubah kinerja atau meningkatkan risiko efek samping serius dari penggunaan obat lain.
Tetap konsultasikan dengan dokter Anda terkait semua produk yang sedang digunakan, seperti obat-obatan resep, nonresep, vitamin, suplemen, dan produk herbal.
Jangan memulai, menghentikan, atau mengganti dosis obat tanpa persetujuan dokter Anda.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar