backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Vaksin Covid-19 untuk Anak Lengkap dengan Jadwal Pelaksanaannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 14/03/2022

    Vaksin Covid-19 untuk Anak Lengkap dengan Jadwal Pelaksanaannya

    COVID-19 bisa menyerang siapa pun tanpa pandang bulu, termasuk anak-anak. Salah satu cara untuk mencegah gejala berat dan penularan COVID-19 adalah dengan vaksinasi. Setelah vaksinasi bagi anak usia 12-17 tahun dijalankan, kini vaksinasi COVID-19  di Indonesia mulai menyasar anak usia 6 tahun ke atas. Apa saja yang perlu diketahui terkait vaksin COVID-19 untuk anak ini?

    Perkembangan vaksin Covid-19 untuk anak Indonesia

    vaksin zivifax

    Senin (28/6) Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa BPOM telah mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksinasi COVID-19 untuk anak usia 12 hingga 17 tahun. Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) juga sudah mengeluarkan rekomendasi terkait pemberian vaksin COVID-19 pada anak usia 12-17 tahun. 

    “Untuk memutus penularan timbal balik antara orang dewasa dan anak selain dengan upaya protokol kesehatan yang ketat, perlu dilakukan percepatan imunisasi pada dewasa dan anak, terutama pada remaja dengan mobilitas tinggi,” tulis IDAI, Selasa (29/6).

    IDAI memberi catatan bahwa vaksinasi bisa dilakukan dengan prinsip kehati-hatian. Imunisasi dimulai untuk usia 12-17 tahun dengan pertimbangan sebagai berikut.

  • Jumlah subjek uji klinis memadai.
  • Tingginya mobilitas dan kemungkinan berkerumun di luar rumah.
  • Sebaiknya imunisasi diberikan pada anak yang mampu menyatakan keluhan bila merasakan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) atau gejala medis yang dirasakan setelah vaksinasi/imunisasi yang diduga terkait dengan vaksinasi/imunisasi yang diberikan.
  • Dosis vaksin yang diberikan sama seperti dewasa yakni 0,5 ml diberikan 2 kali dengan jarak atau interval minimal 28 hari.

    Kemudian, IDAI juga mengeluarkan rekomendasi pembaruan terkait pemberian Vaksin COVID-19 (Coronavac) pada anak usia 6-11 tahun pada 2 November lalu.

    Hal ini terkait dengan dikeluarkannya izin penggunaan dalam keadaan darurat (EUA) vaksin Coronavac produksi Sinovac untuk anak berusia 6-11 tahun oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta telah dimulainya pembelajaran tatap muka.

    Jenis vaksin Covid-19 untuk anak dan jadwal vaksinasinya

    anak takut disuntik

    Pemberian vaksin untuk anak usia 12 hingga 17 tahun pertama kali pada tanggal 27 Juni 2021 lalu. Vaksin yang diberikan adalah Sinovac dengan dosis 0,5 ml sebanyak dua kali pemberian dengan jarak atau interval minimal 28 hari. Dosis yang diberikan ini sama seperti orang dewasa.

    Kabar terbaru, Minggu (12/12), Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes dr. Maxi Rein Rondonuwu mengatakan bahwa pelaksanaan vaksin COVID-19 untuk anak usia 6-11 tahun sudah disiapkan, danakan  dilakukan pada tanggal 14 Desember 2021 mendatang.

    Penyuntikan dilakukan dengan injeksi ke dalam otot tubuh di bagian lengan atas, dengan dosis 0,5 mili. Penyuntikan akan dilakukan sebanyak 2 kali dengan interval minimal 28 hari. Skrining dengan format standar akan dilakukan lebih dulu oleh petugas medis sebelum penyuntikan vaksin.

    Jika Anda berencana untuk membawa si kecil vaksinasi, Anda bisa mendatangi Puskesmas, rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, termasuk pos-pos pelayanan vaksinasi, dan sentra vaksinasi.

    IDAI menyatakan vaksinasi pada anak usia 6 tahun ke atas dilakukan menggunakan vaksin COVID-19 buatan Sinovac. Vaksin buatan perusahaan farmasi asal China ini telah lolos uji klinis pada anak fase 1 dan 2 dengan hasil yang aman dan serokonversi tinggi.

    Serokonversi adalah perkembangan antibodi yang dapat dideteksi pada mikroorganisme dalam serum sebagai hasil dari imunisasi.

    Hasil uji klinis fase 1 dan fase 2 vaksin CoronaVac buatan Sinovac pada anak umur 3-17 tahu menunjukkan laporan KIPI sebanyak 13% adalah nyeri ringan pada bekas suntikan. KIPI serius hanya terdapat 1 kasus dan ini tidak ada hubungannya dengan vaksin.

    Rencananya, Pemerintah Indonesia akan memfokuskan penggunaan vaksin Sinovac hanya untuk sasaran anak usia 6 sampai 11 tahun. Di luar usia itu, anak usia 12 tahun ke atas bisa menggunakan pilihan vaksin lain, seperti Pfizer, Moderna, AstraZeneca, atau Johnson and Johson. 

    Hal ini dilakukan agar ketersediaan vaksin mencukupi untuk seluruh anak bisa mendapatkan dosis penuh. Pemusatan penggunaan vaksin Sinovac hanya untuk anak ini akan diberlakukan tahun depan.

    Pelaksanaan vaksinasi ini akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama vaksinasi akan dilaksanakan di provinsi dan kabupaten/kota dengan kriteria cakupan vaksinasi dosis 1 di atas 70% dan cakupan vaksinasi untuk lansia di atas 60 persen.

    Syarat anak ikut vaksin Covid-19

    penjadwal imunisasi anak

    Anak yang akan mendapatkan vaksin akan menjalani skiring kesehatan terlebih dahulu seperti pengecekan suhu tubuh dan tekanan darah. Jadi, vaksin boleh diberikan jika anak dalam kondisi sehat.

    Sementara kriteria anak remaja yang belum bisa mengikuti vaksinasi adalah seperti di bawah ini. 

    • Defisiensi imun primer, penyakit autoimun tidak terkontrol.
    • Penyakit Sindrom Guillain Barre, mielitis transversa, acute demyelinating encephalomyelitis.
    • Anak kanker yang sedang menjalani kemoterapi/radioterapi
    • Sedang mendapat pengobatan imunosupresan/sitostatika berat.
    • Demam 37,50C atau lebih.
    • Sembuh dari COVID-19 kurang dari 3 bulan. 
    • Pascaimunisasi lain kurang dari 1 bulan.
    • Hipertensi tidak terkendali.
    • Diabetes melitus tidak terkendali.
    • Penyakit-penyakit kronik atau kelainan kongenital tidak terkendali.

    Jika Anda masih ragu, tak ada salahnya untuk membawa si kecil ke dokter dan melakukan konsultasi lanjutan mengenai vaksinasi ini.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 14/03/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan