Peradangan akut pada hati terjadi bisa karena infeksi dan noninfeksi.
Untuk infeksi, ada tiga jenis virus utama yang jadi penyebab, yakni virus hepatitis A, B, dan C. Sementara hepatitis D dan E kasusnya cukup jarang di Indonesia.
Untuk kasus hepatitis akut misterius, dugaan awal penyebabnya adalah adenovirus, SARS CoV-2, virus ABV, dan lain-lain. Semua virus ini utamanya menyerang saluran cerna dan saluran pernapasan.
Di antara virus tersebut, infeksi adenovirus dapat menyebabkan masalah pernapasan dan gangguan pencernaan, seperti diare, demam, sakit perut, dan muntah yang mirip dengan gejala hepatitis akut.
Hingga saat ini, pihak Kemenkes RI masih melakukan pengamatan melalui pemeriksaan partikel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui penyebab pasti dari penyakit hati ini.
Berdasarkan laporan tersebut, dapat disimpulkan jika vaksin COVID-19 bukan penyebab hepatitis akut yang menyerang anak-anak.
Tips mencegah penularan hepatitis akut pada anak

Walaupun penyebab hepatitis akut sudah dipastikan bukan vaksin COVID-19 dan masih dalam penelitian, Prof. Hanifah menyatakan bahwa hepatitis akut yang menyerang anak-anak bisa dicegah.
Beliau menyarankan orangtua untuk meningkatkan kewaspadaan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Ada sejumlah langkah yang bisa Anda lakukan untuk mencegah peradangan hati dan infeksi saluran pencernaan.
- Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum dan setelah makan.
- Tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain.
- Menjaga anak-anak untuk menghindari kontak dengan orang sakit, terutama yang terkena penyakit infeksi.
Di samping itu, orang tua sebaiknya selalu memastikan anak menggunakan masker, menjaga jarak, dan mengurangi mobilitas.
Kapan Anda perlu waspada?
Gejala Hepatitis Akut pada Anak
Penyakit hepatitis akut menyebabkan diare parah, muntah, sakit perut, demam ringan, dan penyakit kuning (menguningnya warna putih mata dan kulit) pada anak-anak.
Jika sudah parah, anak bisa menunjukkan gejala berupa perubahan air kencing berwarna cokelat pekat dan BAB berwarna putih pucat.
Jika orangtua mendapati si kecil mengalami diare parah, sakit perut, diikuti dengan gejala yang mengarah pada hepatitis akut, segera bawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat.
Jangan menunggu hingga anak mengalami sakit kuning yang menandakan jika infeksi sudah semakin parah. Bila kondisi ini terjadi, momentum dokter untuk mengobati si kecil akan sangat kecil.
Peran pemerintah dalam pencegahan hepatitis akut
Selain peran orangtua, pemerintah juga ikut andil untuk mencegah penyakit hepatitis akut ini.
Pemerintah menngeluarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) sebagai upaya peningkatan kewaspadaan, pencegahan, dan pengendalian Infeksi Hepatitis Akut pada Anak.
Di samping itu, Kemenkes RI telah menunjuk Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso dan Laboratorium Fakultas Kedokteran UI sebagai laboratorium rujukan untuk pemeriksaan spesimen.
Penting untuk memahami kebenaran informasi yang berbedar mengenai vaksin COVID-19 yang disebut-sebut sebagai penyebab hepatitis akut yang menyerang anak.
Tujuannya, agar informasi ini tidak menimbulkan kecemasan pada orang-orang yang belum mendapatkan vaksin penuh, sekaligus meningkatkan kewaspadaan orangtua dalam mencegah penularan hepatitis akut pada si kecil.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar