backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

11

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Pilihan Obat Pencahar yang Pakai Resep dan yang Bisa Dibeli di Apotek

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 04/02/2021

Pilihan Obat Pencahar yang Pakai Resep dan yang Bisa Dibeli di Apotek

Definisi

Apa itu obat pencahar? 

Obat pencahar atau juga bisa disebut sebagai laksatif adalah obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi sembelit atau konstipasi. Penggunaan obat ini bertujuan untuk mengosongkan isi usus, sehingga feses yang kering dan keras dapat keluar. 

Obat untuk mengatasi susah buang air besar ini tersedia dalam berbagai jenis, tergantung apa yang menjadi penyebab sembelit. Bila digunakan secara berlebihan, laksatif dapat menyebabkan diare hingga penurunan berat badan drastis. 

Kapan obat sembelit dibutuhkan? 

Sebelum membeli obat pencahar di apotek, baik yang membutuhkan resep dokter maupun tidak, kenali dahulu kondisi Anda. Normalnya, cara mengatasi susah buang air besar secara alami dapat meringankan gejala yang dialami. 

Sebagai contoh, memenuhi kebutuhan cairan, perbanyak makan makanan serat, hingga rutin berolahraga terbukti dapat mengatasi sembelit ringan. Namun, ketika gejala penyakit konstipasi semakin mengganggu, Anda bisa menggunakan obat pencahar. 

Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memilih obat pencahar. Pasalnya, Anda perlu mengetahui apa penyebab sembelit, sehingga mendapatkan penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi yang diderita. 

Daftar tanpa obat resep

Apa saja obat pencahar tanpa resep untuk mengatasi sembelit? 

Obat pencahar berfungsi untuk melancarkan pergerakan usus dan mengeluarkan limbah atau sisa makanan di dalam perut. Bila kondisinya masih tergolong ringan, obat pencuci perut ini dapat diperoleh tanpa resep dokter. 

Berikut ini beberapa pilihan obat pencahar untuk mengatasi sembelit yang dijual bebas di apotek. 

Laksatif bulk

Obat pencahar yang satu ini adalah bentuk lain dari suplemen serat. Laksatif bulk (bulk-forming) bekerja dengan cara meningkatkan air lebih banyak di dalam tubuh agar kotoran menjadi lebih lunak, besar, dan mudah dikeluarkan. 

Feses yang lebih besar dan lembut pun dapat memicu usus berkontraksi, sehingga Anda dapat buang air besar dengan lancar. Obat bulk-forming laxative untuk mengatasi konstipasi terdiri dari beberapa jenis, meliputi: 

  • psyllium,
  • kalsium polikarbofil, dan
  • serat metilselulosa

Umumnya, obat sembelit yang satu ini tersedia dalam bubuk atau puyer yang harus dilarutkan dengan air. Jenis pencahar ini juga tersedia dalam bentuk cair, tablet, dan supositoria (tabung berisi obat yang dimasukkan ke dalam anus). 

Anda tidak perlu khawatir karena laksatif bulk aman digunakan secara teratur dalam jangka panjang dan aman untuk semua orang. Meski terbilang aman, obat ini dapat menimbulkan efek samping, seperti perut kembung dan kram. 

Pencahar osmotik

Obat konstipasi jenis osmotik membantu memperbanyak jumlah air dalam dalam usus untuk melunakkan feses. Alhasil, Anda dapat buang air besar lebih serang. Obat susah BAB yang satu ini juga membantu meringankan kram perut dan buang angin akibat sembelit 

Pencahar osmotik tersedia dalam berbagai bentuk, yaitu supositoria (dimasukkan ke dalam anus dan tablet minum. Umumnya, obat yang langsung dimasukkan ke anus langsung bekerja dalam 30 menit setelah dipakai dibandingkan obat tablet. 

Ada beberapa jenis obat pencahar osmotik, yakni: 

Obat pencahar osmotik aman digunakan untuk jangka panjang. Namun, beberapa kasus melaporkan bahwa obat sembelit ini mungkin tidak ampuh ketika terlalu sering digunakan. 

Obat laksatif ini dapat menimbulkan efek samping berupa dehidrasi, kram perut, dan diare. Itu sebabnya, Anda perlu minum banyak air untuk mengurangi risiko efek samping dari pencahar osmotik. 

Bila digunakan berlebihan, obat osmotik yang mengandung natrium fosfat dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan jantung. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat ini. 

Pencahar lubrikan

Sama seperti namanya, obat pencahar lubrikan berfungsi membuat feses menjadi lebih licin. Kandungan minyak mineral dalam obat ini membantu melicinkan lapisan dinding usus agar BAB lancar dan mencegah feses tidak mengering. 

Obat laksatif ini tersedia dalam bentuk cair untuk diminum langsung. Meski cukup efektif, obat untuk sembelit ini sebaiknya digunakan untuk jangka pendek. Pasalnya, penggunaan jangka panjang menyebabkan tubuh sulit menyerap vitamin A, D, E, dan K. Selain itu, obat konstipasi ini juga dapat memicu sakit dan kram perut. 

Pencahar stimulan

Obat pencahar stimulan bekerja dengan cara merangsang gerakan usus agar lebih cepat. Jenis pengobatan yang satu ini akan dipilih bila kondisi Anda sudah semakin parah dan memerlukan perawatan instan. 

Hal ini dikarenakan obat laksatif stimulan ini bekerja setelah 6-10 jam setelah diminum. Selain oral atau kapsul, obat ini juga tersedia dalam cairan, enema, suppositoria. Jenis pencahar stimulan meliputi bisacodyl dan sennoside. 

Efek samping yang paling sering terjadi adalah kram perut. Anda juga disarankan untuk tidak menggunakan pencahar stimulan dalam jangka panjang. Pasalnya, pemakaian dalam waktu yang lama dapat membuat tubuh kebal terhadap obat ini. 

Obat pelunak tinja

Kandungan surfaktan dalam obat pelunak tinja membantu melunakkan feses akibat sembelit pasca-operasi atau melahirkan. Obat ini juga berfungsi menambahkan air dan lemak ke dalam feses. Alhasil, gerakan usus menjadi lebih lembut saat buang air besar. 

Berbeda dengan obat lainnya, obat ini membutuhkan waktu yang lebih lama, setidaknya 1-3 hari untuk mulai bekerja. Obat pencuci perut ini tersedia dalam tablet, kapsul, cairan, hingga supositoria. 

Meski begitu, obat ini memiliki efek samping yang cukup sedikit, sehingga aman digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Contoh pelunak feses adalah docusate

Laksatif agonis

Terakhir, obat pencahar yang dapat diperoleh dengan bebas di apotek adalah laksatif agonis. Obat ini bekerja dengan melunakkan tekstur feses dengan menambah cairan dan meningkatkan aliran darah di sistem pencernaan. Obat ini akan ampuh bila penyebab sembelit Anda adalah idiopatik kronis. 

Meski begitu, obat ini tidak boleh diberikan pada anak berumur di bawah 6 tahun. Efek sampingnya bisa berupa diare dan dehidrasi parah untuk sebagian anak-anak.

Daftar obat dengan resep dokter

Apa saja obat konstipasi yang memerlukan resep dokter? 

Bila kondisi sembelit Anda termasuk dalam kategori sedang hingga berat, dokter biasanya akan meresepkan obat-obatan di bawah ini untuk mengatasi konstipasi. 

Linaclotide (Linzess)

Linaclotide adalah obat sembelit berbentuk kapsul yang perlu dikonsumsi satu kali sehari saat perut kosong, setidaknya sekitar 30 menit sebelum makan.

Obat pencahar ini bekerja dengan merangsang sel yang melapisi usus untuk mengeluarkan cairan agar pergerakan usus lebih cepat. 

Selain mengobati sembelit kronis. Linaclotide juga membantu merawat sindrom iritasi usus (IBS). Bagi anak dibawah usia 17 tahun tidak dianjurkan untuk mengonsumsi linaclotide. 

Lubiprostone (Amitizia)

Obat pencahar resep yang satu ini juga diberikan untuk mengobati sembelit kronis, terutama yang disertai dengan IBS, atau akibat minum obat pereda nyeri jenis opioid. 

Lubiprostone harus diminum sebanyak dua kali sehari bersama makanan dan air seperti yang disarankan oleh dokter.  

Hampir sama dengan obat lainnya, obat ini meningkatkan gerakan usus, mengurangi ketegangannya, sekaligus menambah jumlah cairan pada feses. Dengan begitu, tekstur feses lebih lembut untuk dikeluarkan oleh tubuh. 

Efek samping yang mungkin muncul adalah mual, muntah, sakit kepala, dan diare. 

Plecanatide (Trulance)

Plecanatide adalah obat sembelit oral yang dikonsumsi satu kali dalam sehari. Tujuannya adalah membantu tubuh memproduksi lebih banyak cairan dalam usus, agar buang air besar lebih lancar karena feses lebih lunak. 

Obat pencahar resep ini lebih dikhususkan bagi orang yang mengalami sembelit idiopatik kronis. Sembelit idiopatik kronis adalah konstipasi yang belum diketahui penyebabnya dan sudah berlangsung sejak lama. 

Akan tetapi, dokter akan meresepkan obat plecanatide ketika obat jenis lain tidak dapat mengatasi konstipasi. Plecanatide dapat menyebabkan efek samping berupa diare

Tips minum obat

Bagaimana cara pemakaian obat sembelit yang tepat?

Sebelum menggunakan obat sembelit, penting untuk membaca petunjuk pada label kemasan obat atau aturan dari dokter. Petunjuk ini bertujuan untuk memberitahu batasan dosis obat dan seberapa sering obat konstipasi boleh diminum. 

Ikuti tips minum obat pencahar berikut ini agar sembelit cepat sembuh dan minim efek samping maupun risiko komplikasi lebih lanjut. 

Konsultasi ke dokter

Apabila Anda menggunakan obat resep apapun, tanyakan kepada dokter apakah boleh juga menggunakan obat pencahar di apotek. Apalagi jika sembelit yang Anda alami sudah kronis. 

Minum obat pencahar berbarengan dengan obat lain, bisa saja mengurangi efektivitas obat atau malah menimbulkan efek samping mengganggu.

Tidak menyalahgunakan pemakaian laksatif

Beberapa orang menyalahgunakan pencahar untuk menurunkan berat badan, dengan harapan makanan yang dikonsumsi tidak akan diserap tubuh. 

Perlu diketahui bahwa sebagian besar zat makanan sudah diserap oleh usus halus, sedangkan obat laksatif lebih sering bekerja pada usus besar. Pada usus besar yang tersisa hanyalah sisa makanan dan limbah yang perlu dikeluarkan dan cairan yang akan diserap tubuh. 

Sementara itu, orang yang mengalami sembelit memakai obat pencahar untuk mengatasi masalah susah buang air besar. Setelah menggunakannya, Anda akan terasa lega karena masalah susah BAB berhasil diatasi dan mungkin merasakan lingkar perut mengecil. 

Rongga perut bersifat elastis, sehingga pada penyakit konstipasi, perut dapat terasa kembung dan lingkar perut sedikit melebar. Jika sembelit berhasil diobati, lingkar perut akan mengecil dan lebih terlihat pada orang yang kurus. 

Sayangnya, perubahan pada lingkar perut ini disebabkan oleh hilangnya feses yang menumpuk di dalam usus, bukan lemak. 

Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan hubungi dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 04/02/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan