Istilah meriang memang tidak ada dalam kamus kedokteran. Akan tetapi, istilah ini sangat umum digunakan oleh masyarakat Indonesia, seperti halnya masuk angin. Kondisi ini kadang membuat seseorang harus beristirahat di rumah. Untungnya, ada banyak obat di apotek yang bisa membantu meredakan gejala meriang yang mengganggu.
Apa sajakah obat-obatan yang paling direkomendasikan? Berikut ulasan lengkapnya.
Sebenarnya, apa itu meriang?
Sebelum membahas mengenai obat meriang, sebaiknya Anda lebih dahulu memahami arti dari meriang yang dialami.
Anda atau anggota keluarga di rumah setidaknya pasti pernah sesekali mengeluhkan kondisi meriang.
Meskipun tidak ada dalam kamus kedokteran, penggunaan istilah ini mengarah pada kondisi malaise.
Berdasarkan Medline Plus, malaise merupakan kondisi tidak enak badan atau tubuh lesu.
Kondisi ini ditandai dengan demam karena adanya infeksi baik itu oleh virus, bakteri, maupun zat asing yang dianggap dapat membahayakan tubuh.
Orang yang mengalami kondisi ini tubuhnya akan terasa lemas, mulut terasa pahit, kepala pusing, kadang disertai dengan nyeri otot, tubuh menggigil, dan berkeringat dingin.
Penyebabnya cukup beragam, mulai dari penyakit ringan seperti flu hingga penyakit kronis seperti diabetes.
Menurut dr. Anton Sony Wibowo, Sp.THT-KL, M.Sc., FICS, spesialis THT Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, meriang atau malaise termasuk dalam gejala COVID-19 yang sekarang ini terus bermutasi dan menimbulkan banyak varian SARS-CoV-2.
Ini karena tubuh merespons adanya infeksi virus COVID-19, sehingga menimbulkan gejala malaise.
Pada COVID-19, gejala demam perlu diwaspadai karena bisa menandakan kondisi yang serius.
Daftar obat meriang yang ada di apotek
Bila Anda mengalami meriang karena flu atau terinfeksi COVID-19, beberapa obat di bawah ini diketahui paling ampuh dalam membantu meringankan gejalanya dan dapat diperoleh dengan mudah di apotek ataupun warung.
Agar lebih aman, konsultasikan lebih dahulu dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi obat terbaik.
1. Acetaminophen (paracetamol)
Paracetamol atau acetaminophen berguna untuk menurunkan suhu tubuh Anda yang naik akibat demam.
Ada banyak produk obat acetaminophen yang dijual secara bebas di apotek atau toko obat dan cara minumnya pun beragam, misalnya tablet kunyah, pil, atau sirup.
Selalu baca aturan minum dengan cermat dan jangan mengonsumsinya lebih dari dosis yang disarankan. Biasanya dosis obat ditentukan berdasarkan usia.
Perhatikan!
Berhenti gunakan acetaminophen dan segera ke dokter apabila terjadi kondisi berikut ini.
Gejala memburuk atau timbul gejala baru atau tidak terduga, termasuk gejala kemerahan atau bengkak.
Nyeri berlangsung lebih dari 10 hari.
Demam memburuk atau berlangsung lebih dari 3 hari.
Waspadai beberapa efek samping seperti ruam, gatal, wajah atau lidah bengkak, pusing berat, atau kesulitan bernapas.
Segera periksa ke dokter jika kondisi Anda tidak membaik atau bila Anda memiliki riwayat penyakit hati, diabetes, fenilketonuria, atau dalam kondisi hamil atau menyusui sebelum mengonsumsi acetaminophen.
Paracetamol adalah pilihan pertama untuk nyeri dan demam pada ibu hamil dan menyusui. Obat ini diketahui tidak berbahaya bagi bayi yang disusui ataupun janin di dalam kandungan.
Namun, dokter akan menyesuaikan dosis obat sesuai dengan kondisi masing-masing ibu hamil dan menyusui.
2. Ibuprofen (Motrin atau Advil)
Ibuprofen digunakan untuk mengurangi rasa sakit dari berbagai kondisi seperti sakit kepala, sakit gigi, kram perut saat haid, nyeri otot, dan radang sendi.
Selain itu, ibuprofen sering juga digunakan untuk meredakan demam, flu, atau pilek.
Ibuprofen bersifat antiradang yang bekerja dengan menghalangi zat alami tertentu yang bisa menyebabkan peradangan, pembengkakan, atau nyeri ketika Anda sedang meriang.
Obat meriang ini umumnya dapat dibeli secara langsung di apotek atau toko obat. Namun, beberapa merek memerlukan resep dokter, contohya ibuprofen 400mg.
Baca aturan minum sebelum mengonsumsi obat. Sesuaikan dosis obat dengan usia. Ibuprofen biasanya diminum setiap 4—6 jam dengan segelas air putih.
Anda disarankan untuk tidak berbaring selama sepuluh menit setelah obat diminum.
Sakit perut, mual, muntah, diare, sembelit, dan mengantuk merupakan efek samping yang mungkin bisa Anda rasakan setelah minum obat ini.
Efek samping berat antara lain tubuh mudah memar, denging di kepala, leher kaku, perubahan penglihatan, atau kelelahan.
Jika obat diminum lebih dari tiga hari tapi kondisi tidak membaik atau malah bertambah parah, segera lakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter.
3. Naproxen
Selain ibuprofen, naproxen juga bisa digunakan untuk obat pereda nyeri akibat sakit kepala, sakit gigi, tendinitis, nyeri haid, serta asam urat dan radang sendi.
Obat meriang ini merupakan obat keras dan hanya bisa didapat dengan resep dokter.
Cara kerjanya sama seperti ibuprofen yang mencegah peradangan pada tubuh.
Baca dulu aturan minum dan sesuaikan dosis dengan usia Anda. Minumlah obat 2–3 kali sehari dengan segelas air.
Efek samping dari obat meriang ini yaitu sakit kepala, pusing, mengantuk, mual, dan nyeri pada ulu hati.
Konsultasikan penggunaan obat terlebih dahulu bila Anda memiliki gangguan tekanan darah karena obat ini berisiko bisa menurunkan tekanan darah.
4. Aspirin
Aspirin dapat menurunkan demam sekaligus meredakan nyeri akibat sakit gigi, sakit kepala, atau nyeri otot. Cara kerjanya sama seperti ibuprofen dan naproxen.
Selain itu, aspirin bisa juga digunakan untuk mencegah pembekuan darah yang berisiko mengakibatkan serangan jantung atau stroke. Itulah sebabnya obat ini juga dikenal sebagi obat pengencer darah.
Obat hanya boleh diminum dengan dosis kecil untuk mengatasi meriang. Anda tidak diperbolehkan menggunakan obat ini lebih dari tiga hari, kecuali sudah diizinkan dokter.
Konsultasikan terlebih dahulu jika aspirin digunakan untuk anak dibawah usia 12 tahun.
Segera lakukan pemeriksaan lebih lanjut jika setelah minum aspirin Anda merasakan lemah pada satu sisi tubuh, mengalami gangguan penglihatan atau gangguan bicara, dan sakit kepala disertai leher kaku dan muntah-muntah.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Drugs, H. (2023). Acetaminophen: MedlinePlus Drug Information. Retrieved 11 April 2023, from https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a681004.html
Aspirin: Indication, Dosage, Side Effect, Precaution | MIMS Indonesia. (2023). Retrieved 11 April 2023, from https://www.mims.com/indonesia/drug/info/aspirin?mtype=generic
Ibuprofen: Indication, Dosage, Side Effect, Precaution | MIMS Indonesia. (2023). Retrieved 11 April 2023, from https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ibuprofen?mtype=generic
Drugs, H. (2023). Naproxen: MedlinePlus Drug Information. Retrieved 11 April 2023, from https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a681029.html
Fever – Symptoms and causes. (2023). Retrieved 11 April 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/fever/symptoms-causes/syc-20352759
Encyclopedia, M. (2023). Malaise: MedlinePlus Medical Encyclopedia. Retrieved 11 April 2023, from https://medlineplus.gov/ency/article/003089.htm
UGM Expert: Malaise as Mild Symptoms of Covid-19 Patients | Universitas Gadjah Mada. (2023). Retrieved 11 April 2023, from https://www.ugm.ac.id/en/news/20061-ugm-expert-malaise-as-mild-symptoms-of-covid-19-patients
Ibuprofen; Pseudoephedrine oral suspension | Cleveland Clinic. (2023). Retrieved 11 April 2023, from https://my.clevelandclinic.org/health/drugs/18723-ibuprofen-pseudoephedrine-oral-suspension
Pregnancy, breastfeeding and fertility while taking paracetamol for adults. (2022). Retrieved 11 April 2023, from https://www.nhs.uk/medicines/paracetamol-for-adults/pregnancy-breastfeeding-and-fertility-while-taking-paracetamol-for-adults/
Versi Terbaru
07/09/2023
Ditulis oleh Aprinda Puji
Ditinjau secara medis olehApt. Ambar Khaerinnisa, S.Farm