backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Seputar Tenggorokan Berdahak, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 18/07/2022

Seputar Tenggorokan Berdahak, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Tenggorokan berdahak bisa menimbulkan rasa seperti ada yang mengganjal saat menelan. Adanya dahak atau lendir berlebih di tenggorokan bisa menandakan gangguan tertentu.

Nah, mengetahui penyebab dari lendir yang berlebih ini bisa membantu Anda untuk mengetahui cara menghilangkan dahak di tenggorokan sesuai dengan penyebabnya.

Apa itu tenggorokan berdahak?

Menurut Cleveland Clinic, secara normal, tubuh manusia rata-rata menghasilkan 1 – 2 liter lendir setiap harinya.

Pada dasarnya, lendir di tenggorokan berfungsi untuk menjaga agar tenggorokan tetap lembap. 

Selain itu, tekstur lendir yang cair dan licin berperan penting dalam melindungi tenggorokan dari berbagai zat asing yang masuk ke dalam saluran ini.

Saat partikel kotor, iritan, atau kuman penyakit masuk ke tenggorokan, zat asing ini akan menempel pada lendir. 

Selanjutnya, tubuh mengeluarkan lendir yang terkontaminasi dalam bentuk dahak melalui batuk (batuk berdahak).

Namun, peristiwa post nasal-drip dapat menyebabkan produksi lendir di tenggorokan menjadi berlebih dan menebal.

Seperti yang dijelaskan American Academy of Otolaryngology, post-nasal drip terjadi saat dahak di tenggorokan terasa tidak hilang, menumpuk, dan seperti mengalir dari hidung ke belakang tenggorokan. 

Pada kondisi post-nasal drip, kelenjar pada hidung dan tenggorokan akan terus-menerus memproduksi lendir.

Akibatnya, bisa muncul gejala seperti berikut ini.

  • Sensasi lendir atau dahak mengalir di tenggorokan.
  • Sering menelan.
  • Kesulitan menelan dan bernapas.
  • Berdeham.
  • Rasa mengganjal di tenggorokan.
  • Suara serak.
  • Sakit tenggorokan akibat iritasi.  

Penyebab lendir yang menumpuk di tenggorokan

batuk berdahak

Penyebab tenggorokan berdahak atau post-nasal drip meliputi kondisi berikut ini. 

1. Infeksi

Post-nasal drip atau produksi lendir yang berlebih biasanya terjadi saat tubuh sedang mengalami peradangan akibat infeksi virus atau bakteri.

Hal ini merupakan respons alami tubuh untuk mengurangi peradangan sekaligus menghilangkan partikel asing yang menyebabkan infeksi di tenggorokan serta saluran pernapasan bagian atas.

Penyakit infeksi yang menjadi penyebab kondisi ini umumnya adalah flu, pilek, dan strep throat.

Selain lendir di tenggorokan, gejala lain yang ikut menandakan terjadinya infeksi adalah demam, kelelahan, batuk, hidung tersumbat, dan nyeri di sendi serta otot.

2. Iritasi polutan

Menghirup asap rokok, asap kendaraan, gas beracun, seperti belerang dioksida dan nitrogen dioksida, ternyata bisa menjadi penyebab berlebihnya produksi lendir di tenggorokan.

Pasalnya, polutan tersebut bisa mengiritasi tenggorokan, sehingga membuat saluran pernapasan bengkak dan meradang.

Akibatnya, lendir dihasilkan secara berlebihan dan membuat tenggorokan terasa gatal dan mengganjal.

3. Alergi

Salah satu hal yang dapat menyebabkan tenggorokan berlendir adalah alergi. Saat Anda terpapar zat alergen, misal dari makanan, debu atau polusi, tubuh akan melepaskan histamin dengan cepat.

Peningkatan histamin ini bisa memicu sejumlah reaksi, seperti gatal-gatal, mata berair, dan hidung tersumbat.

Selain gejala tersebut, reaksi alergi yang memengaruhi saluran napas bagian atas juga menyebabkan terjadinya post-nasal drip, sehingga menyebabkan penumpukan dahak di tenggorokan.

4. Sinusitis akut

Sinusitis akut atau infeksi sinus adalah suatu kondisi yang ditandai dengan pembengkakan pada rongga sinus.

Pembengkakan tersebut membatasi saluran sinus yang pada akhirnya menyebabkan post-nasal drip. Sinusitis akut dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur.

Di sisi lain, tidur telentang saat Anda mengalami infeksi sinus kemungkinan dapat menjadi penyebab penumpukkan lendir di bagian belakang tenggorokan.

Kondisi ini selanjutnya bisa menyebabkan sakit tenggorokan dan gangguan tidur.

5. Asam lambung meningkat

Asam lambung yang naik kembali ke kerongkongan (GERD) atau disebut juga refluks asam lambung dapat merangsang terjadinya post-nasal drip.

Hal ini disebabkan karena asam lambung dapat melukai tenggorokan (refluks asam lambung pada laring atau LPR).

Saat teriritasi asam lambung, tenggorokan secara otomatis menghasilkan lendir agar tidak terjadi peradangan yang berlanjut.

Berlebihnya lendir di tenggorokan ini bisa disebabkan oleh makanan dan minuman yang bisa membuat asam lambung naik, seperti kopi, makanan pedas, minuman berkarbonasi, serta makanan yang tinggi lemak.

6. Faktor fisiologis tertentu

Seseorang yang memiliki gangguan menelan juga dapat mengalami penumpukan lendir di tenggorokan.

Pada orang yang memiliki gangguan ini, otot tenggorokan memiliki kontrol yang rendah, sehingga lendir tidak dapat dikeluarkan dan tetap mengendap di tenggorokan.

Faktor fisiologis lainya adalah memiliki septum yang menyimpang, yaitu suatu kondisi ketika tulang rawan yang membagi hidung menjadi dua sisi bergerak, sehingga menyebabkan perubahan pada aliran lendir.

Cara menghilangkan dahak di tenggorokan

teh untuk mengatasi peradangan

Kondisi post-nasal drip yang membuat tenggorokan berlendir berkaitan dengan berbagai penyebab.

Oleh karena itu, cara menghilangkan dahak atau lendir di tenggorokan juga bisa bervariasi, sesuai dengan masing-masing penyebabnya. Berikut ini di antaranya.

1. Menghentikan infeksi

Mengobati radang tenggorokan akibat infeksi virus dan bakteri yang menyebabkan penumpukan dahak bisa dilakukan secara alami, seperti berkumur dengan air garam.

Larutan air garam terbuat dari setengah sendok garam dan satu gelas air. Larutan ini dapat menghilangkan rasa gatal di tenggorokan sekaligus mengencerkan lendir yang menggumpal.

Namun, pada kasus radang tenggorokan akibat infeksi bakteri, obat antibiotik juga diperlukan untuk menghentikan post-nasal drip.

2. Mengobati asam lambung yang naik

Jika produksi dahak berlebih di tenggorokan diakibatkan oleh kebiasaan menyantap makanan pemicu asam lambung naik, cara mengatasinya bisa dilakukan dengan menghindari makanan tersebut. 

Bila diperlukan, obat antasida dan H-2 receptor blocker (cimetidine atau famotidine) bisa membantu menetralisir dan menurunkan kadar asam yang berlebih.

3. Meredakan reaksi alergi

Jika penumpukan dahak disebabkan oleh alergi, maka Anda perlu menghindari alergen yang memicu lendir bertambah banyak di tenggorokan.

Bila perlu, obat antihistamin, seperti diphenhydramine, juga dapat meredakan reaksi alergi dengan lebih cepat.

Pentingnya menjaga makanan untuk meredakan tenggorokan berdahak

Terlepas dari apapun penyebabnya, rasa mengganjal di tenggorokan akibat lendir yang berlebih secara umum juga bisa diatasi dengan cara berikut ini.

1. Menyantap minuman dan sup hangat

Air hangat dipercaya dapat melegakan tenggorokan yang tersumbat akibat lendir yang menumpuk.

Tidak hanya air putih hangat, Anda bisa minum teh herbal (peppermint, licorice, dan chamomile), teh yang dicampur madu dan perasan lemon, atau sup kaldu ayam.

2. Makan makanan kaya vitamin C

Buah dan sayur tidak hanya kaya dengan vitamin dan mineral, tetapi mengandung banyak antioksidan.

Antioksidan sangat diperlukan tubuh untuk melawan infeksi kuman penyakit yang menyebabkan radang tenggorokan.

Buah dan sayur yang memiliki kandungan vitamin C kaya akan kandungan antioksidan.

Itu sebabnya, mengonsumsi sumber vitamin C bisa membantu meredakan peradangan yang menyebabkan lendir berlebih.

Pilihan sumber vitamin C yang bisa Anda konsumsi yaitu, buah jeruk, melon, kiwi, serta berbagai sayuran hijau.

Kesimpulan

Jika muncul bersama dengan gejala lain, seperti batuk, hidung tersumbat, deman, serta pegal linu, tenggorokan berdahak bisa menandakan adanya penyakit. Jika cara perawatan di atas tidak efektif menghilangkan dahak di tenggorokan, berkonsultasilah dengan dokter guna mendapatkan pengobatan yang lebih tepat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 18/07/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan