Obat ini termasuk ke dalam kategori efek cepat dan lama dan utamanya digunakan untuk orang PPOK. Meski begitu, pasien asma juga bisa menggunakan obat ini.
Antikolinergik paling sering digunakan memakai inhaler. Namun, Anda lebih disarankan menggunakan nebulizer jika gejalanya cukup parah agar obat bekerja lebih optimal.
Cara kerja obat ini adalah melebarkan saluran udara dengan menghalangi saraf kolinergik, yakni saraf yang melepaskan bahan kimia untuk mengencangkan otot di sekitar saluran paru-paru.
Orang dengan pembesaran prostat, gangguan pada kandung kemih, dan glaukoma perlu berhati-hati menggunakan obat ini.
3. Methylxanthine
Jenis bronkodilator ini bekerja meringankan penyumbatan aliran udara, mengurangi peradangan, dan meredakan kontraksi bronkial.
Obat ini dijadikan pilihan terakhir saat agonis-beta maupun antikolinergik tidak memberikan efek maksimal. Sayangnya, obat ini menimbulkan efek samping yang lebih besar dibanding obat lain.
Obat ini tidak dapat dihirup, melainkan diminum dalam bentuk pil secara oral, supositoria, atau disuntikkan pada pembuluh darah vena. Obat methylxanthine yang disetujui penggunaannya, antara lain teofilin dan aminofilin.
Efek samping lebih umum terjadi ketika methylxanthines diberikan lewat suntikan. Efek sampingnya yang biasanya terjadi adalah sakit kepala, susah tidur, mual, diare, dan mulas.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar