Sesak napas pasti membuat Anda merasa kehabisan napas dan tersiksa. Terdapat beberapa metode pengobatan untuk mengatasi masalah sesak napas, mulai dari pengobatan oral sampai dengan obat hirup menggunakan nebulizer yang dinilai paling efektif.
Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Sesak napas pasti membuat Anda merasa kehabisan napas dan tersiksa. Terdapat beberapa metode pengobatan untuk mengatasi masalah sesak napas, mulai dari pengobatan oral sampai dengan obat hirup menggunakan nebulizer yang dinilai paling efektif.
Simak ulasan lengkap soal nebulizer, dari kegunaan hingga cara merawatnya.
Nebulizer adalah alat yang mengubah obat cair menjadi uap untuk dihirup ke dalam paru-paru. Fungsi nebulizer yakni untuk melegakan saluran napas yang menyempit.
Alat ini terdiri dari mesin kompresor udara, wadah kecil untuk obat cair, dan selang elastis yang menghubungkan kompresor udara ke wadah obat. Di atas wadah obat, terdapat corong atau masker yang akan digunakan untuk menghirup uap.
Ada dua versi daya nebulizer, yaitu menggunakan listrik dan baterai. Anda dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui cara memilih jenis nebulizer yang sesuai dengan kebutuhan..
Alat ini umum digunakan sebagai terapi pengobatan penyakit pernapasan kronis, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa.
Ini karena dibanding dengan inhaler, uap yang dihasilkan nebulizer amat sangat kecil sehingga obat akan bisa lebih cepat meresap ke bagian paru yang ditargetkan.
Alat bantu pernapasan ini bekerja dengan cara mengubah obat cair menjadi uap. Udara yang mengandung uap obat kemudian akan ditekan naik melalui selang ke masker.
Dari situ, Anda akan menghirup obat. Obat yang dihantarkan oleh nebulizer akan diserap perlahan, dan Anda mungkin harus duduk diam selama 10 sampai 15 menit.
Nebulizer lebih sering digunakan dalam serangan asma dan PPOK karena alat ini tidak memerlukan teknik pernapasan yang rumit. Sementara saat menggunakan inhaler, Anda perlu mengambil napas dalam terlebih dulu sebelum menyemprotkan obat.
Hal tersebut akan menyulitkan orang yang sedang mengalami serangan asma atau PPOK. Itu sebabnya nebulizer menjadi pilihan yang lebih efektif untuk menghantarkan obat dibandingkan inhaler dalam situasi memburuknya gejala PPOK.
Mekanisme kerja alat ini tentu juga didasari oleh obat-obat yang terdapat di dalamnya.
Nebulizer menjadi salah satu pilihan pengobatan yang digunakan saat pengobatan lain dinilai sudah tidak efektif lagi.
Berikut ini beberapa penyakit yang dapat diatasi dengan pemakaian nebulizer.
Asma merupakan kondisi ketika saluran pernapasan menyempit, membengkak, serta memproduksi lendir berlebih. Kondisi ini dapat menyebabkan sesak napas serta menimbulkan gejala-gejala seperti batuk dan mengi (napas berbunyi).
Dilansir dari U.S National Library of Medicine , gejala batuk pada penderita asma diketahui dapat diatasi dengan penggunaan nebulizer.
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) merupakan penyakit pernapasan yang menyebabkan sesak napas karena tersumbatnya saluran udara di paru-paru. PPOK bersifat progresif, yang artinya penyakit ini akan semakin memburuk seiring waktu.
Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang menyerang paru sehingga kantong udara di dalam paru (alveolus) meradang dan membengkak. Penyakit ini sering kali disebut dengan paru-paru basah, sebab paru bisa saja dipenuhi dengan air atau lendir.
Bronkiektasis merupakan kondisi yang ditandai dengan adanya luka dan peradangan pada saluran napas. Kondisi ini membuat saluran napas dipenuhi lendir kental yang meningkatkan risiko infeksi bakteri.
Nebulizer membantu membersihkan lendir. Dengan begitu, Anda lebih mudah mengeluarkan lendir dan paru-paru jadi lebih mudah menyerap obat-obatan untuk infeksi bakteri.
Bronkiolitis merupakan peradangan dan pembengkakan pada saluran udara kecil (bronkiolus) di dalam paru-paru akibat infeksi virus. Kondisi ini sering ditemukan pada bayi dan bisa meningkatkan risiko terjadinya asma di kemudian hari.
Dokter atau perawat mungkin menganjurkan penggunaan nebulizer untuk mengatasi bronkiolitis, tergantung pada kondisi dan kebutuhan masing-masing.
Fibrosis kistik merupakan penyakit genetik yang menyerang kemampuan tubuh dalam mengendalikan gerakan garam dan air di antara sel.
Akibatnya, terbentuklah lendir yang sangat kental pada paru-paru dan sistem pencernaan. Hal ini membuat Anda susah bernapas dan meningkatkan risiko infeksi paru.
Nebulizer berguna untuk mengencerkan dahak (lendir) atau mengatasi gejala fibrosis kistik lainnya. Obat-obatan fibrosis kistikyang bisa digunakan dalam nebulizer yakni obat bronkodilator, kortikosteroid, dan enzim dornase alfa.
Pengobatan dengan alat ini tak hanya melegakan pernapasan, tapi juga mengatur produksi lendir dan mencegah infeksi bertambah parah.
Sinusitis merupakan peradangan pada rongga kepala di area hidung. Menurut berbagai laporan, nebulizer tipe ultrasonik cukup ampuh mengurangi gejala-gejala sinusitis seperti hidung tersumbat atau nyeri di area hidung dan wajah.
Penggunaan nebulizer bahkan disebutkan mampu mengatasi infeksi bakteri pada 76% pasien yang diberikan obat antibiotik lewat mesin uap ini.
Dalam sebuah survei yang dilakukan pada pasien pengguna nebulizer di rumah, terbukti bahwa manfaat alat ini jauh lebih besar daripada potensi risiko apa pun.
Nebulizer sendiri bisa menjadi alat yang sangat efektif dalam mengendalikan penyakit paru kronis serta bisa membantu para pasien untuk lebih berhemat.
Umumnya, efek samping dari pemakaian nebulizer tergantung pada obat sesak napas yang digunakan.
Penggunaan obat bronkodilator, misalnya, mungkin akan menyebabkan efek samping tertentu. Menurut National Health Service Inggris, efek samping yang berpotensi muncul antara lain:
Lain lagi dengan saline atau larutan garam steril, jenis bahan lain yang biasa dipakai dengan alat ini. Beberapa efek samping yang biasanya muncul akibat pemakaian saline yakni:
Penggunaan nebulizer yang tepat memungkinkan obat untuk bekerja secara efektif, terutama dalam mengobati sesak napas.
Untuk itu, coba ikuti cara-cara pemakaiannya berikut ini, mulai dari persiapan hingga penggunaannya.
Pemakaian nebulizer umumnya memakan waktu kurang-lebih 15–20 menit.
Perlu diketahui, menurut Nationwide Children’s Hospital, penggunaan nebulizer dengan masker diperuntukkan bagi anak-anak di bawah 6 tahun.
Selain itu, ada beberapa tips yang mungkin bisa Anda terapkan pada anak saat menggunakan mesin ini.
Alat hirup uap obat pada nebulizer harus dibersihkan setiap kali digunakan. Hal ini penting untuk menghindari pertumbuhan bakteri yang membuat Anda berisiko terkena infeksi.
Lakukanlah hal berikut ini setiap kali Anda selesai menggunakan alat ini.
Selain dibersihkan, Anda juga perlu mensterilkan alat setiap dua hari sekali setelah digunakan.
Caranya dengan merendam bagian-bagian alat hirup ini (kecuali bagian masker) ke dalam baskom berisi tiga gelas air panas yang dicampur satu sendok cuka putih encer. Anda juga bisa meminta larutan pembersih khusus dari dokter atau apoteker.
Diamkan selama satu jam atau sesuai yang diinstruksikan pada kardus kemasan. Setelah itu, keringkan dengan memasang bagian-bagian nebulizer ke mesin dan kemudian hidupkan.
Setelah alat bersih dan steril, pastikan untuk menyimpannya sesuai dengan petunjuk agar tetap awet dan terus berfungsi dengan baik.
Selang perlu diganti secara teratur agar lebih higienis dan untuk memastikan bahwa Anda tidak menghirup kuman berbahaya. Hindari mencuci selang dengan air.
Penggantian selang harus dilakukan secara berkala karena mustahil untuk membersihkan bagian dalam selang sepenuhnya.
Dengan mengetahui cara pemakaian serta perawatan yang benar, Anda pun bisa mendapatkan manfaat pengobatan dengan nebulizer secara maksimal.
Akan tetapi, sebelum menggunakan nebulizer, sebaiknya Anda berkonsultasi dahulu ke dokter meskipun sudah mengetahui cara pakainya.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar