backup og meta

Kutu Air (Tinea Pedis)

Kutu Air (Tinea Pedis)

Kutu air merupakan infeksi jamur pada kaki yang umumnya muncul di sela-sela jari kaki dan dapat menyebar hingga ke seluruh area kaki. Gejalanya dapat berupa rasa gatal dan kulit pecah-pecah. Cari tahu gejala lain, penyebab, dan cara mengobatinya 

Apa itu kutu air?

Kutu air alias tinea pedis adalah infeksi jamur pada kaki yang menyebabkan kulit terasa gatal, kering, dan mengelupas.

Penyakit kaki ini biasanya muncul pada sela-sela jari kaki dan dapat menyebar hingga ke seluruh area kaki. Jamur penyebab kutu air senang tinggal ditempat yang lembab.

Para atlet lebih rentan mengalami kutu air karena kakinya mudah berkeringat dan lembap. Maka dari itu, penyakit ini juga biasa disebut dengan nama athlete’s foot.

Kutu air adalah penyakit menular yang penularannya dapat melalui kontak langsung dengan penderita atau melalui benda yang telah terkontaminasi jamur, seperti handuk atau sepatu.

Selain itu, kondisi ini umumnya terjadi pada orang yang tidak menjaga kebersihan kaki, jarang mengganti kaos kaki, atau sering berjalan di lantai yang lembap, seperti pemandian umum tanpa menggunakan alas kaki. 

Seberapa umum penyakit ini?

Kutu air merupakan penyakit yang umum terjadi pada siapa saja tanpa memandang jenis kelamin dan usia. Mengutip NIH, sekitar 10% orang di dunia setidaknya pernah mengalami penyakit ini. 

Penyakit ini lebih sering diderita oleh orang dewasa, dan lebih banyak menimpa pria dibandingkan dengan wanita. 

Tanda dan gejala kutu air

kutu air

Tanda dan gejala tinea pedis bisa berbeda-beda antara orang yang satu dan lainnya. Namun, ciri-ciri kutu air yang paling umum di antaranya sebagai berikut.

  • Iritasi seperti gatal, muncul sensasi panas, terbakar, serta menyengat di antara jari-jari kaki.
  • Bagian samping dan telapak kaki juga terasa sangat gatal.
  • Kulit melepuh dan lecet akibat gatal pada kaki.
  • Area kulit kaki yang terkena tampak berwarna kemerahan.
  • Kulit di antara jari kaki terlihat pecah-pecah dan mengelupas.
  • Kulit kering pada area telapak atau sisi samping kaki.
  • Kuku kaki mengalami perubahan warna, serta menjadi lebih tebal dan mudah rapuh.
  • Kuku kaki terluka bahkan terlihat keluar dari tempatnya semula.

Terkadang, cairan juga muncul dari area kulit kaki yang ditumbuhi jamur. Cairan tersebut biasanya menimbulkan rasa gatal, sensasi panas, bahkan mengakibatkan pembengkakan.

Infeksi jamur ini bisa dengan mudah menyebar dari kulit kaki sampai ke jari-jari kaki. Dalam kasus yang cukup jarang, kondisi ini bisa menyebar sampai ke tangan.

Kapan harus periksa ke dokter?

Segera periksakan diri jika Anda mengalami ruam pada kulit, gatal, dan luka di kaki yang tidak kunjung membaik setelah diberi obat.

Apabila Anda mengidap diabetes dan khawatir dengan kemungkinan akan mengalami tinea pedis, jangan tunda untuk memeriksakannya kepada dokter.

Kondisi kesehatan tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan kepada dokter agar mendapatkan penanganan terbaik.

Penyebab kutu air

Namanya memang kutu air, tetapi penyebab penyakit kulit ini bukanlah karena kutu sungguhan, melainkan akibat dari infeksi jamur yang hidup di lapisan terluar kulit.

Ada beberapa jenis jamur yang diketahui menjadi penyebab kutu air, yaitu sebagai berikut.

  • Trichophyton T. rubrum.
  • T. interdigitale.
  • Epidermophyton floccosum.

Ada dua cara utama penularan kutu air yang perlu Anda waspadai.

  • Kontak kulit dengan orang yang terinfeksi, misalnya ketika tangan atau kaki Anda tanpa sengaja bersentuhan langsung dengan luka kurap orang lain.
  • Kontak tidak langsung, misalnya ketika menyentuh atau menggunakan barang pribadi yang telah terkontaminasi dengan jamur, seperti pakaian, kaus kaki, sepatu, dan handuk.

Setelah berpindah ke tubuh lainnya, jamur biasanya tidak tumbuh begitu saja. Jamur baru akan tumbuh subur ketika kaki Anda dalam kondisi basah dan lembap. 

Itulah mengapa tinea pedis kerap dialami oleh orang yang rajin berolahraga, berenang, atau berjalan di tempat yang lembap seperti kamar mandi umum tanpa alas kaki.

Faktor risiko kutu air

Siapa pun sebenarnya punya risiko yang sama untuk mengalami tinea pedis. Namun, Anda akan lebih rentan terkena penyakit ini jika kerap melakukan kebiasaan yang membuat kaki Anda lembap seperti berikut.

  • Berjalan tanpa alas kaki di tempat umum yang berisiko tinggi, misalnya kamar ganti, sauna, kolam renang, dan kamar mandi umum.
  • Bertukar kaus kaki, sepatu, atau handuk dengan orang yang terinfeksi.
  • Sering memakai sepatu dan kaus kaki ketat dan menutupi kuku.
  • Memiliki kaki yang mudah berkeringat.
  • Membiarkan kaki basah atau berkeringat, kemudian langsung menggunakan sepatu atau kaus kaki dalam jangka waktu yang lama.
  • Memiliki cedera ringan pada kulit atau kuku kaki Anda.

Namun, tidak perlu khawatir karena Anda dapat menghindari kemungkinan terserang tinea pedis dengan mengurangi faktor risikonya.

Konsultasikan dengan dokter spesialis kulit untuk mencari tahu informasi lebih lanjut.

Diagnosis kutu air

Diagnosis tinea pedis dapat dilakukan dengan melihat gejala yang dialami oleh pasien. Dokter juga mungkin akan menanyakan riwayat kesehatan dan kebiasaan sehari-hari pasien.

Untuk mendukung diagnosis, dokter akan melakukan prosedur biopsi kulit, yaitu dengan mengambil sampel kulit area yang terinfeksi untuk diuji di laboratorium.

Pengobatan kutu air

obat alami kutu air

Pengobatan athlete’s foot umumnya ditentukan berdasarkan tingkat keparahan. Jika tergolong ringan, obat topikal yang dijual bebas (OTC) sudah bisa membantu menyembuhkan gejala. 

Dokter juga akan memberikan obat antijamur dalam bentuk pil yang bertujuan untuk membunuh jamur sekaligus menghentikan pertumbuhannya.

Berikut beberapa obat kutu air yang biasanya diresepkan oleh dokter

  • Tolnaftate.
  • Terbinafine.
  • Clotrimazole.
  • Econazole.
  • Ciclopirox.
  • Itraconazole.
  • Miconazole.
  • Sulconazole.
  • Ketoconazole.

Penting untuk melakukan pengobatan tinea pedis sampai selesai guna mencegah infeksi datang kembali.

Dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat, kutu air di kaki biasanya dapat sembuh dalam 1 – 8 minggu.

Obat alami kutu air, seperti bawang putih, air garam, hingga larutan minyak pohon teh juga bisa menjadi alternatif.

Perlu Anda ketahui


Obat antijamur oral, seperti fluconazole, itraconazole dan griseofulvine tidak dianjurkan untuk diminum selama kehamilan karena dapat berisiko menyebabkan cacat lahir. 

Perawatan rumahan kutu air

Berikut gaya hidup dan perawatan tinea pedis yang dapat membantu Anda mengatasi kutu air.

  • Hindari menggaruk kulit yang gatal agar tidak bertambah parah atau memicu risiko infeksi.
  • Untuk meredakan gatal, sebaiknya rendam kaki yang gatal menggunakan air dingin. 
  • Selalu cuci tangan dengan sabun ketika Anda menyentuh atau menggaruk kulit yang terinfeksi agar tidak menyebar ke area kulit lainnya. 
  • Rutin cuci kaki menggunakan sabun setidaknya dua kali sehari.
  • Setelah mencuci kaki, keringkan dengan handuk terutama di sela-sela jari yang sering terlewat.
  • Selalu gunakan handuk bersih. Hindari meminjam handuk orang lain, atau meminjamkan handuk Anda kepada orang lain.
  • Rutin mengganti kaus kaki, terutama jika kaki Anda mudah berkeringat dan lembap.

Pencegahan kutu air

Sebelum kutu air benar-benar terjadi, berikut beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah tinea pedis.

  • Jaga kaki agar selalu dalam keadaan kering, terutama setelah mandi, berenang, atau mencuci kaki.
  • Pakailah sepatu atau sandal yang nyaman, usahakan tidak tertutup ketika kaki masih dalam keadaan basah.
  • Rutin mengganti kaus kaki secara teratur, terutama jika Anda mudah berkeringat.
  • Gunakan kaus kaki dengan bahan kain alami  yang dapat menyerap keringat.
  • Angin-anginkan sepatu Anda selama beberapa waktu, sebelum memakainya kembali.
  • Selalu gunakan sandal jepit saat berada di kolam renang dan kamar mandi umum.
  • Hindari bertukar sepatu dengan orang lain karena dapat meningkatkan risiko terkena infeksi jamur.
  • Usahakan untuk memakai sepatu yang ringan dan tidak terlalu ketat. Hindari sepatu dengan bahan sintetis seperti vinil atau karet, karena cenderung lembap dan tidak menyerap keringat.
  •  Mencuci handuk secara rutin dan selalu gunakan handuk yang bersih.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik penyakit Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Athlete’s foot – Diagnosis and treatment. (2020). Mayo Clinic. Retrieved 25 October 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/athletes-foot/diagnosis-treatment/drc-20353847

Publishing, H. (2020). Athlete’s Foot (Tinea Pedis) – Harvard Health. Retrieved 25 October 2023,, from https://www.health.harvard.edu/a_to_z/athletes-foot-tinea-pedis-a-to-z

Hainer, B. L. (2003). Dermatophyte Infections. Retrieved 25 October 2023, from https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2003/0101/p101.html

How to Prevent Athlete’s Foot. (n.d.). American Academy of Dermatology. Retrieved 25 October 2023, from https://www.aad.org/public/diseases/a-z/athletes-foot-prevent

Tinea Pedis. (2022). StatPearls. National Library of Medicine. Retrieved 25 October 2023, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470421/ 

Tinea Pedis (n.d) DermNet. Retrieved 25 October 2023, from https://dermnetnz.org/topics/tinea-pedis 

Athlete’s Foot (for Teens) – Nemours KidsHealth. (2023). Retrieved 25 October 2023, from https://kidshealth.org/en/teens/athletes-foot.html

What Is Athlete’s Foot & How Do You Treat It?(2023). Cleveland Clinic. Retrieved 25 October 2023, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22139-athletes-foot-tinea-pedis 

Patel, M. A., Aliporewala, V. M., & Patel, D. A. (2021). Common Antifungal Drugs in Pregnancy: Risks and Precautions. Journal of Obstetrics and Gynaecology of India, 71(6), 577–582.

 

Versi Terbaru

30/10/2023

Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Moluskum Kontagiosum (Molluscum Contagiosum)

Berbagai Komplikasi yang Mungkin Muncul Akibat Penyakit Dermatitis


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 30/10/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan